Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada Corona, Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Maret Turun Menjadi USD 740 Juta

Ada Corona, Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Maret Turun Menjadi USD 740 Juta Kepala BPS Suhariyanto. ©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2020 mengalami surplus sebesar USD 740 juta. Surplus ini lebih rendah dibandingkan periode bulan sebelumnya Februari yang tercatat sebesar USD 2,34 miliar.

Kepala BPS, Suhariyanto, menyatakan surplus ini terjadi dikarenakan posisi ekspor Indonesia pada Februari 2020 alami kenaikan. Sementara, kenaikan impor juga terjadi namun tidak begitu besar di Maret 2020.

Nilai ekspor pada Maret 2020 tercatat sebesar USD 14,09 miliar atau naik 0,23 persen dari bulan sebelumnya. Sedangkan, impor tercatat sebesar USD 13,35 miliar atau naik 15,60 persen dari Februari 2020.

"Selama Maret 2020 kita masih alami surplus USD 740 juta. Ini berita menggembirakan di tengah situasi seperti ini. Kita akan lihat kondisi bulan selanjutnya di April," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Pusat BPS, Jakarta, Rabu (15/4).

Jika dirinci surplus neraca perdagangan Indonesia menurut negara, Amerika Serikat menjadi terbesar yakni mencapai USD 3,0 miliar. Posisi ini meningkat dari periode sama tahun sebelumnya yakni hanya USD 2,2 miliar. Surplus lainnya terjadi di negara-negara tujuan lain seperti India dan Belanda masing-masing USD 1,9 miliar dan USD 535 juta.

Sementara itu, defisit terbesar neraca perdagangan Indonesia terjadi di China yakni minus USD 2,9 miliar. Namun, posisi ini masih cukup baik dibandingkan periode sama tahun lalu tercatat defisit sebesar USD 5,1 miliar.

Defisit lain juga terjadi di negara ekspor tujuan lain seperti Australia dan Thailand yang masing-masing alami defisit sebesar minus USD 562 juta dan minus USD 892 juta.

Inflasi Hingga Neraca Perdagangan Disebut Masih Terjaga Meski Ada Corona

Perekonomian global tengah merosot akibat pandemi virus corona, tak terkecuali Indonesia. Meski demikian, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, masih ada sejumlah indikator ekonomi dan keuangan lain masih relatif terjaga selama virus corona.

"Sejumlah indikator ekonomi dan keuangan lain masih relatif terjaga. Inflasi pada Maret 2020 tercatat rendah, yaitu 0,10 persen secara bulanan atau 2,96 persen secara tahunan," kata Perry dalam rapat virtual dengan komisi XI DPR, Senin (6/4).

Kemudian, neraca perdagangan dalam bulan Februari 2020 juga mencatat surplus USD 2,3 miliar, didorong ekspor batu bara, CPO, dan beberapa produk manufaktur.

"Kondisi perbankan juga relatif baik pada Februari 2020, dengan rasio kecukupan modal (CAR) sekitar 22,4 persen dan kondisi likuiditas yang lebih dari cukup dengan rasio Alat Likuid per Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi sekitar 22,8 persen," lanjut dia.

Sementara itu, menurut Perry, fungsi intermediasi masih belum berjalan kuat, tercermin dari rendahnya pertumbuhan DPK yang sekitar 7,7 persen maupun penyaluran kredit yang sebesar 5,9 persen, sejalan dengan melambatnya kegiatan ekonomi.

Kemudian, sistem pembayaran baik tunai maupun non-tunai masih berjalan lancar. "Pertumbuhan Uang Elektronik (UE) cukup tinggi, menunjukkan preferensi masyarakat ke ekonomi dan keuangan digital. Pemenuhan kebutuhan uang tunai masyarakat juga berjalan lancar," kata Perry.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar

Baca Selengkapnya
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan

Indonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan

Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Total Utang Semua Negara di Dunia Capai Rekor Tertinggi, Nilainya Tembus Rp4 Juta Triliun

Total Utang Semua Negara di Dunia Capai Rekor Tertinggi, Nilainya Tembus Rp4 Juta Triliun

Sekitar 55 persen dari kenaikan ini berasal dari negara-negara maju, terutama didorong oleh AS, Prancis, dan Jerman.

Baca Selengkapnya
Jumlah Pemudik Diprediksi Melonjak Jadi 193 Juta Orang, Ini Hal Penting Harus Disiapkan

Jumlah Pemudik Diprediksi Melonjak Jadi 193 Juta Orang, Ini Hal Penting Harus Disiapkan

Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-2 Lebaran atau 8 April 2024, dengan porsi 13,74 persen atau setara 26,6 juta pergerakan.

Baca Selengkapnya