Alasan Pertamina harga avtur lebih mahal dari Singapura
Merdeka.com - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Hadung Budya, mengakui bahwa harga avtur di Indonesia lebih mahal dari Singapura. Hal ini terjadi karena beban besar Pertamina dalam menyuplai bahan bakar pesawat tersebut ke berbagai bandara.
"Avtur kita memang lebih mahal dari Changi (Singapura) karena mahal supply charge Indonesia luas engga seperti Singapura," ucap Hanung ketika ditemui di Gedung Pertamina, di Jakarta, Jumat (19/9).
Namun demikian, Hanung mengaku tidak tahu persis berapa perbedaan harga avtur di Singapura dan Indonesia.
"Singapura hanya di Changi. Pertamina dari Sabang sampai ke Merauke sampai ke pedalaman juga. Lebih dari 60 bandara. Sifatnya bandara perintis, costnya tinggi," tegasnya.
Meski harga avtur lebih mahal, Pertamina mengaku tidak mengambil untung banyak. Hal ini terjadi semata-mata karena biaya distribusi yang tinggi.
"Kita dari Miangas sampai ke Rote dan Sabang sampai Merauke. Kita tidak hanya sekedar mencari keuntungan dan ini kita lakukan untuk mendukung memperkuat NKRI," tutupnya.
Sebelumnya, harga avtur di Indonesia disebut lebih mahal 10 persen ketimbang negara tetangga. Ini membuat maskapai penerbangan nasional sulit bersaing di kancah internasional.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional atau INACA Arif Wibowo.
"Mereka (Pertamina) kasih kami harga avtur lebih mahal. Harga avtur kita lebih mahal 10 persen dibanding Malaysia, Singapura dan negara regional lainnya," ucap Arif yang juga Direktur Umum Citilink saat konferensi pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Industri penerbangan domestik semakin terpuruk lantaran impor suku cadang pesawat juga dibebani bea masuk sekitar 5 persen-7 persen. Padahal di negara lain bea masuk impor komponen pesawat sudah nol persen. "Jadi kurang kompetitif lah."
Berdasarkan data yang dipublikasikan Pertamina, harga avtur pada 15-31 Januari 2014 adalah sebesar Rp 11.967 per liter. Sementara pada 1-14 Februari 2014 adalah sebesar Rp 11.548 per liter.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPenemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaHarga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaDi awal tahun baru ini semua BBM Pertamina non subsidi terpantau mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang belum terdata diimbau agar segera mendaftar sebelum melakukan pembelian LPG tabung 3 kg.
Baca SelengkapnyaPertamina berkomitmen memastikan pasokan dan distribusi BBM maupun LPG selama masa Ramadan dan Idulfitri aman dan lancar.
Baca Selengkapnya