Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengaku optimis bisa mengajar target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar 5 persen di tahun ini. Sementara untuk di 2022 Kepala Negara itu juga menginginkan ekonomi domestik tumbuh 4,8 - 6 persen.

"Presiden meminta agar kita bisa menjaga di level 5 persen, dan di 2022 targetnya adalah 4,8 persen sampai 6 persen. Tentu kita bisa optimis," kata Airlangga dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021, Kamis (4/3).

Optimisme tersebut tercermin dari PMI manufaktur yang sudah berada di atas 50. Kemudian beberapa indeks baik itu terkait dengan Rupiah maupun indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah mencapai precovid level.

"Kalau kita lihat juga neraca perdagangan sepanjang tahun 2020 surplus USD 21,74 miliar, ini tentu meski terjadi penurunan di bidang impor maupun ekspor, namun ini memberikan harapan karena sektor pertanian dan industri sepanjang 2020 sektornya ini tumbuh ekspornya 14 persen dan 2,94 persen," jelas dia.

Kemudian pada yang saat yang sama, pemerintah juga bersyukur karena harga-harga komoditas sedang baik. Di mana komoditas ekspor apakah itu kelapa sawit, batu bara, nikel, seluruhnya berada dalam kontribusi yang baik.

"Dan juga kita lihat negara tujuan ekspor kita masih negara-negara yang selalu menjadi andalan, Tiongkok, AS, Jepang, India dan Malaysia.Tentunya kita melihat ada potensi bahwa ini adalah sektor ekspor di dorong oleh sektor manufaktur," jelas dia.

Selanjutnya dari segi impor, pemerintah juga melihat beberapa golongan yaitu konsumsi bahan baku penolong dan barang modal masih menjadi penting. Meskipun telah terjadi penurunan di bahan baku dan penolong yoy -6,27 persen, barang modal -11,47 persen.

"Tentu yang barang modal dan bahan baku penolong menjadi penting karena ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. impor kita terbesar dari Jepang, China, Singapura, dan AS," jelas dia.