Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Alibi sulitnya hilangkan premium dari Indonesia

5 Alibi sulitnya hilangkan premium dari Indonesia alphard isi premium. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Rekomendasi Tim Reformasi Tata kelola Migas, Faisal Basri untuk menghapus keberadaan BBM subsidi jenis Premium di Indonesia menimbulkan polemik baru. Padahal, rencana penghapusan premium dimaksudkan untuk menekan keberadaan mafia migas karena impor minyak mentah RON 88 untuk Premium disebut tidak transparan.

Rekomendasi Faisal Basri Cs ini sebenarnya bukan tanpa alasan. Faisal menyebut impor minyak mentah jenis RON 88 alias Premium yang dilakukan Indonesia bisa membuka peluang kartel. Pasalnya, Indonesia merupakan negara satu-satunya di dunia pembeli BBM jenis tersebut di dunia.

"Ini membuka peluang terjadi kartel penjual, karena mereka punya kepentingan menghasilkan RON 88 hanya untuk Indonesia. Di dunia, bahkan di Asia Tenggara saja, hanya Indonesia yang masih pakai RON 88. Meski yang kita impor sekarang adalah RON 88, tidak menutup kemungkinan yang dikirim adalah RON 92 yang harganya lebih murah. Tapi dijual ke kita lebih mahal," paparnya.

Bukan itu saja, penghitungan impor bahan baku Premium dinilai juga sudah kadaluarsa. Harga Indeks Pasar (HIP) yang digunakan dalam menghitung harga patokan Premium didasarkan pada acuan yang bias. Bukan hanya itu, faktor pengali untuk mendapatkan HIP bensin Premium juga dihitung berdasarkan penetapan pada 2007 yang tidak menggambarkan kondisi saat ini.

"Ini menggambarkan variabel di sini tidak riil karena bukan berdasarkan pembentukan harga di pasar. Semua berdasarkan asumsi yang sudah kadaluarsa," kata Faisal.

Namun, rekomendasi Faisal untuk menghapus Premium di Indonesia terancam batal. Beberapa pihak termasuk pemerintah memberikan alasan sulitnya menghapus Premium. Merdeka.com mencoba merangkum 5 alasan pemerintah sulitnya menghapus Premium:

Penghapusan Premium akan hancurkan Pertamina

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KPSMI) Faisal Yusra meminta pemerintah untuk mengkaji ulang rencana kebijakan penghapusan Premium di Indonesia. Pasalnya, penghapusan BBM RON 88 berpotensi menghancurkan bisnis PT Pertamina (Persero)"Penghapusan Premium RON 88 jika dilakukan tanpa bertahap, sangat berpontensi menghancurkan bisnis BBM Pertamina," ujar Faisal saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (22/12).Dia menegaskan saat rekomendasi tetap berjalan maka pemerintah akan lebih banyak melakukan impor RON 92. Kondisi tersebut, akan membuat beban biaya perusahaan kian bertambah. Belum lagi biaya untuk upgrade kilang pengolahan BBM oktan tinggi."Jika Premium RON 88 dihilangkan, maka product valuable kilang Pertamina jadi jeblok, hancur," kata dia.

Untungkan asing

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KPSMI) Faisal Yusra mengaku tidak setuju dengan rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas untuk menghapus BBM subsidi jenis Premium di Indonesia. Menurutnya, kebijakan ini hanya akan menguntungkan pengusaha asing.Faisal mencurigai asing akan ikut bermain dalam bisnis hilir BBM nasional. Pasalnya, pesaing Pertamina yang ada saat ini hanya memilih atau mau jualan BBM hanya di kota-kota besar saja. Sedangkan Pertamina akan kalah karena harus mengeluarkan biaya lebih untuk distribusi ke daerah pelosok."Asing dan swasta nasional lebih memikirkan untung dan nyaris tidak bersedia berkorban buat kepentingan masyarakat dengan jualan BBM di pelosok-pelosok terpencil di tanah air," pungkas dia.

Pertamax akan jebol

Faisal Basri dalam rekomendasinya menginginkan pemerintah memberi subsidi pada Pertamax dan menghapus Premium secara menyeluruh. Mekanisme subsidi yang diberikan adalah subsidi tetap, semisal Rp 500 per liter.Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KPSMI) Faisal Yusra mengatakan kebijakan ini hanya akan kembali membuat pemerintah pusing. Pasalnya, konsumsi Pertamax subsidi akan jebol karena semua kendaraan akan menggunakan bahan bakar jenis ini.Jika bahan bakar RON 92 ditetapkan sebagai BBM bersubsidi, maka bisa dipastikan orang-orang kaya akan gunakan premium RON 92 subsidi. Begitu juga dengan sepeda motor yang selama ini banyak gunakan Pertamax biasa RON 92 non subsidi, maka BBM RON 92 bersubsidi akan kembali jebolkan subsidi pemerintah, ujarnya."Dengan BBM RON 92 bersubsidi pasti pemerintah akan kembali pusing karena akhirnya kembali BBM bersubsidi tidak tepat sasaran," katanya.

Pemerintah belum siap hapus premium

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menyebut pemerintah belum siap menghapus premium atau BBM subsidi research oktane number (RON) 88. Sebab, hanya Kilang Balongan yang mampu memproduksi BBM oktan lebih tinggi, yaitu 92. Itupun dengan jumlah sedikit, hanya 200 ribu barel per hari."Itu tidak lepas dari kondisi kilang kita karena sudah tua maka produksinya kualitas rendah," ujar dia di kantornya, Jakarta, Senin (22/12).Sofyan berkilah selama ini Pertamina lebih banyak mengimpor BBM oktan 92. Itu sebagai bahan campuran nafta agar bisa menjadi BBM oktan 88. Adapun nafta adalah bahan dengan oktan lebih rendah, 70-80. Kilang Pertamina mampu memproduksi dalam jumlah besar, 3,5 juta barel per bulan."Ini harus segera diperbaiki tapi waktu. Sehingga dengan demikian, apabila kita bisa perbaiki ini maka produksi keluaran Pertamina itu akan lebih tinggi RON-nya," kata Sofyan.

Wapres JK sebut butuh kajian mendalam

Wakil Presiden, Jusuf Kalla belum memutuskan apakah kebijakan penghapusan Premium akan diimplementasikan atau tidak. Menurutnya. usulan dari tim Faisal Basri Cs ini harus dikaji secara mendalam sehingga tidak serta merta langsung dijalankan.

"Masih dipelajari, bagaimana implementasinya. Belum, kan baru kemarin diusulkan oleh tim reformasi (tim reformasi tata kelola migas). Bagaimana bisa dilaksanakan segera?," kata JK di kantornya, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/12).

Dalam pandangan JK sapaan akrabnya, usulan tim yang dikomandoi Faisal Basri cukup baik. Sebab, pasokan sudah semakin sulit, dari sisi kualitas pun dinilai tidak baik."Ya tentu suatu usul yang baik. Memang sejak dulu sebenarnya itu usulan karena di samping soal suplai dan kualitas untuk kendaraan, karena sulfurnya kurang kan," jelasnya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Hilangkan Lendir dan Bau Amis Belut Tanpa Jeruk Nipis, Hanya dengan 1 Bahan Dapur

Cara Hilangkan Lendir dan Bau Amis Belut Tanpa Jeruk Nipis, Hanya dengan 1 Bahan Dapur

Lendir dan bau amis belut pada belut sering kali sulit untuk dihilangkan. Yuk simak caranya!

Baca Selengkapnya
Cara Menumbuhkan Alis dengan Cepat, Alami, dan Aman

Cara Menumbuhkan Alis dengan Cepat, Alami, dan Aman

Cara menumbuhkan alis dengan mudah, cepat, dan tanpa kerusakan.

Baca Selengkapnya
Warga Jarang Mau Beli Beras SPHP, Mendag Zulhas: Padahal Rasanya Enak dan Bagus

Warga Jarang Mau Beli Beras SPHP, Mendag Zulhas: Padahal Rasanya Enak dan Bagus

Stok beras premium masih terbatas karena belum masuk waktu panen sehingga harganya lebih tinggi dari biasanya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?

Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?

Beras SPHP merupakan beras yang dikelola pemerintah dengan harga ekonomis namun kualitas premium.

Baca Selengkapnya
7 Warna Petir dari yang Umum Hingga Paling Langka, Ternyata Ada Maknanya

7 Warna Petir dari yang Umum Hingga Paling Langka, Ternyata Ada Maknanya

Tanpa banyak disadari orang, petir sebenarnya muncul dalam berbagai macam warna. Yuk, cek ada warna apa aja!

Baca Selengkapnya
Rekomendasi Tas Wanita Lokal, Kualitas Terjamin dengan Harga yang Terjangkau

Rekomendasi Tas Wanita Lokal, Kualitas Terjamin dengan Harga yang Terjangkau

Beberapa rekomendasi tas wanita lokal dengan kualitas terjamin dan harga yang terjangkau.

Baca Selengkapnya
5 Bahan Alami yang Berbahaya untuk Kulit Sensitif dan 4 yang Disarankan

5 Bahan Alami yang Berbahaya untuk Kulit Sensitif dan 4 yang Disarankan

Tidak semua bahan alami cocok untuk kulit sensitif.

Baca Selengkapnya
Wamen BUMN: Beras Bulog Bebas Kutu dan Tidak Pecah-Pecah, Sudah Setara Beras Premium

Wamen BUMN: Beras Bulog Bebas Kutu dan Tidak Pecah-Pecah, Sudah Setara Beras Premium

"Itu beras SPHP kualitasnya tidak beda dengan beras premium. Itu yang perlu kita sosialisasikan," kata Wamen BUMN.

Baca Selengkapnya
Mengintip Eksostisnya Gua Jegles, Disebut Gua Terindah di Kediri

Mengintip Eksostisnya Gua Jegles, Disebut Gua Terindah di Kediri

Gua Jegles bisa jadi rekomendasi untuk menghabiskan liburan Tahun Baru.

Baca Selengkapnya