Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tangis Buah Hati Hiasi Isolasi Mandiri

Tangis Buah Hati Hiasi Isolasi Mandiri Foto ilustrasi. ©2020 Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Dunia saat ini masih berupaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Tak terkecuali pemerintah Indonesia. Beragam kebijakan telah dikeluarkan untuk menghentikan laju penyebaran. Selain kebijakan, berbagai pihak turut serta membantu mengatasi pandemi ini.

Salah satunya yakni tenaga medis yang menjadi garda terdepan menangani pasien Covid-19. Ini bukanlah tugas yang mudah. Mereka harus rela berpisah dengan orangtua, saudara, anak, suami ataupun istri.

Seperti yang terjadi pada perawat yang sempat menangani pasien Covid-19. Wanita ini harus rela melihat tangisan sang anak kala melakukan panggilan video.

Melalui wawancara eksklusif dengan perawat AA, simak ulasan informasinya berikut ini.

Sempat Tangani Pasien

Bekerja di klinik atau rumah sakit memang membutuhkan kewaspadaan ekstra. Siapa pun tak pernah tahu apakah virus Corona berada di tubuh pasien bila tidak diobservasi lebih lanjut.

Meski rapid test awal menunjukkan hasil non reaktif, belum tentu hasil swab test menunjukkan hasil yang sama. Seperti yang dialami oleh AA (24) yang bekerja di sebuah klinik kesehatan.

Perawat ini sempat menangani pasien yang ternyata swab test-nya menunjukkan hasil positif. Padahal hasil rapid test setelah setengah jam menunjukkan hasil negatif. Perlu digarisbawahi, klinik ini juga memberlakukan kebijakan untuk pasien yang akan rawat inap.

"Klinik itu kalau mau terima pasien rawat inap wajib rapid dulu sedarurat apapun itu kita wajib tunggu hasil rapid. Kalau hasilnya negatif kita terima, kalau positif kita oper ke puskesmas sesuai alamat pasien," cerita perawat berinisial AA.

tenaga medis saat isolasi mandiri covid 19

Tantiya Nimas N. ©2020 Merdeka.com

"Waktu itu aku terima pasien dengan keluhan batuk. Tetapi, pasien kita anamnesa itu memang ada riwayat batuk dari 5 tahun lalu dan enggak ada riwayat bepergian. Pas kita rapid setengah jam, kan memang batas waktu hasil rapid memang setengah jam itu hasilnya negatif (garis satu). Aku konsultasi ke dokter. Pasien akhirnya diterima, aku sudah infus tindakan dan sebagainya. Pasien juga sudah kita pindah ke kamar pasien. Tetapi, setelah kita balik ke IGD kita lihat lagi hasilnya jadi (garis tiga) itu artinya reaktif," sambungnya.

Jalani Isolasi Mandiri

Setelah mengetahui hasil rapid itu, pasien langsung dilarikan ke rumah sakit rujukan. Sementara, semua perawat yang sempat menangani pasien itu melakukan isolasi mandiri. Saat isolasi ketiga, semua perawat melakukan rapid test oleh pihak klinik untuk mengetahui mereka terpapar atau tidak. Isolasi hari kelima, dia dan rekan sesama perawat melakukan swab test untuk memastikan kembali mereka terpapar atau tidak. Pada saat itu, mereka telah mengetahui bila pasien yang sempat ditangani hasil swab test-nya positif. "Sambil tunggu hasil swab, kita di isolasi mandiri di rumah. Ya selama di rumah, kita tetap jaga imun dengan berjemur (DD) di pagi hari, tetap aktivitas yang bisa keluar keringat tetapi enggak boleh berlebihan biar enggak kecapekan. Selain itu juga minum probiotik, vitamin dan minum yang cukup. Enggak boleh banyak pikiran juga. Berpikir saja yang bahagia-bahagia, jangan terlalu memikirkan hasil swab nya. Insyaallah enggak apa-apa. Kurang lebih 5 hari setelah swab kita dapat hasil NEGATIF Covid-19. Alhamdulillah sudah bisa lega, tetapi kita tetap lanjut isolasi sampai 2 minggu," ujar perawat inisial AA."Waktu awal isolasi aku kasih tahu keluarga juga sih. Tetangga ku ada yang tanya sama bude ku 'tumben aku enggak main ke tetangga beberapa hari'. Terus mereka dikasih tahu kalau (aku) lagi isolasi karena habis menangani pasien covid. Tetapi tetangga pada mengerti kok, maksud nya tetap kasih support. Malah ada yang kirim vitamin sama makanan gitu," lanjutnya.

Tangis Anak Saat Berpisah

Beruntung, perawat AA mendapatkan support system yang luar biasa dari suami dan anak. Meski terpisah dengan anak, menurutnya si kecil tetap support system nya yang nomor satu. Selama menjalani isolasi mandiri, perawat AA hanya ditemani dengan sang suami. Itu pun mereka tidak benar-benar berdekatan. Segala peralatan makan, baju kotor hingga tempat mandi pun terpisah satu sama lain. Bahkan mereka juga tidak kontak sama sekali meski satu rumah.Namun namanya juga anak, apalagi masih balita tentu akan menangis bila terpisah dengan ibunya. Itu juga dirasakan oleh buah hari dari perawat AA. Hanya bisa bertatap muka melalui panggilan video, si kecil tampak begitu sedih. Tak jarang si kecil menangis dan merengek, meski setelah telepon terputus dia sudah biasa lagi."Untuk support sistemnya ya tetap anak yang nomor satu. Meskipun tiap video call dianya nangis kangen bundanya. Anak ku itu ya benar menangis tetapi setiap telepon ya enggak melulu nangis. Kadang ya cuma merengek gitu tetapi kalau habis telepon dia nya sudah biasa saja. Namanya juga bocah kan ya. Untuk dari kecil dia sudah terbiasa sama bude, jadi sudah bisa dia anggap jadi ibu keduanya," jelas si perawat.

"Kalau ditanya perasaan sedihnya ya karena pisah sama anak. Tetapi kan juga demi kebaikannya juga. Rasa takut pasti ada itu manusiawi kan. Takut saja kalau memang hasilnya positif, harus pisah sama keluarga lebih lama lagi," ungkap perawat akan perasaannya.

(mdk/tan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
7 Jenis Buah untuk Atasi Flu dan Radang Tenggorokan, Bantu Percepat Penyembuhan
7 Jenis Buah untuk Atasi Flu dan Radang Tenggorokan, Bantu Percepat Penyembuhan

Tidak memerlukan obat-obatan kimia karena beberapa ragam buah-buahan lokal diyakini berdaya untuk membantu meredakan radang tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
9 Buah dengan kandungan Air yang Tinggi, Cocok untuk Hidrasi di Bulan Ramadan
9 Buah dengan kandungan Air yang Tinggi, Cocok untuk Hidrasi di Bulan Ramadan

Sejumlah buah bisa jadi sajian yang tepat untuk berbuka puasa dan memenuhi kebutuhan air di tubuh dengan cepat.

Baca Selengkapnya
Anggaran Kesehatan di 2023 Capai Rp183,2 Triliun, Tak Ada Lagi Dana untuk Covid-19
Anggaran Kesehatan di 2023 Capai Rp183,2 Triliun, Tak Ada Lagi Dana untuk Covid-19

Berikut rincian penyaluran anggaran kesehatan di 2023.

Baca Selengkapnya