13 Tahun menjadi menteri, pamor Hatta dilibas Jokowi?
Merdeka.com - Sudah 13 tahun lebih, Hatta Rajasa duduk dikursi pemerintah. Mulai menjadi Kepala Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), sampai akhirnya saat ini, duduk menjadi Menteri Koordinator Perekonomian di Kabinet Indonesia Bersatu II.
Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan ini, selalu berada di lingkungan pemerintahan sejak reformasi bergulir. Walaupun presiden sudah berganti tiga kali. Mulai dari Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri. Hatta duduk pertama kali jadi Menteri 2001, saat didaulat menjadi Menteri Riset dan Teknologi kabinet Gotong Royong menggantikan AS Hikam.
Akan tetapi, setelah 13 tahun menjabat, pamor Hatta dipublik sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, tampaknya saat ini, kalah pamor terutama untuk publik kelas bawah. Walaupun Hatta, sudah lama malang melintang di pemerintahan dan dunia politik dibandingkan Joko Widodo. Hal ini terbukti saat melakukan tinjauan ke pasar tradisional di Jakarta, para pedagang dan masyarakat yang hadir awalnya menganggap yang datang adalah Gubernur Jakarta Joko Widodo yang tengah naik daun.
"Itu siapa mas? Pak Jokowi ya?,"tanya seorang pedagang, Juleha, sambil berjinjit-jinjit untuk mencuri lihat. "Pak Jokowi kapan datang ke sini ya?" ujarnya lebih lanjut. Para pedagang justru berharap Jokowi berkunjung agar para pedagang tersebut dapat berkeluh kesah.
Sebelumnya, Ketua Pusat Data Bersatu (PDB) Didik Junaidi Rachbini menilai saat ini sosok Jokowi menjadi fenomenal di tengah masyarakat. Bahkan, hal ini menyebabkan orang lebih memilih Jokowi jika pemilihan presiden digelar saat ini. "Orang milih berdasarkan suka tidak suka. Jokowi muncul sebagai fenomena baru," kata Guru Besar Ekonomi ini beberapa waktu lalu.
Hasil survei PDB menempatkan Jokowi di urutan puncak dengan 21,2 persen, diikuti Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto 17,1 persen. Selanjutnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri 11,5 persen, raja dangdut Rhoma Irama 10,4 persen, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie 9,4 persen, mantan Wapres Jusuf Kalla 7,1 persen. Sedangkan Hatta Rajasa hanya bertengger pada elektabilitas 2,8 persen itu pun untuk posisi Calon Wakil Presiden.
Dalam berbagai survai, tingkat popularitas Hatta Rajasa selalu jauh tertinggal dibandingkan kandidat lain yang teranyar, seperti Mahfud MD. Terakhir, hasil survei Jaringan Survei Indonesia (JSI) menyebutkan Hatta Rajasa memiliki tingkat popularitas 69,3 persen.
Sedangkan survei teranyar Network Election Survey (INES), yang dirilis November tahun lalu, Hatta cukup diperhitungkan sebagai calon presiden meskipun hanya memperoleh 11,3 persen suara pemilih.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi ingin para santri dan pelajar menggunakan hak pilihnya dengan baik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menunjuk 3 menteri hadapi gugatan para pengusaha hiburan terkait kenaikan pajak hiburan di MK.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi meminta pembantunya harus teliti menjaga kondisi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMomen Jokowi diduga mengacungkan dua jari dari mobil kepresidenan terjadi saat kunjungan kerja ke Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (23/1).
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo melantik dua menteri baru pada Rabu, 21 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi mengumpulkan Aliansi Lintas Asosiasi Kepala Desa di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (29/12).
Baca Selengkapnya