Ada permainan harga di pasar sekunder obligasi
Merdeka.com - Transaksi surat utang (obligasi) di pasar dinilai tidak wajar. Sebab, beberapa transaksi obligasi melebihi harga yang seharusnya diperjualbelikan. "Ada yang tinggi lagi transaksinya, ada yang di harga 30, 80, bahkan 110. Ini yang dibilang tidak wajar. Karena harga obligasi dijual lebih mahal dibandingkan harga seharusnya," ujar Direktur penilaian PT Penilaian Harga Efek Indonesia, Wahyu Treenggono saat edukasi wartawan pasar modal di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/7).
Dia mengatakan ketidakwajaran harga di pasar sekunder akan tetap terjadi jika ada kesepakatan antara kedua belah pihak antara penjual dengan pembeli. "Transaksi ini kan prinsipnya kesepakatan. Bisa terjadi harganya tidak wajar itu karena salah satu pihak tidak memahami berapa harga yang wajar dari sebuah instrumen obligasi yang ditransaksikan," jelasnya.
Wahyu mengakui dampak dari transaksi tidak wajar ini, memberikan kerugian secara material dari salah satu pihak yang melakukan transaksi tersebut serta dampaknya dirasakan pada instrumen investasi lain, seperti reksa dana yang memasukkan obligasi sebagai portofolionya.
"Yang dirugikan karena saat membeli dia membelinya di harga yang lebih tinggi, 12 misalnya. Sementara ketika dijual kembali, ternyata harga pasarnya tidak setinggi itu. Akibatnya, uang yang sudah diinvestasikan tentu akan hilang karena ada selisih antara harga jual dan belinya," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Beras, Harga Kebutuhan Sehari-Hari Ikut Meroket Usai Pemilu
Pasca pemilu ini, kenaikan harga bukan pada beras saja, tetap beberapa kebutuhan sehari-hari lainnya.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini yang Buat Harga Beras Mahal dan Langka di Pasaran
Kenaikan harga beras sekarang telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gara-Gara Harga Beras Mahal, Pedagang Pilih Berhenti Jualan Karena Tak Tega Naikkan Harga
Dia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Terus Melonjak, KPPU Telusuri Dugaan Permainan Kartel
KPPU tengah menelusuri data mengenai persaingan usaha untuk mencari tahu penyebab harga beras meroket.
Baca SelengkapnyaSoal Harga Beras, Jokowi: Jangan Tanya Saya, Lihat Saja Langsung di Lapangan Sudah Turun
Jokowi meminta agar dicek langsung di Pasar Induk bagaimana kondisi harga beras saat ini.
Baca SelengkapnyaDapat Izin dari Pemerintah, Bulog Bebas Impor Beras Sepanjang 2024
Bulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca SelengkapnyaApakah Uang Salah Transfer dari Orang Lain Boleh Digunakan? Ini Jawabannya
Ternyata uang yang salah transfer dari orang lain harus dikembalikan ke pemiliknya karena jika tidak bisa dipidana dan denda Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaBorong Dagangan Penjual yang Sepi Pembeli, Aksi Pria Ini Tuai Pujian
Makanan yang Ia beli juga dibaikan ke orang-orang sekitar secara gratis.
Baca Selengkapnya