Merdeka.com - Seorang nenek renta menjadi saksi sejarah berdirinya Markas Grup 2 Kopassus, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Bahkan wanita tua bernama Mbah Langkung ini sampai dikenal sebagai 'kantin legendaris'.

Sudah sekira 65 tahun Mbah Langkung berjualan di sana hingga dikenal oleh para prajurit TNI.Tak tanggung-tanggung sosoknya sampai dihormati para jenderal.

Mbah Langkung juga memiliki hati yang mulia. Dia kerap kali berbagi terhadap sesama. Melansir dari kanal YouTube Bang Ay, Selasa (24/5), berikut cerita kebaikan nenek yang telah berjualan di Kopassus selama 65 tahun dan dihormati para jenderal.

Jika di Markas Tidak Laku, Akan Pergi Keliling

kanal YouTube Bang Ay ©2022 Merdeka.com

Wanita bernama Mbah Langkung ini menjadi sosok legendaris di Markas Grup 2 Kopassus. Bahkan disebut-sebut sebagai salah satu saksi sejarah. Termasuk sebelum adanya Kopassus, saat masih Kopassandha dari RPKAD.

Jika dagangan Mbah Langkung di Markas Grup 2 Kopassus tidak habis, ia akan berkeliling untuk menjajakan di sekitar komplek rumah warga.

"Mbah Langkung kalau jualannya enggak laku ini, mbah Langkung muter?," tanya Riski Vivian.

"Iya muter, keliling ke tempat ibu-ibu. 'Bu, dibeli, bu komandan, saya keliling sampai sana, tempatnya Rt 6, Rt 5. Kadang saya dikasih sembako sama pak Rt, ya terima kasih," jawab Mbah Langkung.

Berbagi ke Provos TNI

kanal YouTube Bang Ay ©2022 Merdeka.com

Selain berjualan berkeliling, Mbah Langkung akan membagikan dagangannya kepada para pencari rumput. Agar mereka bisa istirahat dan makan siang.

Bukan itu saja, Mbah Langkung bahkan memberikan jualannya di markas Provos TNI di Grup 2 Kopassus.

"Ya saya tinggalin, saya taruh di Provos, saya kasih di penjagaan, kesatrian ya saya kasih. Enggak usah dibayar, biar dibayar sama Gusti Allah. Saya juga sering dikasih sama bapak ibu, Alhamdulillah saya juga memberi, orang yang cari rumput, cari daun pakan kambing. 'Ini buat makan dulu, istirahat dulu'. Saya juga dikasih," terang Mbah Langkung.

Mbah Langkung Berhati Mulia

kanal YouTube Bang Ay ©2022 Merdeka.com

Tak berhenti di situ, Mbah Langkung lantas membagikan jualannya secara merata. Jika di hari itu dagangannya masih banyak, maka ia akan memberikan secara cuma-cuma ke sejumlah titik penjagaan.

Menurutnya, Tuhan sudah kerap memberi rezeki yang banyak. Apalagi dari para prajurit TNI dan istrinya. Sehingga berbagi ke mereka, tak ada salahnya dan biarkan Tuhan yang membalas kebaikan tersebut.

"Saya kasihkan ke Provos, kalau jalan setiap masuk ya saya tinggalin mie soun, gorengan, donat. Itu sudah urusannya sama Gusti Allah. Saya tinggalin nasi dua bungkus, sate. Buat yang jaga sendiri, buat Provos sendiri. Yang di tempat cuci tangan yo tak tinggalin. Gusti Allah yang memberi rezeki ke saya ya banyak," ungkap Mbah Langkung.

Nenek Jualan di Kopassus, Dihormati Jenderal

kanal YouTube Bang Ay ©2022 Merdeka.com

Semenjak masih bangunan lawas, rupanya Mbah Langkung putri dan kakung sudah terlibat di Markas Grup 2 Kopassus. Hingga sosoknya dikenal dan dihormati para jenderal.

"Ya kalau jualan saya sudah 65 tahun," papar Mbah Langkung.

"Waw, 65 tahun," ungkap seorang tentara terkejut.

"Sejak dulu itu (jualan) umur 25 tahun sampai sekarang 85, mbah kakung 94. Alhamdulillah pak masih pada ingat sama mbah Langkung, ya Pak Vivin, pak Tagor yang jadi jenderal-jenderal itu mencari mbah Langkung ke rumah hari raya, Alhamdulillah terima kasih," terangnya.

"65 (tahun) dari tentara Zeni, mbah Kakung kerja bangunan. Jadi dulu mbah juga di sana," pungkasnya.

Sosok Mbah Langkung yang Dihormati Para Jenderal

Sudah 65 tahun Mbah Langkung berjualan di Kopassus. Hingga sosoknya dikenal sebagai kantin legendaris di sana, bahkan dihormati para jenderal.

Berikut videonya.