Anggota DPR dukung Pertamina gandeng konsorsium asing bangun kilang di Bontang
Merdeka.com - Langkah Pertamina mengajak perusahaan Overseas Oil and Gas LLC (OOG) dan COI dalam sebuah konsorsium pembangunan kilang di Bontang dinilai anggota Komisi VI DPR Nasyirul Falah Amru sebagai jawaban tepat. Falah menegaskan keputusan itu tak lain untuk memenuhi kebutuhan avtur dalam negeri dan solar yang akan di ekspor.
Overseas Oil and Gas LLC (OOG) merupakan perusahaan konsorsium yang kemudian menggandeng perusahaan trading Cosmo Oil International Pte Ltd (COI), yang merupakan trading arm dari Cosmo Energy Group, yakni perusahaan pengolahan minyak asal Jepang.
"Yang lebih menggembirakan lagi adalah langkah konkret pembangunan kilang di Indonesia adalah salah satu upaya kreatif pemerintah. Pertamina tidak mengeluarkan uangnya tapi mengajak perusahaan membentuk konsorsium," ungkap Falah.
"Yang tentunya, sudah melewati pengkajian yang panjang. Dan hal ini tentunya atas arahan menteri ESDM (Menteri Jonan) yang giat melakukan terobosan terobosan baru di bidang energi," kata politikus PDIP itu.
Diberitakan sebelumnya, dalam pengembangan awal proyek untuk pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) Bontang, PT Pertamina (Persero) hanya mendapatkan 10 persen saham.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Gigih Prakoso, menjelaskan hal itu dikarenakan Pertamina tidak berkontribusi pada permodalan.
Nantinya segala pembiayaan akan ditanggung oleh perusahaan minyak asal Oman yakni Overseas Oil and Gas LLC (OOG) yang merupakan mitra Pertamina dalam mengembangkan kilang minyak di kawasan Kalimantan Timur itu.
"Kenapa kita 10 persen di awal? Ini dalam rangka mengurangi risiko. Bukan berarti kita tidak punya funding. Kita punya. Tapi untuk mengurangi risiko terhadap penyiapan project," ungkap Gigih, Selasa (30/1) lalu.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, lima besar realisasi investasi berdasarkan sektor usahanya. Antara lain, Listrik, Gas, dan Air (Rp 24,3 triliun), Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp 22,6 triliun), Industri Makanan (Rp 17,4 triliun). Kemudian Pertambangan (Rp 16,4 triliun), dan Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 14,5 triliun).
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi
Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaPNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus
Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaBUMN Pertamina Turun Tangan Bantu UMKM Berdaya Saing Global, Ini Dilakukan Perusahaan
Sejak 2023, Pertamina bersinergi dengan BRI untuk menyalurkan bantuan pinjaman modal usaha kepada UMK binaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kolaborasi PGN dan Conrad Jadi Tonggak Kembangkan Lapangan Migas di Aceh
Kerja sama akan bernilai penting bagi PGN untuk menjaga ketahanan pasokan gas bumi di berbagai sektor pelanggan.
Baca SelengkapnyaPertamina Fokus Selesaikan Proyek Kilang Baru Terbesar di Indonesia
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat kunjungan ke proyek RDMP Balikpapan.
Baca SelengkapnyaPertamina Dukung Mudik Asyik Bersama BUMN 2024
Pertamina mendukung Kementerian BUMN yang menggelar kegiatan mudik asyik bersama BUMN 2024.
Baca SelengkapnyaKomisi VI DPR RI Apresiasi Kesiapan Pertamina Hadapi Lebaran 2024
Apresiasi tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji.
Baca SelengkapnyaDi Forum CERAWeek, Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda Untuk Penuhi Energi Nasional
Nicke menguraikan alokasi belanja Perusahaan untuk menjawab strategi pertumbuhan ganda tersebut.
Baca SelengkapnyaAda Dugaan Penggelembungan Suara di Bogor, Bawaslu Minta KPU Perbaiki Sesuai C Hasil
Bagja menyebut biasanya dugaan penggelembungan suara terjadi dalam pemilihan anggota legislatif (pileg), termasuk DPRD.
Baca Selengkapnya