Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Daftar Kekejaman Tentara Myanmar, Bantai & Perkosa Muslim Rohingya

Ini Daftar Kekejaman Tentara Myanmar, Bantai & Perkosa Muslim Rohingya Tentara Myanmar. ©REUTERS

Merdeka.com - Negeri tanah emas Myanmar, saat ini tengah dalam kondisi mencekam dan menjadi perhatian masyarakat di seluruh dunia. Hal ini disebabkan, adanya manuver dari pihak militer yang melakukan kudeta terhadap pemerintah. Pengambilalihan kekuasaan terjadi, setelah pihak militer Myanmar menganggap adanya kecurangan dalam pemilihan umum yang dilakukan pada bulan November 2020 lalu.

Kanselir Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint bahkan telah ditangkap dan ditahan di ibu kota Naypyidaw. Pihak militer Myanmar saat ini dikabarkan sudah menguasai kota Yangon, dan menunjuk pimpinan tertingginya, Jenderal Senior Min Aung Hlaing untuk mengambil alih kekuasaan sementara.

Posisi militer atau tentara di Myanmar memang cukup vital. Militer masih memiliki peran besar dalam kehidupan bernegara di Myanmar.

Tak cuma itu, militer Myanmar juga tercatat atas kekejamannya terhadap etnis muslim Rohingnya. Simak ulasannya berikut ini.

Kekejaman Militer Myanmar kepada Rakyat Rohingya

Memang sudah puluhan tahun lamanya, penduduk muslim Rohingya hidup dalam bayang-bayang ketakutan pasukan militer Myanmar yang disebut dengan Tatmadaw. Penduduk Rohingya tinggal di wilayah Arakan, bagian dari Rakhine- di Myanmar Barat yang berbatasan langsung dengan Bangladesh.

Sudah sejak tahun 1942, mereka mengalami upaya pengusiran dari wilayah Arakan. Sejak Myanmar merdeka pada 1948, Muslim Rohingya dikucilkan dalam hal pembangunan bangsa. Pada 1962 Jenderal Ne Win mensistematiskan penindasan terhadap Rohingya dengan membubarkan organisasi politik dan sosial mereka.

Pasukan pemerintah Birma (saat ini Myanmar), bahkan mengusir ribuan Muslim Rohingya secara brutal disertai pembakaran pemukiman, pembunuhan dan pemerkosaan lewat pasukan militernya.

Penyiksaan Muslim Rohingya Bukan Rahasia Lagi

Kejahatan genosida yang dilakukan oleh pasukan bersenjata Myanmar itu bahkan sudah menjadi rahasia umum. Misi pencari fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar mengatakan, pemerkosaan oleh pasukan militer dan bentuk kekerasan seksual lainnya begitu rutin terjadi.Kabarnya, kekerasan seksual yang dilakukan bertujuan untuk meneror etnis minoritas. PBB menemukan, di Negara Bagian Rakhine, di mana minoritas muslim Rohingya menetap, praktik kekerasan seksual begitu meluas selama operasi "pembersihan" oleh pemerintah, pada tahun 2017 lalu. Dalam laporan setebal 61 halaman dari PBB, disebutkan jika kekerasan seksual digunakan militer Myanmar sebagai strategi untuk mengintimidasi, meneror, dan menghukum penduduk sipil. Disebutkan juga bahwa hal tersebut sengaja dilakukan untuk memaksa mereka pergi dari wilayah Myanmar.

ribuan muslim rohingya dipindah ke pulau terpencil

©REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

Mengutip dari kantor berita Anadolu, Ketua Misi Pencari Fakta Marzuki Darusman mengatakan, baik perempuan dewasa atau anak-anak menjadi sasaran dalam sebagian besar serangan oleh militer Myanmar. Selain dipukul, disulut rokok, dan diiris pisau, perempuan Myanmar juga diperkosa oleh pasukan militer. Bahkan, dalam laporan pencari fakta itu, PBB juga menemukan bahwa para perempuan dijadikan budak seksual di pangkalan Tatmadaw."Komunitas internasional harus meminta militer Myanmar untuk memperhitungkan rasa sakit dan penderitaan luar biasa yang ditimbulkan," ujar Ketua Misi Pencari Fakta, Marzuki Darusman, seperti yang dikutip kantor berita Anadolu, Jumat (23/8/2019).

