5 Alibi pemerintah naikkan harga BBM saat minyak dunia turun
Merdeka.com - Pemerintah telah memutuskan kenaikan harga BBM subsidi. Per hari ini, harga BBM subsidi untuk premium naik menjadi Rp 8.500 atau meningkat 30,7 persen dan 36,3 persen untuk minyak solar atau menjadi Rp 7.500.
Padahal, harga minyak dunia saat ini di bawah USD 100 per barel jauh dari asumsi pemerintah yang menetapkan USD 105 per barel. Tetapi, pemerintah tidak melihat hanya harga minyak dunia, alasan lainnya adalah nilai tukar rupiah yang melemah.
Bahkan, jika merujuk pada harga rata-rata bulanan dan tahunan, kenaikan BBM subsidi harusnya Rp 3.500 per liter, demi mendekati harga keekonomian.
"Jadi presiden sudah memutuskan Rp 2000 adalah angka yang terbaik baik premium maupun solar. Kalau solar masih lebih besar lagi subsidinya," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Istana Negara, Senin (17/11). Berikut alasan pemerintah harus menaikkan harga BBM subsidi, saat harga minyak dunia turun.
Keputusan sulit
Jokowi menilai, kenaikan BBM subsidi merupakan hasil dari serangkaian pembahasan di sidang kabinet dan rapat terbatas di Istana.
Dia mengaku dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit, hingga akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga BBM subsidi.
"Dari waktu ke waktu kita sebagai bangsa telah dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Meksi demikian, kita harus memilih dan mengambil keputusan," ujarnya.
Hemat Rp 100 triliun
Pemerintah resmi menaikkan harga Premium jadi Rp 8.500 dan Solar menjadi Rp 7.500 per liter per jam 00.00 atau Selasa (17/11). Kenaikan tersebut diklaim Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menghemat anggaran Rp 100 triliun."Jumlah persis akan ketahuan setelah kita lakukan APBN Perubahan 2015. Kebijakan hari ini beri tambahan belanja produktif di atas 100 triliun," ujarnya di Istana Negara, Senin (17/11).Dia mengatakan, dana pengalihan subsidi bakal dialokasikan pada sektor infrastruktur dan sebagian untuk memperkuat kesejahteraan sosial."Paling penting untuk wujudkan visi presiden, pembangunan maritim," katanya.
Subsidi dialihkan untuk sektor produktif
Pengumuman kenaikan harga BBM disampaikan sendiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Negara,"Hari ini setelah melalui pembahasan, sidang kabinet dan rakor teknis, pemerintah mengalihkan dari sektor konsumtif ke produktif," kata Presiden Joko Widodo.
Pemerintah berjanji untuk mengalihkan subsidi BBM kepada sektor yang lebih produktif. Selama ini, subsidi dinilai sebagai pemborosan dan konsumtif. "Untuk tingkatkan produksi pangan, perbaiki irigasi, bangun irigasi, 2 tahun swasembada beras," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago.
Dia menegaskan, selain untuk program tersebut, dana kompensasi BBM subsidi untuk peningkatan produksi energi, pembangunan pembangkit listrik, pembangkit lain pembangunan jalan baru. "Prioritaskan masyarakat lebih produktif," katanya.
Tak perlu izin DPR
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menuturkan, untuk memutuskan kebijakan ini pemerintah tidak perlu berkonsultasi dengan DPR.
Menurutnya, tidak ada satu aturan hukum khususnya di UU APBN-P 2014 yang mengamanatkan pemerintah untuk meminta izin pada DPR jika mengambil kebijakan menaikkan harga BBM.
"Kalau saudara perhatikan UU (APBN-P 2014), tidak ada satu pasal yang mengharuskan pemerintah konsultasi ke DPR dalam konteks pengalihan subsidi BBM," tegasnya.
Dalam postur APBN-P 2014, pemerintah mengalokasikan subsidi BBM sebesar Rp 350 triliun untuk kuota subsidi BBM sebesar 46 juta kilo liter.
Anggaran subsidi Rp 1.300 T selama 5 tahun
Kementerian ESDM mengklaim selama hampir 5 tahun terakhir, alokasi subsidi energi mencapai sekitar Rp 1.300 triliun, lebih tinggi dari alokasi untuk pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat yang mencapai sekitar Rp 1.200 triliun.
"Semakin besarnya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), kemampuan pemerintah membiayai berbagai program percepatan dan perluasan program perlindungan sosial serta peningkatan infrastruktur menjadi terkendala," ujar Juru Bicara Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman dalam rilis yang diterima merdeka.com, Senin (17/11).
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Jamin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Meski Minyak Dunia Mahal, Begini Penjelasannya
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaUsai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan Pertamina Tahan Harga BBM di Tengah Mahalnya Harga Minyak Dunia
Harga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kabar Gembira, Harga BBM Pertamax Tak akan Naik Hingga Juni 2024
Pertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaCak Imin Luruskan Janji BBM Gratis: Kita Beri Harga Khusus untuk Orang Paling Miskin
Cak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaPemerintah Janji Tarif Listrik dan BBM Tak Akan Naik sampai Juni 2024
Keputusan ini sebagaimana hasil sidang rapat kabinet paripurna pada Senin (26/2) pagi.
Baca SelengkapnyaPer 1 Maret 2024 Harga BBM Naik, Kecuali di SPBU Ini
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami penyesuaian.
Baca SelengkapnyaPilpres Usai, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Bulan Depan
Usai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaPresiden Janjikan Tak Ada Kenaikan Harga BBM, Begini Penjelasan Erick Thohir
Sejumlah badan usaha swasta penyedia BBM semisal Shell Indonesia dan BP AKR terus mendongkrak harga bensinnya.
Baca Selengkapnya