ADB sebut Amerika Serikat ikut khawatir saat Dolar menguat
Merdeka.com - Pelemahan Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dinilai hanya bersifat sementara. Pasalnya, bank sentral Amerika, The Fed juga tengah menahan penguatan Dolar untuk menjaga pertumbuhan.
Deputy Country Director Asian Development Bank (ADB) Indonesia Edimon Ginting meyakini Amerika Serikat pun tidak akan membiarkan posisi Dolar menguat selamanya, terhadap beberapa mata uang negara di dunia.
"Dolar tidak akan menguat selamanya terhadap mata uang dunia," ujarnya di Hotel Intercontinental, Jakarta, Selasa (24/3).
Dia menjelaskan, Amerika juga tengah menjaga kinerja ekspornya yang menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi. Penguatan Dolar yang signifikan akan memperlambat kinerja ekspor ini.
"Dia (pemerintahan AS) pada akhirnya juga akan memikirkan pertumbuhan dari Amerika yang sebagian dari ekspornya. Dia enggak akan biarkan USD menguat selamanya," ungkapnya.
Bagi Indonesia sendiri, lanjutnya, harus segera memperbaiki defisit neraca perdagangan jika ingin menguatkan nilai Rupiah. "Selama Rupiah stabil ditataran fundamental, itu bagus," tuturnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaInvestor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca Selengkapnya