Kesaksian Tentara Myanmar

Beberapa waktu yang lalu, muncul sebuah video kesaksian dua tentara Myanmar secara terbuka mengakui bahwa mereka terlibat dalam apa yang disebut pejabat PBB sebagai kampanye genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya di negara tersebut. Dua tentara mengakui kejahatannya berupa eksekusi, penguburan massal, pemusnahan desa, dan pemerkosaan."Kami memusnahkan sekitar 20 desa," kata Zaw Naing Tun said, menambahkan dia juga mengubur sejumlah mayat dalam kuburan massal, dikutip dari The New York Times, Selasa (8/9/20).Kekejaman yang dijelaskan oleh kedua prajurit militer Myanmar yang melarikan diri itu, sejalan dengan bukti pelanggaran hak asasi manusia serius yang dikumpulkan dari lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya yang sekarang berlindung di negara tetangga Bangladesh.

Panglima Militer Myanmar: PBB Jangan Ikut Campur

aung hlaing

©EPA

Tak sejalan dengan keinginan masyarakat dunia, Panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing justru pernah meminta kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar tidak ikut campur terhadap urusan negaranya. Hal itu diungkapkannya setelah penyelidik PBB menyerukan penangkapan terhadap jenderal-jenderal Myanmar yang diduga melakukan genosida terhadap warga Muslim Rohingya.Selain meminta PBB untuk tidak ikut campur, Min Aung Hlaing juga mengabaikan tuntutan PBB agar anggotanya dihukum karena diduga mengerahkan aksi kekerasan terhadap warga Rohingya."Tidak ada negara, organisasi atau kelompok yang memiliki hak untuk ikut campur dan membuat keputusan atas kedaulatan suatu negara," kata Min Aung Hlaing dalam sebuah pidato, dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (24/9/2018).

(mdk/khu)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Minta Jadi WNI, Enam Pengungsi Rohingya Ajukan Pembuatan KTP di Disdukcapil Makassar
Minta Jadi WNI, Enam Pengungsi Rohingya Ajukan Pembuatan KTP di Disdukcapil Makassar

Satu keluarga berjumlah enam orang yang merupakan pengungsi Rohingya mendatangi Kantor Disdukcapil Makassar untuk mengajukan pembuatan KK dan KTP.

Baca Selengkapnya
Ribuan Umat Muslim di Perbatasan Timor Leste Pawai Obor Bawa Pesan Toleransi
Ribuan Umat Muslim di Perbatasan Timor Leste Pawai Obor Bawa Pesan Toleransi

Ribuan Umat Muslim di Perbatasan Timor Leste Pawai Obor Bawa Pesan Toleransi

Baca Selengkapnya
Tiga Warga Rohingya Jadi Tersangka Penyelundupan Manusia di Aceh Timur
Tiga Warga Rohingya Jadi Tersangka Penyelundupan Manusia di Aceh Timur

Tiga orang etnis Rohingya ditetapkan sebagai tersangka penyelundupan manusia karena membawa puluhan pengungsi Rohingya dan WN Bangladesh berlabuh di Aceh Timur.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ridwan Kamil Ingatkan IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi
Ridwan Kamil Ingatkan IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi

Contohnya seperti Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.

Baca Selengkapnya
170 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Langkat, Ada yang Sakit dan Kelaparan
170 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Langkat, Ada yang Sakit dan Kelaparan

170 pengungsi Rohingya berlabuh di Langkat, ada yang sakit dan kelaparan

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia

Pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Indonesia menuai pro dan kontra

Baca Selengkapnya
'Ngemper' di Jalanan Pekanbaru, 13 Warga Rohingya Dibawa Polisi
'Ngemper' di Jalanan Pekanbaru, 13 Warga Rohingya Dibawa Polisi

13 warga Rohingya tersebut untuk dibawa ke tempat yang semestinya.

Baca Selengkapnya
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
3 Warga Bangladesh Jadi Tersangka Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Begini Modusnya
3 Warga Bangladesh Jadi Tersangka Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Begini Modusnya

Polres Langsa, Aceh menetapkan tiga warga Bangladesh sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya