Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Keraguan atas kemampuan Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina

5 Keraguan atas kemampuan Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina Pertamina. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Sosok pengganti Karen Agustiawan di kursi orang nomor satu di PT Pertamina (Persero) akhirnya terungkap akhir pekan lalu. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengumumkan Dwi Soetjipto sebagai nahkoda baru perusahaan migas negara.

"Dengan RUPS PT Pertamina telah diputuskan pemberhentian direksi Pertamina, pengangkatan Dwi Soetjipto jadi Direktur Utama Pertamina tahun 2014-2019," ucap Rini dalam konferensi pers di Kantornya, akhir pekan lalu.

Dwi adalah mantan direktur utama Semen Indonesia. Dalam industri semen nasional, Dwi diakui telah mengantarkan Indonesia sebagai produsen semen terbesar di kawasan Asia Tenggara. Presiden Joko Widodo menuturkan alasan penunjukan Dwi.

"Rankingnya paling tinggi saat tes karena dites semuanya, baik kemampuan global, kemampuan manajemen, kompetensi, dan lain lain semuanya," ujar Jokowi di Istana Bogor.

Dwi menegaskan sikapnya menuruti perintah Presiden Joko Widodo. Khususnya agar Pertamina berkontribusi dalam upaya kemandirian ekonomi nasional. Dirinya juga sesumbar bakal meningkatkan efisiensi produktivitas, dalam bisnis, produktivitas dalam kilang pengeboran. Maka itu, Dwi berharap bisa meningkatkan kinerja perusahaan minyak pelat merah tersebut.

Di tengah berbagai masalah, dirinya berjanji bakal membawa Pertamina ke kancah internasional. "Kita tak bisa hindari apa yang punya daya saing itu dia memenangkan jangka panjang, kuncinya efisiensi dan produktivitas," ungkapnya.

Dia menambahkan, Pertamina di bawah komandonya bakal lebih transparan dalam proses bisnis. Selain itu, dalam pengelolaan energi juga akan dilakukan penerapan serupa.

Terpilihnya sosok Dwi menjadi polemik. Ada yang menilai pemilihan Dwi terkesan dipaksakan. Beberapa di antaranya meragukan kemampuan Dwi menahkodai Pertamina. Merdeka.com mencatatnya, berikut paparannya.

Minim pengalaman, celah mafia migas

 Direktur Indonesia Public Institute Karyono Wibowo mencurigai terpilihnya Dwi Soetjipto sebagai direktur utama PT Pertamina bisa menjadi pintu masuk mafia migas. Ini lantaran Dwi, lama memimpin PT Semen Indonesia, tak punya pengalaman di dunia migas.

"Bisa saja ini dibuat celah untuk menjebak memberi masukan yang negatif. Ketidaktahuan Dwi kemudian memasukkan usulan merugikan negara bisa disetujui," ucap Karyono, Jakarta, Minggu (30/11).

Menurut Karyono, pemimpin Pertamina harusnya orang memiliki kemampuan, pemahaman, dan pengalaman migas. Karyono pesimistis Dwi mampu membuat Pertamina lebih baik.

"Tentu seorang pemimpin perusahaan Pertamina harusnya memahami sektor hulu dan hilir. Mengambil keputusan tepat. Susah kalau tidak tahu dan tidak memahami sektor migas," tegasnya.

Tak akan mampu kelola utang

Direktur Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Khadafi meragukan Dwi Soetjipto mampu memimpin PT Pertamina. Mengingat, BUMN energi itu memiliki tantangan jauh lebih besar ketimbang PT Semen Indonesia, perusahaan semen pelat merah dipimpin Dwi sebelumnya.

Menurut Uchok, utang Pertamina pada tahun lalu mencapai Rp 288,4 triliun. Sedangkan utang Semen Indonesia hanya Rp 8,9 triliun.

"Dwi tidak akan mampu, utang Pertamina saja jauh lebih besar dan dia di situ tidak akan mampu mengelola ini. Karena utangnya berbeda dengan Semen Indonesia," ucap Uchok, di Jakarta, Minggu (30/11).

Pertamina sulit jadi pemain global

Direktur Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Khadafi meragukan kemampuan Dwi Soetjipto mengantar Pertamina jadi pemain global.

Uchok pesimistis Pertama di bawah kepemimpinan Dwi sulit menjadi pemain global dan mengalahkan Petronas, Malaysia.

"Sekarang saja laba bersih cuma Rp 26,6 triliun atau USD 2,9 juta. Petronas dia sudah mencapai USD 20 miliar."

Bukan profesional di sektor migas

Ketua BUMN Watch, Naldi Haroen Nazarudin menyebut terpilihnya Dwi terbilang penuh keterpaksaan. Dalam keterangan persnya, dia menjelaskan bahwa bos Pertamina tersebut bakal lambat memajukan perusahaannya.

Pihaknya juga merasa pemilihan Dwi sebagai bos Pertamina adalah pilihan yang salah. "Dia harus belajar dulu, ini kan pilihan yang tidak tepat. Dwi merupakan bekas orang semen dan terkesan ada paksaan menjadi Dirut Pertamina," terang Naldi.

Jadi alat kepentingan politik

Koalisi Masyarakat Sipil Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, menilai Kementerian BUMN kurang transparan dalam proses dan kriteria seleksi dalam menetapkan Direktur Utama dan anggota Direksi Pertamina lainnya.

Ketua Badan Pengawas PWYP Indonesia, Fabby Tumiwa menyatakan walaupun Dwi Soetjipto memiliki rekam jejak yang mumpuni dan berhasil sebagai Direktur Semen Indonesia, dia dinilai belum memiliki pengalaman yang teruji di sektor minyak bumi dan gas (migas) yang sangat kompetitif, padat modal dan penuh tekanan politik. PWYP Indonesia khawatir direksi Pertamina nantinya hanya akan melakukan reformasi secara semu dan menjadi alat kepentingan dari kepentingan-kepentingan politik. 

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Segini Kekayaan Titiek Soeharto, Mantan Istri Prabowo yang Kerap Muncul dan Disorot Lima Tahun Sekali

Segini Kekayaan Titiek Soeharto, Mantan Istri Prabowo yang Kerap Muncul dan Disorot Lima Tahun Sekali

Dalam LHKPN, Titiek Soeharto tercatat tidak memiliki utang.

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Terima 149 Aduan Terkait THR, Paling Banyak dari Perusahaan di Jakarta Selatan

Pemprov DKI Terima 149 Aduan Terkait THR, Paling Banyak dari Perusahaan di Jakarta Selatan

Pemprov DKI Jakarta menerima 149 aduan terkait pembayaran THR di perusahaan swasta.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024

Ternyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024

Tak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dahnil Anzar: Pertemuan Megawati dan Prabowo Tinggal Masalah Waktu Saja

Dahnil Anzar: Pertemuan Megawati dan Prabowo Tinggal Masalah Waktu Saja

Dahnil mengatakan, pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto akan segera terlaksana.

Baca Selengkapnya
Gerindra Pertimbangkan Pentolan Dewa 19 Ahmad Dhani Maju Pilwakot Surabaya

Gerindra Pertimbangkan Pentolan Dewa 19 Ahmad Dhani Maju Pilwakot Surabaya

Ahmad Dhani masih fokus pada pencalonannya di Dapil Jatim I DPR RI.

Baca Selengkapnya
Datangi Prajurit di Perbatasan, Kasad Beri Pesan Mendalam 'Fokus, Ingat Ada Anak Istri Menunggu'

Datangi Prajurit di Perbatasan, Kasad Beri Pesan Mendalam 'Fokus, Ingat Ada Anak Istri Menunggu'

Isinya seputar profesionalisme, fokus, hingga keluarga.

Baca Selengkapnya
Megawati Ultah ke 77, Sekjen PDIP: Sikap Beliau Tolak Presiden 3 Periode Bawa Konsekuensi di Pemilu 2024

Megawati Ultah ke 77, Sekjen PDIP: Sikap Beliau Tolak Presiden 3 Periode Bawa Konsekuensi di Pemilu 2024

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, perayaan ulang tahun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ke-77 akan dirayakan secara sederhana

Baca Selengkapnya
Mengintip Persiapan Pencoblosan Pemilu di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

Mengintip Persiapan Pencoblosan Pemilu di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

Penduduk di Perbatasan Skouw RI-PNG ada suku dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Reaksi Keras Megawati Terkait Kasus Aiman: Enak Saja Anak Orang Dipanggil-panggil

Reaksi Keras Megawati Terkait Kasus Aiman: Enak Saja Anak Orang Dipanggil-panggil

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersuara keras terkait kasus dugaan berita bohong yang menjerat Aiman Witjaksono.

Baca Selengkapnya