Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Kesalahan pemerintah SBY di mata pengusaha

4 Kesalahan pemerintah SBY di mata pengusaha Presiden SBY. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Saat menjadi pembicara di Forum Pemimpin Redaksi yang digelar di Nusa Dua, Bali, tahun lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) mengklaim pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II berhasil membawa perubahan bagi perekonomian nasional. Indikatornya dari laju pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, hingga penurunan angka pengangguran.

"Kita sepakat era pemerintahan yang saya pimpin, ekonomi tumbuh, pengurangan kemiskinan dan pengangguran," ujar SBY di hadapan para pemimpin redaksi media massa se-Indonesia di Bali.

Namun sejumlah kalangan menilai capaian ekonomi SBY jauh dari memuaskan. Pertumbuhan ekonomi sepanjang pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau 10 tahun terakhir diakui cukup tinggi, menyentuh angka 6 persen. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi ini disebut tidak berkualitas dan mensejahterakan rakyat.

Penilaian itu disampaikan Pengamat Indef, Enny Sri Hartati melihat tingginya pertumbuhan ekonomi tidak maksimal karena tak menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Perekonomian Indonesia hanya bergerak di bidang jasa sehingga tidak ada efek pengganda yang langsung dirasakan masyarakat.

"Meski ada penurunan angka pengangguran tapi terbatas sekali padahal potensi sangat besar. Pemerintah selama ini di dominasi sektor jasa dan memberatkan sektor menghasilkan barang yang padahal menyerap tenaga kerja yang besar," tegas Enny.

Tak hanya pengamat, kalangan pengusaha juga mengungkapkan kelemahan perekonomian semasa pemerintahan SBY . Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri ( KADIN ) Indonesia Suryo B. Sulisto memiliki harapan terhadap pemerintahan mendatang. Harapan itu muncul berkaca dari kelemahan pemerintahan sekarang.

Menurut dia, selama dua periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa, setidaknya ada sejumlah kelemahan jangan sampai diulangi oleh rezim mendatang. Lalu apa saja kelemahan perekonomian Presiden SBY? Berikut merdeka.com menyuguhkannya pada pembaca.

Terlalu cepat menepuk dada

Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto, menilai pemerintah terlalu cepat berpuas diri dengan pencapaian kecil. Keinginan terus meningkatkan kinerja minim terjadi."Kita ini terlalu mudah menepuk dada, merasa kita hebat. Contohnya ada pihak yang menyatakan sistem pendidikan kita sudah hebat. Kalau memang sudah hebat, berapa banyak kita punya ilmuwan kelas internasional dan berapa orang sudah meraih Nobel," jelasnya.

Berperilaku kerdil

Ketua Kadin menilai pemerintah kerap berprilaku kerdil dengan tunduk pada investor asing. Intervensi asing pada ekonomi Indonesia membuat kedaulatan negara lemah."Apalagi pejabat-pejabat kita rawan korupsi dan bisa diatur. Kalau pejabat-pejabat kita punya kesadaran nasionalisme tinggi, nggak mungkin ikan-ikan kita dicuri di tengah laut, kayu-kayu kita bisa dicuri dan dibawa ke luar negeri. Baru diomongin aja, mungkin udah digebukin orangnya," ujarnya.Lemahnya kedaulatan ekonomi Indonesia membuat keuntungan bumi pertiwi lari justru keluar negeri dan hanya menyisakan secuil untuk masyarakat Tanah Air."Kita harus sadar kita ini bangsa besar. Jangan mau dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu ingin kita pada posisi selalu lemah, rawan terhadap kolusi sehingga membuat kita menjadi bahan tertawaan," tuturnya.

Tidak bisa menentukan prioritas

Menurut Suryo, pemerintah saat ini tidak bisa menentukan prioritas dalam pelaksanaan proyek infrastruktur. Ketidakfokusan ini justru menyita waktu dan tenaga yang tidak perlu sehingga kinerja menjadi lamban.Suryo mencontohkan di mana pemerintah justru getol membangun Jembatan Selat Sunda (JSS) yang mana itu seharusnya bukan prioritas. Apa yang diperlukan Indonesia saat ini, menurutnya, ialah transportasi kereta."Pemerintahan sekarang tidak mengerti menentukan prioritas. dari sekian banyak proyek infrastruktur, kita harus bisa menentukan proyek mana memberikan dampak atas pertumbuhan ekonomi lebih nyata," tuturnya.

Kebijakan tidak tepat sasaran

Suryo melihat Indonesia ini negara luar biasa, besar, dan kaya akan segala macam hal positif. Namun, pemerintah tidak berperilaku seperti negara dikaruniai segala macam kenikmatan itu. Perilaku pemerintah masih seperti orang kaget, padahal Indonesia adalah negara raksasa. "Kita berperilaku seperti anak kaya manja. Kita menghamburkan uang seperti uang tidak ada artinya," ujarnya.Suryo mencontohkan dalam kebijakan subsidi BBM. Subsidi BBM ini seharusnya bisa direalokasi ke subsidi infrastruktur, pendidikan, kesehatan, meningkatkan modal bank-bank pembangunan daerah, dan subsidi untuk menaikkan modal wirausahawan daerah."Kebijakan ini menciptakan situasi ekonomi semu, tidak bisa terukur, dan tidak efisien. Kalau kita ingin menjadi bangsa unggul dan memiliki daya saing tinggi, kita harus bisa menetapkan prioritas benar lewat kebijakan publik tepat sasaran," terangnya.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Apresiasi Pj Gubernur Kaltim untuk Perkembangan Ekonomi di Penajam Paser Utara

Apresiasi Pj Gubernur Kaltim untuk Perkembangan Ekonomi di Penajam Paser Utara

Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi salah satu contoh perkembangan yang sangat cepat di bidang ekonomi salah satunya UMKM.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Tepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya

Tepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya

SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya