Pensiunan Jenderal Polisi Soroti Penggunaan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan
Merdeka.com - Pensiunan perwira tinggi Polri, Irjen. Pol. (Purn.) Hamidin ikut mengomentari insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10). Melalui postingan terbaru di Instagram pribadinya, ia membandingkan cara pengamanan massa demonstrasi dan suporter sepakbola saat dirinya masih menjabat dulu dengan yang terjadi di Malang beberapa waktu lalu.
Peristiwa ini tidak luput dari pantauannya. Sebagai Purnawirawan Polri, Hamidin tentu sangat berpengalaman dalam menangani berbagai kasus terutama terkait keamanan massa.
Hamidin membagikan beberapa tips agar kejadian tewasnya seratus lebih supporter seperti di Malang tidak terulang kembali di masa mendatang. Simak selengkapnya.
Pengalaman Hamidin Saat Menjadi Kapolres Jakpus
Hamidin menceritakan pengalamannya saat menjadi Kapolres Jakpus di era Presiden SBY dulu. Saat itu dia sering mengamankan ribuan kerumunan unjuk rasa dan liga sepak bola.
Terkhusus sepak bola, Hamidin sering bertugas untuk mengamankan pertandingan Persija Jakarta.
"Adakah korban meninggal karena kekerasan polisi dalam pengaman pertandingan sepak bola?Tidak, silakan dicek - nihil. Adakah korban meninggal akibat bentrok antar pemain dalam liga sepak bola? Dalam catatan tidak ada .Ada yang meninggal pasca bubarnya penonton? Ada. Ada 2 soporter Persija - jakmania yang jatuh dari bus suporter di Depok.Dan ada 1 akibat perkelahian seusai pertandingan di benhil, dan 2 bus terbakar dan ada belasan laka ranmor 2 tahun kepemimpinan saya," tulis keterangannya.
Empat Kunci Mengatasi Anarkhisme pertandingan Sepak Bola
Dalam keterangan postingannya, Hamidin membagikan empat kunci dalam mengantisipasi pengamanan massa secara besar.
Dalam poin pertamanya, Ia mengatakan bahwa Kapolres harus paham peta pertandingan yang rawan dan beresiko anarkhis. Kapolres juga harus berani membuat keputusan pertandingan tanpa penonton di pertandingan yang beresiko tinggi.
"Kedua, Kapolres dengan seizin Kapolda harus melakukan razia terhadap semua suporter supaya tidak membawa barang berbahaya ke dalam Stadion," tulisnya.
Dalam poin ketiga Ia juga menyatakan penggunaan amunisi ringan harus disesuaikan dengan prinsip dasar yaitu tidak digunakan di ruang tertutup. Keempat, Kapolres terus memantau dan memberikan pesan persuasif untuk menjaga sportivitas dan keamanan serta kenyamanan selama pertandingan.
Postingan Hamidin Dapat Dukungan Netizen
Instagram hamidin_ajiamin ©2022 Merdeka.com
Meski sudah tidak menjabat lagi, purnawirawan Polisi tersebut masih memberikan perhatian untuk nama baik instansi sekaligus evaluasi untuk penanganan serupa di lain waktu.
Postingan ini mendapat respon positif dan dukungan dari para netizen yang sepakat dengan komentarnya tersebut.
"anak muda harus belajar banyak sama yang berpengalaman," ujar akun @vilisya***
"Jenderal Panutan..Bang Hamidin..Salam Sehat Bang," ketik akun @danihen***
"mantap, jangan menggunakan gas air mata dalam ruangan, itu yang apresiasi kepada anda," ujar @mzubir***
"konsep yang bagus bapak, terlepas sdh terjadi bapak utk ke depan bs di pedomani, sehat selalu Bapak," komentar akun @mulyasyah***
Kontroversi Penggunaan Gas Air Mata di Sepak Bola
Penanganan penghalauan massa di dalam stadion Kanjuruhan menjadi sorotan. Sebab dalam aturan FIFA penggunaan gas dalam penanganan massa tidak diperbolehkan. Hal itu diatur dalam pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Saferty and Security Regulations).
Bunyi pasal 19 b soal pengamanan di pinggir lapangan adalah: Tidak boleh ada senjata api atau "gas pengendali massa" yang boleh dibawa atau digunakan (No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used).
Meski FIFA secara terperinci melarang penggunaan gas air mata, namun masih ada kejadian pihak keamanan menggunakan gas air mata secara tidak tepat.
©YouTube/Liputan6
Alasan Kepolisian Tembakan Gas Air Mata
Hamidin mengatakan jika penggunaan gas air mata bisa dipakai di situasi tertentu dan di ruang terbuka.
©2022 REUTERS TV
Hal serupa juga diklaim oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta. Nico mengklaim, penembakan gas air mata kepada suporter Arema FC sudah sesuai prosedur. Namun, tindakan ini membuat banyak suporter mengalami sesak napas.
"Para suporter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas," jelasnya.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menyampaikan bahwa kericuhan dalam tragedi Kanjuruhan itu berawal dari kekecewaan suporter tim tuan rumah yakni Arema, yang turun ke lapangan tanpa dapat dikendalikan oleh pihak keamanan.
"Bahkan, aparat kepolisian yang tidak sebanding dengan jumlah penonton, secara membabi buta menembakkan gas air mata sehingga menimbulkan kepanikan terhadap penonton yang jumlahnya ribuan," tutur Sugeng kepada wartawan, Minggu (2/10).
(mdk/thw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Purnomo Polisi Baik di tengah kesibukannya melakukan aksi sosial sedang meluangkan waktu untuk liburan bersama keluarga di sebuah air terjun yang sejuk dan asri
Baca SelengkapnyaMenkes Budi Gunadi Sadikin mengomentari langkah polisi dan Pemkot Tangerang menyemprotkan air ke jalan untuk mengurangi polusi.
Baca SelengkapnyaMomen lucu Bintara Polisi bujangan dan komandannya saat kenaikan pangkat. Disiram air supaya cepat laku. Begini ulasannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyebut para tahanan dapat meloloskan diri dengan cara melewati ventilasi ruang sel.
Baca SelengkapnyaKapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaSejumlah pejabat dan petinggi TNI-Polri turut hadir dalam acara yang dilaksanakan di Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung.
Baca SelengkapnyaGanjar mengapresiasi dukungan diberikan pensiunan jenderal TNI maupun Polri tersebut.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah catatan yang membuat penyemprotan air ke jalan tak sepenuhnya efektif mengurangi polusi udara.
Baca SelengkapnyaCerita Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan yang sempat mempunyai cita-cita ingin ditempatkan di Polda Metro Jaya.
Baca Selengkapnya