Perjuangan Dimas Pratama Jadi Prajurit TNI Meski Hidup Tanpa Orang Tua
Merdeka.com - Menjadi seorang prajurit TNI AD merupakan impian besar bagi sebagian pemuda Tanah Air. Ini kisah calon prajurit dari tepian negeri yang begitu menginspirasi.
Dialah Muhammad Dimas Pratama Kelurahan Wailiang, Kota Waikabubak, Sumba Barat. Hidup bersama nenek usai ditinggal berpisah kedua orang tuanya. Berpindah diasuh di pondok pesantren, setelah neneknya meninggal.
Ingin tahu perjuangan Dimas Pratama dalam menggapai cita jadi prajurit TNI AD? Simak informasinya berikut ini.
Sering di-Bully Akhirnya Ikut Taekwondo
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Pria kelahiran 23 Maret 2001 yang kini tengah menjalani pendidikan sebagai calon prajurit TNI AD. Dimas menjalani masa kecilnya yang masih duduk di bangku SD dengan cibiran para kawannya.
Berasal dari keluarga ekonomi rendah, menjadi bahan ejekan yang mudah dilontarkan. Melihat perilaku tersebut, sang kakak sepupu mengajak Dimas untuk berlatih Taekwondo.
"Saya kelas tiga SD itu, saya sering di bully itu. Terus ada kakak yang SMP, saya diajak bela diri taekwondo itu. Di taekwondo itu belajarnya dua hari, tapi nggak betah, akhirnya keluar," kata Dimas dilansir dari Channel YouTube TNI AD.
Belajar Bela Diri di Kodim
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Merasa tak betah di tempat pembelajaran yang pertawa, Dimas memutuskan untuk pindah berlatih bela diri di Kodim. Hingga berhasil menjadi perwakilan lomba di berbagai acara. Dimas mengaku senang, karena teman-teman tak lagi mengejeknya, atas prestasi yang telah diukirnya.
"Akhirnya masuk di Kodim. Dan di kelas empat itu ikut lomba. Awalnya takut dipukul, gini-gini. Tapi lama kelamaan terasa enak, karena lain sensasinya gitu," ujar Dimas.
"Sekarang yang bully-bully, yang dulu bully saya itu sekarang nggak lagi. Karena pertama mereka sudah tahu, terus saya juga nggak terlalu dendam gitu," tambahnya.
Sejak Kecil Sudah Ditinggal Pergi Kedua Orang Tua
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Dimas kini telah dinyatakan lolos seleksi dari sidang pemilihan Tingkat Pusat Penerimaan Tamtama Prajurit Karier (PK) TNI AD.
Masa kecilnya begitu pilu. Dimas ditinggal pergi ayahnya begitu saja tanpa kabar, dan ibunya memilih pergi jadi TKW di Malaysia. Terpaksa dia diasuh oleh neneknya. Sepeninggal sang nenek, Dimas dimasukkan ke pondok pesantren.
"Bapak saya sudah tinggalin saya dari TK nol besar. Sama juga sama mama, dari kelas TK nol besar sudah ditinggal ke Malaysia. Jadi di sini saya tinggalnya sama nenek. Setelah nenek meninggal, saya diasuh di pondok," ungkap Dimas.
Dimas Sampai Tak Tahu Wajah Ibundanya
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Waktu berselang begitu lama sejak kepergian ayah dan ibunya. Sampai-sampai Dimas tak sanggup mengenali betul wajah keduanya. Sebelum bibinya meninggal, sempat menceritakan ciri-ciri fisik dan segala hal tentang ibundanya.
"Nggak tahu kalau sebenarnya kan, dulu jujur belum pernah lihat mama. Jadi nggak pernah tahu mukanya mama kayak gimana gitu. Akhirnya almarhum bibi saya pernah jelaskan, muka mama kamu itu seperti ini, seperti ini," papar Dimas.
Dipertemukan Melalui Media Sosial
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Kerinduan atas kasih sayang dari orang tua, semaki memuncak. Rasa penasaran Dimas dan keinginan untuk bertemu ibunya juga kian menggebu. Melalui bantuan media sosial dan ciri-ciri yang disampaikan bibinya, Dimas akhirnya berhasil bertemu.
"Akhirnya di Facebook itu saya cari-cari, Alhamdulillah ketemu. Saya add, saya inbox dah. Akhirnya dia kaget juga, bilang 'Anak saya sudah besar, gini-gini'. Kalau ngomong soal kangen, ya pasti kangen. Soalnya sudah sekitar 18 tahun nggak bertemu sama sekali. Pasti seorang anak itu butuh kasih sayang dari orang tua," papar pria berusia 19 tahun itu.
Harapan Terbesar Bagi Keluarga dan Bangsa Indonesia
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Dimas sangat menginginkan keluarga yang utuh layaknya orang lain. Dia berharap bisa mengabdi pada negara, menyatukan keluarganya lagi, serta membiayai adik-adiknya yang sempat terhenti sekolahnya akibat lilitan ekonomi.
"Saya ingin mengabdi di Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjadi prajurit yang setia. Kedua, saya ingin mempertemukan kedua orang tua saya, dan hidup sama-sama kembali. Ketiga, saya ingin menyekolahkan adik-adik saya lagi, yang sudah tidak sekolah lagi," tutupnya.
Video dari Sosok Pedalaman
Berikut video singkat kisah perjalanan Dimas Pratama, calon prajurit TNI dari tepian negeri, Wailiang, Waikabubak, Sumba Barat.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok pria berpangkat Brigadir Jendera TNI ini memberikan dampak yang besar bagi Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaRW ternyata salah satu anggota Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Diduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaNenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
Baca SelengkapnyaKadispenau kini dijabat Marsekal Pertama TNI Bambang Juniar Djatmiko.
Baca SelengkapnyaPerwira TNI berinisial AP yang terlibat penganiayaan anak pejabat Pangkalpinang di Purwokerto, telah dijatuhi sanksi berat.
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
Baca Selengkapnya