Merdeka.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai mencatat ada 9 kasus penyelundupan minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari tahun 2011 dan 2012.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono mengatakan pada tahun 2011 Bea Cukai menemukan 3 kasus yang terdiri dari 2 kasus penindakan dilakukan Bea Cukai Riau dan 1 kasus Bea Cukai Kalimantan Barat. Sedangkan pada tahun 2012 mencatat ada 6 kasus penindakan dua kasus di Kalimantan Timur dan 4 kasus ditindak di kepulauan Riau.

"Pada 12 september 2012, MT hornet dari Malaysia, pemuatan minyak MFO dari satu kapal tanker. MT VOSCO dengan menggunakan selang," kata Agung dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Senin (15/10).

Agung menceritakan pada tanggal 8 September 2012, terjadi penyelundupan 700 metrik ton solar, yang dilakukan oleh kapal MT Admiralty Dasri dari Malaysia dengan kapal SB siga-siga dari Batam. Kapal dari Malaysia itu membawa muatan high speed diesel atau solar dengan modus pengangkutan tanpa dokumen.

Selanjutnya, MT Sakhti tanpa menggunakan izin, mengangkut 700 metrik ton minyak mentah. Kapal itu berlayar dari Malaysia membawa muatan menuju Jamaja, Natuna mengangkut dari kapal tanker tidak dikenal. Selain itu, 19 September 2012, MT Martah Global mengangkut 35.500 kiloliter minyak mentah dari Dumai Riau. "Ini sudah merugikan negara dan sudah kami tindak," pungkasnya.

Sebelumnya, Pertamina mengaku rugi USD 37 juta dengan kejadian pencurian minyak sejak 2010 lalu. Pencurian tersebut terjadi di beberapa lapangan operasi Pertamina di Indonesia.