Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Alasan jalur Pantura selalu rusak

4 Alasan jalur Pantura selalu rusak Ilustrasi Jalan Rusak. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Bulan lalu, Juni 2014, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menjanjikan perbaikan jalur pantai utara (Pantura) Jawa rampung di awal Ramadan. Dia mengklaim sudah memenuhi janjinya.

Djoko Kirmanto mengatakan, jalur Pantura sudah selesai diperbaiki dan siap dioperasikan. "Bahwa persiapan Lebaran akan selesai pada awal bulan puasa, sampai saat ini sudah siap untuk dilalui," kata Djoko di Kementerian PU, Jakarta, Jumat (4/7).

Menurut Kirmanto, salah satu perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengganti jalan aspal dengan konstruksi beton. Dia mengatakan kerusakan jalan terutama di jalur Pantura, memang menjadi masalah yang terus terjadi.

Seperti diketahui, jalur Pantura merupakan jalur favorit masyarakat yang melakukan perjalanan dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah atau Jawa Timur. Begitu pula sebaliknya. Jalur ini juga menjadi urat nadi utama transportasi darat. Setiap hari, jalur ini dilalui 20.000-70.000 kendaraan dan menjadi berlipat ganda saat musim mudik.

Namun, kondisi urat nadi transportasi di Jawa ini tidak maksimal. Keluhan mengenai bobroknya jalur Pantura tak pernah berhenti. Banyak pengguna jalan yang mengeluhkan kondisi ini. Keluhannya pun beragam. Umumnya soal buruknya kondisi fisik jalur sepanjang 1.300 Km ini.

Apa saja sebetulnya penyebab jalur Pantura kerap rusak? Berikut merdeka.com mencoba merangkumnya.

Selalu dilalui kendaraan berat

Djoko Kirmanto menyatakan kerusakan jalur Pantura ini disebabkan karena beban jalan sangat berat, dengan banyaknya kendaraan bermuatan berat melalui jalur tersebut."Upaya yang kita lakukan adalah dengan betonisasi. Saat ini Kementerian PU telah menyelesaikan sekitar 270 kilometer jalan yang dibeton. Tahun ini akan ditambah sekitar 60 kilometer lagi," jelasnya.Masalah kondisi jalan di kawasan Pantura tersebut menurut Djoko Kirmanto, diyakini bisa terselesaikan dengan adanya jalan tol Trans Jawa. Sebab beban jalan bisa dikurangi, karena semua kendaraan tidak akan melalui Pantura.

Perbaikan selalu setengah hati

Selama musim hujan berlanjut, jalan rusak yang berada di Jalur Pantura dari Kota Semarang menuju ke Jakarta, tepatnya di sepanjang jalan Kabupaten Kendal dan sejumlah jalan tembus mulai dikeluhkan pengguna jalan.Selain itu, perbaikan yang dilakukan, pasalnya hanya sekadar menutup lubang jalan dengan pasir atau batu, jika pun menggunakan aspal hanya bersifat sementara. Hal ini karena musim hujan masih terjadi sampai saat ini.Kerusakan jalan ini setidaknya mencapai 80 persen dari perbatasan Batang hingga Kota Semarang, Jawa Tengah. Perbaikan yang dilakukan diprioritaskan di daerah yang rawan kemacetan dan antrean kendaraan akibat kerusakan parah.Dari sepanjang lebih dari 40 kilometer jalan pantura kondisinya rusak parah dan merata di kedua jalur. Kerusakan hampir 80 persen dengan kedalaman lubang mencapai 40 centimeter dan lebar hingga 10 meter.Perbaikan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah hanya sebatas menambal lubang agar tidak menimbulkan kecelakaan. Penambalan aspal ini kurang maksimal sebab yang diperbaiki dan di tutup hanya jalan yang berpotensi macet dan banyak lubangnya.Petugas mengatakan, untuk penambalan di lakukan sejak bulan Januari namun terkendala hujan. Akibatnya upaya perbaikan sementara ini tidak maksimal dan akan kembali rusak. Namun pihaknya berusaha untuk menambal lubang yang dalam dan rentan macet."Untuk wilayah kerja dari Gringsing hingga Kaliwungu dibagi menjadi tiga tim. Perbaikan diutamakan yang menimbulkan kemacetan dengan berkoordinasi dengan kepolisian," jelas Gatot, petugas Bina Marga Provinsi Jateng.

Kepadatan kendaraan melebihi kapasitas jalan

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menyatakan permasalahan yang terjadi di sepanjang jalur Pantura sudah sangat kompleks. Sebab, kepadatan kendaraan sudah melebihi kapasitas jalan yang tersedia, sehingga kerap diwarnai kemacetan.Djoko menjelaskan, berdasarkan perhitungan yang dilakukan Kementerian PU, visi rasio antara volume kendaraan dibanding dengan kapasitas sudah jauh lebih tinggi dari beban normal, yakni 0,5. Sedangkan saat ini sudah mendekati angka 0,7 dan 0,8 alias macet."Visi rasio di bawah lima, yakni 0,5, kalau sudah lebih, sudah mulai macet. Jadi Pantura sudah 0,7 dan 0,8 sehingga kalau macet di satu titik jadi macetnya luar biasa. Kenapa jadi masalah? Karena volumenya sudah luar biasa," papar Djoko.

