Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Kontroversi Dwi Soetjipto jadi bos baru Pertamina

5 Kontroversi Dwi Soetjipto jadi bos baru Pertamina Pertamina. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri BUMN, Rini Soemarno secara resmi telah mengangkat Dwi Soetjipto menjadi direktur utama PT Pertamina menggantikan Karen Agustiawan yang telah mengundurkan diri sejak 1 Oktober 2014 silam. Sebelum diangkat, Dwi merupakan orang kebanggaan Dahlan Iskan yang dipercaya mengomandoi PT Semen Indonesia.

Dwi Soetjipto dalam membangun industri semen nasional telah mengantarkan Indonesia sebagai produsen semen terbesar di kawasan Asia Tenggara, dan saat ini PT. Semen Indonesia sudah menjadi pemain global untuk industri semen dan memiliki pabrik sendiri di luar negeri, dengan mengakuisisi sebuah perusahaan semen Thang Long Cement di Vietnam.

Meski telah berhasil memimpin Semen Indonesia, Dwi dinilai tetap tidak pantas mengomandoi BUMN sekelas Pertamina. Berbagai tudingan menyerang Dwi, salah satunya dari Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (SPKP). Ketua Umum SPKP Binsar Effendi Hutabarat, mengatakan pihaknya akan bereaksi menolak Dwi yang diangkat jadi bos baru Pertamina.

"Pilihan Bapak Presiden Jokowi untuk Dirut Pertamina bernama Bapak Dwi Soetjipto, yang Dirut Semen Indonesia. Dengan tegas, kami dari SPKP akan menolak total, bila perlu turun demo sebagai bentuk atas penolakan tersebut. Biar sudah pada tua, demi Pertamina, untuk aksi unjuk rasa menolak Pak Soetjipto jadi Dirut Pertamina masih punya semangat," ucap Binsar yang merupakan pensiunan Pertamina yang akan memasuki usia 67 tahun dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (28/11).

Penolakan Dwi menjadi bos Pertamina bukan tanpa alasan. Binsar setidaknya mempunyai 5 alasan kontroversial Dwo Soetjipto jadi bos anyar Pertamina.

Latar belakang Dwi tak cocok di BUMN migas

Ketua Umum SPKP Binsar Effendi Hutabarat menyebut latar belakang pendidikan Dwi tidak cocok menjadi pemimpin Pertamina. Soetjipto meraih gelar Doktor Bidang Ekonomi dari UI, Magister Manajemen dari Universitas Andalas, dan Sarjana Teknik Kimia dari ITS. Selain itu, Dwi juga berlatar belakang Akuntan seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, dan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi."Akan menjadi berantakan untuk Pertamina bisa mencapai target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2014 dalam koordinasi, sinergi dan kolaborasi antar anak perusahaan yang menekankan agar seluruh anak perusahaan bisa membiasakan diri untuk bekerja secara teamwork, dan memiliki semangat yang tinggi dalam mencapai target yang telah ditetapkan," tegas BinsarLatar belakang Dwi Soetjipto sebelumnya yaitu bergabung dengan Semen Padang pada 1981 dan menjabat Kepala Departemen Litbang Semen Padang (1990-1995), Direktur Litbang Semen Padang (1995-2003), dan Direktur Utama Semen Padang (2003-2005). Soetjipto juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Igasar (1998-2003). Koordinator Bidang Diklat dari Institut Semen dan Beton Indonesia (2000-sekarang), dan Dirut Semen Indonesia sejak 2013 sampai 2015.

Tinggal tunggu waktu kehancuran Pertamina

Dipilihnya Dwi Soetjipto menjadi bos baru Pertamina dinilai hanya akan menjadi bom waktu kehancuran. Disaat Pertamina mematok target tinggi dalam produksi, Dwi yang tidak kompoten justru diangkat. Menurut Ketua Umum SPKP Binsar Effendi Hutabarat, RKAP 2014 yang ditargetkan Pertamina adalah 491 MBOEPD, di mana untuk minyak sebesar 221 MBOPD dan gas 1.568 MMSCFD, setelah realisasi pencapaian produksi migas Pertamina 2013 se­besar 460,6 MBOEPD, tentu sangat membutuhkan kerja keras. "Tidak bisa perusahaan BUMN sekaliber Pertamina yang bertekad meraih Asian Energy Champion tahun 2025 dan meningkatkan peringkat ke dalam 50 besar dalam Global Fortune, dipimpin oleh bukan ahlinya, dipimpin yang tidak kompeten dari sisi disiplin ilmunya. Maka akan tinggal menunggu kehancuran, atau akan tabrak sana sini karena bukan bidangnya," tegas Binsar.

Mengurus semen tak sama dengan mengurus minyak

Ketua Umum SPKP Binsar Effendi Hutabarat tidak menapik keberhasilan Dwo Soetjipto dalam membangun industri semen nasional dan mengantarkan Indonesia sebagai produsen semen terbesar di kawasan Asia Tenggara. PT. Semen Indonesia sudah menjadi pemain global untuk industri semen dan memiliki pabrik sendiri di luar negeri, dengan mengakuisisi sebuah perusahaan semen Thang Long Cement di Vietnam. Namun demikian, keberhasilan Dwi ini tidak bisa dijadikan referensi untuk mengurus Pertamina. Mengurus semen itu sangatlah beda dengan mengurus migas yang mengemban amanat konstitusi negara, yakni Pasal 33 UUD 1945. "Di Pertamina meskipun sudah menjadi perseroan tapi bangunan tugasnya sebagai agent of development, security of supply dan barrier to entry yang diamanatkan Pasal 33 UUD 1945 itu masih melekat untuk mengejar pendapatan negara, kemakmuran rakyat dan ketahanan nasional," tegasnya.

Banyak kepentingan pengangkatan Dwi Soetjipto

Ketua Umum SPKP Binsar Effendi Hutabarat menuding adanya kepentingan lain dalam pengangkatan Dwi Soetjipto jadi direktur utama PT Pertamina. Menurutnya, pemilihan Dwi ini hanya mementingkan segelintir orang tanpa memikirkan aspirasi rakyat banyak, terutama dari pensiunan Pertamina. "Menteri BUMN Rini Soemarno yang memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina memaksakan dibalik kepentingannya dengan mengajukan nama Soetjipto dan Presiden Jokowi yang Ketua Tim Penilai Akhir (TPA) kemudian menyetujui untuk Soetjipto menjadi Dirut Pertamina dengan mengesampingkan aspirasi masyarakat, terutama dari yang datang dari pensiunan Pertamina."

Dwi sebelumnya sudah diminta mundur dari dirut Semen Indonesia

Ketua Umum SPKP Binsar Effendi Hutabarat menyebut keberadaan Dwi Soetjipto di Semen Indonesia juga menimbulkan kontroversial. Baru baru ini ratusan karyawan Semen Indonesia melakukan aksi demo di kantor pusat perusahaan di Gresik, Jawa Timur, yang menuntut Soetjipto mundur dari jabatannya. Ketua Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI) Aditya Sugeng membacakan tuntutan Soetjipto mundur. Selain itu, karyawan juga menuntut selamatkan aset bangsa dan saatnya revolusi mental di Semen Indonesia, serta selamatkan keberlangsungan operasional Pabrik Tuban."Bahkan karyawannya sendiri menolak segala macam acara gebyar-gebyar tahun baru, celebration nite dan sejenisnya, termasuk menolak segala macam bentuk pencitraan untuk kepentingan pribadinya. Apa yang model begini yang akan dipilih menjadi Dirut Pertamina?, tutupnya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BUMN Soal Pengganti Ahok di Pertamina: Belum Dipikirin

BUMN Soal Pengganti Ahok di Pertamina: Belum Dipikirin

Ahok sudah mengundurkan diri dari posisi Komisaris Utama PT Pertamina per tanggal 2 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Wamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi

Wamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi

Wamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.

Baca Selengkapnya
PDIP Tepis Isu Ahok jadi Kuda Putih: Justru Mengejutkan Pak Jokowi

PDIP Tepis Isu Ahok jadi Kuda Putih: Justru Mengejutkan Pak Jokowi

Ahok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ahok Mundur dari Komisaris Utama Pertamina

Ahok Mundur dari Komisaris Utama Pertamina

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.

Baca Selengkapnya
Perjalanan Hidup Prabowo Subianto Hingga Menang Pilpres 2024 Versi Quick Count

Perjalanan Hidup Prabowo Subianto Hingga Menang Pilpres 2024 Versi Quick Count

Prabowo Subianto lahir pada 17 Oktober 1951. Dia merupakan anak dari pakar Ekonomi Indonesia pada zaman Soekarno dan Soeharto.

Baca Selengkapnya
Kontroversi PSI dari Sebelum Hingga Setelah Pemilu yang Jadi Sorotan Publik

Kontroversi PSI dari Sebelum Hingga Setelah Pemilu yang Jadi Sorotan Publik

PSI pernah menjadi sorotan terkait dana kampanye. Sorotan kembali diterima PSI usai Pemilu 2024 kemarin.

Baca Selengkapnya
Ahok Mundur dari Komut Pertamina, Hasto PDIP: Spirit Kedepankan Etika

Ahok Mundur dari Komut Pertamina, Hasto PDIP: Spirit Kedepankan Etika

Hasto menyebut, mundurnya Ahok dari komisaris utama Pertamina merupakan gerakan etika.

Baca Selengkapnya
Pertamina Salurkan Rp141 Miliar untuk 5.116 UMKM, Paling Banyak di Jawa Tengah

Pertamina Salurkan Rp141 Miliar untuk 5.116 UMKM, Paling Banyak di Jawa Tengah

Penyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar.

Baca Selengkapnya
Reaksi Keras Megawati Terkait Kasus Aiman: Enak Saja Anak Orang Dipanggil-panggil

Reaksi Keras Megawati Terkait Kasus Aiman: Enak Saja Anak Orang Dipanggil-panggil

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersuara keras terkait kasus dugaan berita bohong yang menjerat Aiman Witjaksono.

Baca Selengkapnya