Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada Konflik Iran-AS, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi Indonesia?

Ada Konflik Iran-AS, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi Indonesia? Ribuan orang padati arak-arakan jenazah Panglima Garda Revolusi Iran. ©REUTERS/Khalid al-Mousily

Merdeka.com - Ketegangan di Timur Tengah memanas setelah Amerika Serikat (AS) melakukan penyerangan pesawat nirawak (drone) ke Bandara Internasional Baghdad pada Jumat (3/1) lalu. Akibatnya, Iran akan melancarkan balas dendam.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, dikhawatirkan akan berdampak pada perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia.

Tak hanya berdampak jangka pendek, konflik ini juga akan memberikan dampak jangka panjang ke Indonesia. Berikut dampak konflik Iran-AS ke ekonomi Indonesia.

Harga Minyak Dunia Melonjak

Harga minyak naik pada penutupan perdagangan hari Kamis (2/1) waktu setempat setelah data menunjukkan penurunan mingguan yang besar dalam stok minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Dikutip Antara, harga patokan minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik 12 sen menjadi 61,18 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara harga patokan internasional, Minyak mentah brent untuk pengiriman Maret naik 25 sen menjadi ditutup pada 66,25 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

"Potensi peningkatan harga minyak merupakan dampak jangka pendek yang bisa dirasakan Indonesia adapun dampak jangka panjang jika eskalasi Iran dan AS memanas akan menambah ketidakpastian global," kata Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet saat dihubungi merdeka.com, Minggu (5/1).

Dia menyebut, Indonesia merupakan negara net importir minyak, maka sangat berpotensi adanya peningkatan nilai impor minyak. Sehingga, hal ini menjadi tantangan di tengah usaha pemerintah untuk memperkecil defisit pada neraca perdagangan dan juga transaksi berjalan.

Aliran Modal Asing Terganggu

Direktur Riset Centre of Reformon Economics (Core) Piter Abdullah menilai, apabila kedua negara tersebut memanas maka akan menahan laju aliran modal asing masuk ke Indonesia. Kondisi ini kemudian berdampak pada laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kondisi Rupiah.

"Ketegangan ini juga bisa berdampak ke perekonomian melalui jalur perdagangan misalnya dengan kenaikan harga minyak," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Minggu (5/1).

Dia berharap, kedua pihak bisa menahan diri dan menyelesaikan dengan jalur damai. Jangan sampai ketegangan AS dan Iran merusak sentimen positif yang terbangun pasca kesepakatan perang dagang AS dan China.

"Tentunya kita berharap kedua pihak bisa menahan diri. Kalau itu ya g terjadi pasar keuangan global akan aman demikian juga dengan IHSG dan rupiah," tandas dia.

Investor Bermain Aman

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, dengan adanya konflik ini, investor akan takut untuk berinvestasi ke pasar negara berkembang. Sehingga, ada kecenderungan untuk bermain aman.

"Misalnya dengan membeli dolar atau emas. Harga emas dunia telah naik 2,19 persen dibandingkan tahun lalu dan Dollar index menguat tipis 0,51 persen dalam sepekan terakhir," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (5/1).

Dia menjelaskan, dengan adanya dampak ke volatilitas, maka IHSG dikhawatirkan akan terkoreksi jika kondisi makin memanas.

Selain itu, harga emas dunia yang naik juga akan berpengaruh naiknya harga emas di Indonesia. Tak hanya itu, nilai tukar Rupiah juga bisa melemah dengan adanya konflik tersebut.

Saran untuk Pemerintah

Untuk mengantisipasi dampak dari konflik tersebut, Bhima menyarankan pemerintah untuk memastikan daya beli masyarakat terjaga dengan mendorong stimulus fiskal, khususnya kepada masyarakat masyarakat rentan miskin dan miskin.

Selain itu, pemerintah didorong untuk melakukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2020 agar asumsi makro, khususnya harga minyak disesuaikan dan alokasi subsidi BBM listrik dan LPG 3 kilogram (kg) bisa ditambah.

"Mendorong korporasi yang meminjam utang dengan valas (valuta asing) agar melakukan lindung nilai atau hedging. Antisipasi pelemahan kurs Rupiah," tandasnya.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China

Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China

Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100

Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100

Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya