4 Desakan peneliti pada Jokowi
Merdeka.com - Salah satu rencana Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla adalah dengan menyatukan lembaga pendidikan tinggi dengan badan riset dan teknologi. Hal ini sebagai salah satu cara biar hasil penelitian antara perguruan tinggi dan lembaga riset saling terintegrasi dan bisa diimplementasikan. Sejak masa Orde Baru yang dipimpin Soeharto, hingga saat ini Indonesia belum bisa beranjak dan masih terjerembab dalam lemahnya perhatian pada hasil penelitian.
Indonesia dinilai masih terendah dalam produk berteknologi tinggi. Dengan penggunaannya, hanya satu persen jauh tertinggal dibandingkan Thailand yang mencapai 2,5 persen, China 2,8 persen. Sedangkan Malaysia dan Singapore di atas 40 persen produk berteknologi tinggi.Kondisi tersebut, membuat prihatin para peneliti. Bahkan, ini menjadi pekerjaan rumah (PR) besar presiden terpilih Joko Widodo dalam mengembangkan Iptek yang memajukan perekonomian bangsa. Lantas apa desakan para peneliti pada Jokowi? berikut rangkumannya.
Tambah anggaran
Saat saat menghadiri acara seminar yang diadakan LIPI di Auditorium LIPI, Gatot Subroto, Jakarta, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lukman Hakim menyatakan lembaganya membutuhkan dana Rp 80 triliun untuk mengembangkan riset dan teknologi. Saat ini LIPI hanya mendapat anggaran Rp 10,4 triliun.Dalam acara seminar ini, Jokowi langsung menanyakan anggaran yang dibutuhkan LIPI dalam melakukan riset kepada Kepala LIPI, Lukman Hakim. "Jauh sekali ya, saya tidak janji ngasih Rp 80 triliun tetapi kalau dilipatkan dua, akan saya usahakan. Insya Allah," kata Jokowi dalam acara seminar.Jokowi menyadari pentingnya riset atau penelitian untuk negara. Menurut Jokowi, tidak ada suatu negara maju tanpa ada penelitian bidang teknologi seperti nuklir, pangan, otomotif, energi dan lain sebagainya.
Boyong anak bangsa dari luar negeri
Presiden terpilih Joko Widodo diminta untuk membawa pulang peneliti hebat asal Indonesia yang bekerja di luar negeri. Ini harus dilakukan agar Indonesia bisa menjadi negara besar dengan kemampuan Iptek yang tinggi.
Peneliti pada Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Riefqi Muna menegaskan banyak peneliti Indonesia, saat ini bersinar di perusahaan asing. Misalnya, di AirBus dan dan perusahaan raksasa lainnya.
Peneliti Indonesia yang bekerja di luar negeri, bukan persoalan nasionalisme. Tapi karena negara lain memberi tempat untuk mereka mengembangkan diri. Jika mereka memaksakan diri bekerja dalam negeri maka hanya sebatas menjadi dosen yang mengajar Fisika Dasar. Ini sangat mengenaskan karena kemampuan mereka jauh lebih dari itu.
Sinergikan lembaga penelitian
Peneliti pada Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Riefqi Muna mengatakan tidak tersalurkannya dengan baik hasil riset ini karena kurangnya kinerja bagian humas ke kementerian atau end user. Kementerian juga terlihat masa bodoh dengan hasil riset yang tidak diimplementasikan. Lembaga seperti ini humas, pusat inovasi harus rajin komunikasi.
Beri gaji Rp 70 juta
Peneliti pada Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Riefqi Muna mengakui banyaknya peneliti hebat Indonesia yang kabur keluar negeri. Alasan ini bukan karena tidak nasionalisme tapi karena Indonesia tidak menghargai ilmu mereka.Menurutnya, gaji para peneliti di Indonesia hanya berkisar Rp 6 juta, atau hampir sama dengan yang diterima pada PNS di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja. Gaji atau uang tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup tapi juga diperlukan untuk peneliti mengembangkan ilmunya. "Di luar negeri mereka dapat tawaran Rp 50 juta - Rp 70 juta sebulan."
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres
Kritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen
Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan
Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaIsu Pemakzulan Jokowi Jelang Pemilu Tak Produktif, Moeldoko: Kepemimpinannya Diapresiasi Masyarakat
Menurutnya, isu pemakzulan presiden di tengah proses pemilu sangat tak produktif bagi masyarakat dan pemerintah.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya