Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Batu Ganjalan NasDem Masih Susah Koalisi dengan Demokrat & PKS di Pilpres 2024?

Ini Batu Ganjalan NasDem Masih Susah Koalisi dengan Demokrat & PKS di Pilpres 2024? Potret Kebersamaan Anies-AHY, JK dan Surya Paloh. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Partai-partai politik sudah mulai gencar melakukan pertemuan guna mencari koalisi untuk Pilpres 2024 mendatang. Begitu pun dengan Partai NasDem, Partai Demokrat hingga PKS.

Bau-bau koalisi antar ketiga partai politik ini makin tercium. Nama-nama yang menjadi tokoh potensial untuk diusung menjadi capres cawapres pun mulai berembus. Namun, rupanya masih ada batu ganjalan bagi Partai NasDem untuk berkoalisi dengan Demokrat dan PKS.

Simak ulasan informasinya berikut ini.

Hampir 80 Persen Kongkret Koalisi

Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya membeberkan alasan partainya dengan Demokrat dan PKS tak kunjung berkoalisi. Salah satunya adalah karena NasDem dengan kedua partai tersebut belum pernah menjalin kerja sama.

"Satu, kami belum pernah bekerja sama sebelumnya. Tentu ini nggak bisa kawin paksa kan, tentu proses pembangunan chemistry di dua ranah, ranah antarpartai, ranah antara kandidat dengan partai, itu tidak sederhana itu," kata Willy saat ditemui di ruangan Fraksi NasDem, Jakarta, Senayan, Senin (19/9).

Selain itu, faktor lain yakni proses pencocokan kedua layer dari masing-masing partai. Sebab, proses tersebut harus berjalan bersamaan, sehingga itu menjadi ganjalan masing-masing partai.

"Dua layer ini harus berjalan secara simultan. Itu yang beratnya itu, ada orang yang kadang-kadang misal kita contoh, tetangga, langsung partainya saja. Itu kan satu layer, sementara ini bekerja dalam dua ranah lah, dua dunia, dua alam, capres-cawapresnya dan partainya," paparnya.

Lebih lanjut, