4 Jenis Reksadana yang Wajib Diketahui Sebelum Berinvestasi
Merdeka.com - Direktur Interim Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa menyebutkan ada empat jenis reksadana yang bisa dipilih investor pemula dalam melakukan investasi. Di antaranya reksadana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
Jenis reksa dana tersebut diklasifikasi berdasarkan potensi hasil investasi, tingkat fluktuasi, dan jangka waktu investasi yang disarankan.
"Secara umum, reksa dana dibagi menjadi 4 kelas. Semuanya punya volatilitas atau kecepatan naik turunnya return atau keuntungan yang berbeda-beda. Maka dari itu, penting bagi investor menentukan terlebih dahulu tujuan investasinya agar dapat menyesuaikan harus memilih jenis reksa dana yang mana," jelas Afifa pada sesi Webinar Basic Investment, Sabtu (24/10).
Jenis pertama dan merupakan kelas yang paling dasar adalah reksadana pasar uang. Potensi hasil investasi dan fluktuasinya cenderung rendah dengan jangka waktu investasi yang disarankan paling tidak setahun atau lebih. Kemudian, reksadana pasar uang memiliki underlyingnya adalah time deposit. Sehingga, reksadana pasar uang mempunyai instrumen obligasi yang jatuh temponya bisa di bawah satu tahun dan menawarkan keuntungan setidaknya 20 persen setahun.
"Tentunya, volatilitas atau arus naik turunnya risiko dari reksadana ini rendah jadi sangat cocok untuk mereka yang butuh investasi jangka pendek dan pencairannya juga bisa cepat," jelas Afifa.
Jenis Lainnya
Selanjutnya reksadana pendapatan tetap. Pada reksadana ini, investor dapat berinvestasi minimal 80 persen pada instrumen obligasi dengan jangka jatuh tempo kurang lebih setahun. "Potensi imbal hasilnya tentunya lebih baik ketimbang pasar uang dan direkomendasikan untuk investor jangka menengah," tambahnya.
Setelah itu, ada reksadana campuran yang risikonya mulai meningkat. Campuran di sini diartikan sebagai porsi saham dan porsi pendapatan tetap. Sehingga, antara porsi obligasi dan saham dapat lebih seimbang. Tentunya, tingkat fluktuasinya akan sedikit berada di atas pendapatan tetap, tapi tidak setinggi reksadana saham yang memiliki volatilitas paling tinggi.
Kemudian, di tingkatan risiko yang paling tinggi, ada reksadana saham. Meskipun risikonya tinggi, reksadana saham merupakan reksadana yang paling menguntungkan. Namun, reksadana saham tidak dianjurkan bagi Anda yang belum begitu berpengalaman, karena tingkat volatilitas dan fluktuasinya tinggi.
"Biasanya, reksadana saham digunakan untuk investasi jangka panjang, setidaknya lebih dari 10 tahun," ucap Afifa.
Berapa Lama Harus Berinvestasi?
Sebenarnya, tidak ada waktu yang tepat untuk berinvestasi, karena jawabannya bisa kapan saja, bahkan sekarang juga. Hal ini disebabkan karena setiap orang memiliki tujuan investasi yang berbeda. Maka dari itu, tercipta juga beberapa kelas investasi dari jangka pendek sampai jangka panjang.
"Untuk jangka pendek, menengah atau panjang dan kapanpun mau dijual kembali ya bisa. Tetapi, harus diingat bahwa reksadana merupakan investasi. Dan investasi tentunya bukan jangka pendek, tetapi jangka panjang." jelasnya.
Terlebih, pada reksadana, investor tidak perlu ikut memilih harus membeli reksadana yang mana. "Kita tidak perlu ribet, karena ada fund manager yang berpengalaman akan mewakili investor dalam melakukan penempatan. Jadi, cukup untuk memilih jenis reksadana, nanti pilihan sahamnya apa saja, mana yang baik, mana yang mempunyai potensi imbal hasil yang lebih tinggi, itu yang akan dikerjakan oleh fund manager kita," imbuh Afifa.
Sementara itu, reksadana memiliki banyak kelebihan seperti fleksibel, aman, dan likuid, bahkan terbebas dari pungutan pajak. "Berbeda dengan deposito, bunga yang dikenakan oleh bank itu akan kena pajak 20 persen. Sehingga, keuntungan (return) yang kita terima tidak akan dipotong pajak. Kalau di reksadana, sudah nett, jadi keuntungan yang kita dapatkan sudah tidak akan kena pajak lagi." tutupnya.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif
Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
Baca SelengkapnyaBebas Finansial Tak Lagi Mimpi, Wujudkan Bersama BRI Prioritas
Selagi ada sumber daya dan tekad yang kuat untuk mencapainya, kebebasan finansial sangat mungkin untuk diraih lebih cepat.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masa Depan Tak Ada yang Tahu, Sudahkah Menyiapkan Perlindungan Finansial yang Tepat Buat Diri Sendiri dan Keluarga?
Penting bagi setiap individu dan keluarga untuk memastikan mereka dilindungi secara memadai dengan asuransi jiwa seumur hidup.
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaIndo Premier Sekuritas Punya Fitur Baru, Nasabah Bisa Kolaborasi untuk Cari Cuan di Pasar Modal
Selama ini ada sejumlah kesulitan yang dialami investor baru maupun investor lama, yang mana sebagian investor baru sukar membuat keputusan investasi.
Baca SelengkapnyaKarena Hal Ini, Enam Perusahaan Properti dan Pendidikan Siap Investasi di IKN
Dinamika minat investasi pada IKN meningkat, apalagi pemerintah menjamin risiko demand pada tahap awal.
Baca SelengkapnyaIngin Cepat Kaya? Ini Pilihan Investasi Jangka Pendek Potensi Banyak Cuan
Selain berisiko rendah, investasi jangan pendek juga dapat menghasilkan untung dalam waktu yang singkat.
Baca SelengkapnyaKredit Macet Fintech Investree Tembus 16 Persen, OJK Beri Respons Begini
Apabila kerugian yang dialami perusahaan disebabkan risiko bisnis dari Investree itu sendiri, tentu penanganan OJK berbeda.
Baca Selengkapnya