AirNav Siap Operasikan Ruang Udara Batam dan Natuna Jika Sudah Diambil dari Singapura
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia tengah berupaya untuk merebut kembali ruang udara Batam dan Natuna yang saat ini masih dikuasai Singapura. Mengingat, sudah 72 tahun wilayah informasi penerbangan kedua wilayah itu dipegang oleh negeri Singa tersebut.
Dalam penerbangan, wilayah informasi penerbangan (flight information region/FIR) adalah wilayah ruang udara tertentu yang menyediakan layanan informasi penerbangan dan layanan peringatan (ALRS). FIR adalah pembagian ruang udara terbesar yang masih digunakan saat ini.
Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto mengatakan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penerbangan, pihaknya turut mendukung upaya pemerintah melalui penyiapan fasilitas navigasi penerbangan. Menurutnya, semua keputusan mengenai pengambilalihan FIR berada di tangan pemerintah, yakni Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Koordinator Kemaritiman.
"Kalau dari kami, kami sudah siap semua. Dari fasilitas, pesonil, navigasi itu sudah siap. Hanya tinggal tunggu diplomasi dari mereka (pemerintah Indonesia, Singapura, dan Malaysia)," kata Novie, Kamis (21/2).
Dia menjelaskan, fasilitas yang telah disiapkan adalah dari telekomunikasi, ADS-B (Automatic Dependent Surveillance Broadcast), serta sumber daya manusia (SDM) yang akan ditugaskan dalam pengoperasian navigasi di Natuna dan Batam.
Manager Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia, Yohanes Sirait menambahkan, secara pendapatan, kedua wilayah tersebut termasuk area sibuk dan melibatkan penerbangan international. "Dari Jakarta mau kemana-mana kan lewat situ. Jakarta ke Singapura atau ke Thailand kan lewat situ. Makanya kita dari AirNav sudah siap," Jelasnya.
Flight Information Region (FIR) Batam dan Natuna sudah dikuasai oleh Singapura sejak tahun 1946. Kuasa Singapura atas wilayah langit Indonesia itu ditetapkan dalam pertemuan International Civil Aviation Organization (ICAO) di Dublin, Irlandia, pada Maret 1946. Saat keputusan itu dibuat, delegasi Indonesia tak hadir. Ketika itu pun Singapura masih dikuasai oleh Inggris.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak Gunung Erupsi Ancam Ganggu Lalu Lintas Penerbangan Saat Nataru, Ini Langkah Airnav
AirNav secara aktif menerbitkan ASHTAM untuk menjaga keselamatan penerbangan.
Baca SelengkapnyaNaik 17 Persen, Airnav Indonesia Layani 1,8 Juta Penerbangan Selama 2023
Selama 2023, penerbangan didominasi oleh penerbangan domestik.
Baca SelengkapnyaTiga Bandara di Indonesia Masuk Daftar Terburuk di Dunia, Begini Respon Pemerintah
Penilaian AirHelp dalam menentukan daftar bandara terburuk dunia mempertimbangkan berbagai faktor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Fakta-Fakta Kecelakaan Pesawat Smart Air di Hutan Belantara Kalimantan
Pesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan sehingga jatuh di kawasan Bukit Narif Krayan Tengah
Baca Selengkapnya5 Fakta Terbaru Banjir Besar Demak, Seorang Lansia dan Balita Jadi Korban Meninggal
Sudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut
Baca Selengkapnya9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia
Air terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!
Baca SelengkapnyaKronologi Pilot dan Kopilot Batik Air Tidur di 36 Ribu Kaki, Pesawat Sempat Keluar Jalur Penerbangan
Akibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca SelengkapnyaKapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat
Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca Selengkapnya