Merdeka.com - Bagi sebagian warga Surakarta pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Roni Bodax. Pria Kelahiran 26 Maret 1996 ini dikenal sebagai pendakwah yang memiliki tato hampir di seluruh tubuhnya. Roni sendiri merupakan mantan preman jalanan yang memutuskan untuk berhijrah.

Dalam memutuskan untuk berhijrah, tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhi, baik dari keluarga, lingkungan sekitar, atau karena diri sendiri. Dalam acara Hafizh Indonesia, Roni Bodax sempat menceritakan kisah perjalanan hijrahnya. Berikut ulasannya:

Mantan Preman di Solo

Youtube/Hafiz Indonesia 2020 Merdeka.com

Roni merupakan mantan preman jalanan di kota Solo yang memiliki tato di seluruh tubuhnya. Awal Roni mengenal tato, saat dirinya menginjak usia 15 tahun karena terpengaruh dengan lingkungan sekitar.

Lingkungan pergaulan yang buruk disebut sebagai pemicu Roni Bodax mulai mengenal tato dan kehidupan yang jauh dari agama.

"Dulu itu dari lingkungan yang kurang baik. Dulu kalau enggak mabuk ya di gim online. Suatu ketika disamperin anak punk terus ngajak kenalan, sampai akhirnya minum bareng. Itu awalnya kenal tato," kata Roni.

Sang Ayah Meninggal

Youtube/Hafiz Indonesia 2020 Merdeka.com

Sejak kecil Roni tinggal di Kota Solo dan ayahnya di Jakarta untuk mencari nafkah. Suatu hari saat ayahnya meninggal, ibunya harus pindah ke Jakarta karena ada satu dan lain hal.

Saat ditinggal oleh ibunya ke Jakarta, Roni merasa bahwa dirinya sangat kesepian.

"Ibu kembali ke Jakarta, sampai ada di suatu ketika di bawah banget. iya kesepian di Solo," ungkap Roni.

Permintaan Ibunda

Youtube/Hafiz Indonesia 2020 Merdeka.com

Kemudian ada hal yang membuat hidup Roni berubah saat sang ibu meminta dirinya untuk kembali ke jalan yang benar.

"Ditelfon sama ibu, dia bilang ada syaratnya kalau mau ibu pulang ke Solo. Ibu cuma minta mas Roni sholat ngaji dan ngaji lagi," kenang Roni.

Saat mendengar permintaan sang ibunda, Roni tak ragu lagi dan langsung menyanggupi permintaan ibunya.

Belajar Agama dari Awal

Youtube/Hafiz Indonesia 2020 Merdeka.com

Setelah itu, Roni kembali belajar agama dan mengaji lagi.

"Belajar iqra lagi dari iqra 4, itu suatu wadah seperti mantan preman mantan anak jalanan ngumpul disitu untuk belajar agama sama ustadnya," kata Roni.

Mulai Berdakwah di Lingkungannya

Setelah berhijrah dan bertaubat Roni mulai berdakwah dengan cara menghampiri preman-preman di pinggir jalan. Pelan-Pelan ia mengajak orang tersebut untuk berpindah tongkrongannya di dekat masjid, saat adzan berkumandang ia pergi sholat tanpa mengajak preman-preman yang lain. Lama kelamaan, beberapa preman mulai ikut untuk sholat tanpa ajakan dari Roni.