Tidak ada terobosan solusi

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjalankan audit investigatif tahap awal terhadap jalan nasional Pantai Utara (Pantura) Jawa. Urat nadi Pulau Jawa ini saban tahun rusak dan menyedot anggaran besar, sehingga menjadi sorotan masyarakat.Dalam kesimpulan sementaranya, Ketua BPK Rizal Djalil melihat Pantura bobrok lantaran manajemen jalan yang keliru. Kendaraan dibiarkan lewat padahal tidak memenuhi beban maksimum ideal."Hasil pemeriksaan kami menunjukkan bahwa terjadi overload beban gandar atau sumbu kendaraan yang melintasi jalan sehingga melebihi kapasitas seharusnya, di atas 10 Muatan Sumbu Terberat," kata Rizal Djalil saat menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2013 kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta.Akar masalah itu, menurut auditor tertinggi negara, berpotensi terus terulang. Agar beban Pantura berkurang, dia melihat perlunya jalan alternatif, berupa jalur bebas hambatan alias jalan tol."Perlu dikembangkan sebuah alternatif jalan tol, guna mengatasi persoalan rutin di Pantura," ucapnya.Adapun, dalam laporan tahunannya BPK mencatat selama 2013, belanja infrastruktur termasuk untuk jalan raya, digelontorkan hingga Rp180,86 triliun. Besaran ini meningkat 24,64 persen dari realisasi 2012.Dengan anggaran terus bertambah, baik untuk membangun jalan baru, maupun memperbaiki yang sudah ada, BPK menyarankan Kementerian Pekerjaan Umum meningkatkan kinerjanya. Terutama agar beban jalan raya utama di Tanah Air bisa berkurang.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ruas Arteri Jawa Barat dan Jawa Tengah Masih Padat Meski Puncak Arus Balik Sudah Lewat

Ruas Arteri Jawa Barat dan Jawa Tengah Masih Padat Meski Puncak Arus Balik Sudah Lewat

Aan mengatakan sejak malam tadi sempat terjadi kepadatan namun tidak sampai menimbulkan kemacetan.

Baca Selengkapnya
100 Km Jalan Jateng Rusak Akibat Banjir Termasuk Demak-Kudus, Perbaikan Dikebut Jelang Mudik

100 Km Jalan Jateng Rusak Akibat Banjir Termasuk Demak-Kudus, Perbaikan Dikebut Jelang Mudik

BBPJN mulai memperbaiki kondisi Jalan Pantura Demak-Kudus, yang rusak karena banjir.

Baca Selengkapnya
Kondisi Jalan Rusak Berat, Harta Kekayaan Camat Parung Panjang Kini jadi Sorotan

Kondisi Jalan Rusak Berat, Harta Kekayaan Camat Parung Panjang Kini jadi Sorotan

Warga setempat terus protes kepadanya lantaran Icang dinilai abai terkait mobilitas truk tambang tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal D915, Jalur Paling Berbahaya dan Mematikan di Dunia

Mengenal D915, Jalur Paling Berbahaya dan Mematikan di Dunia

Mengenal D915, jalanan paling berbahaya di dunia dengan banyaknya tikungan tajam dan belokan yang mematikan.

Baca Selengkapnya
Niat Cari Jalur Alternatif ke Dieng, Mobil Ini Nyaris Masuk Jurang di Tanjakan Sikarim

Niat Cari Jalur Alternatif ke Dieng, Mobil Ini Nyaris Masuk Jurang di Tanjakan Sikarim

Sebelum kecelakaan mobil putih ini terjadi, tanjakan Sikarim memang sudah dikenal memiliki jalur yang ekstrem.

Baca Selengkapnya
Ini Peta Jalur Rawan Kecelakaan dan Bencana di Bantul saat Arus Mudik

Ini Peta Jalur Rawan Kecelakaan dan Bencana di Bantul saat Arus Mudik

Polres Bantul memetakan jalur rawan kecelakaan dan bencana jelang persiapan menyambut arus mudik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Banjir Besar di Demak, Banyak Tanggul Jebol hingga Puluhan Ribu Warga Harus Mengungsi

5 Fakta Banjir Besar di Demak, Banyak Tanggul Jebol hingga Puluhan Ribu Warga Harus Mengungsi

Banjir besar itu menyebabkan Jalan Pantura Demak-Kudus lumpuh total

Baca Selengkapnya
Punya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu

Punya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu

Gunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari.

Baca Selengkapnya
Jalan di Lampung Rusak, Ganjar Mengaku Susah Ngebut

Jalan di Lampung Rusak, Ganjar Mengaku Susah Ngebut

Ganjar Pranowo menyinggung soal kondisi jalan di Provinsi Lampung yang rusak.

Baca Selengkapnya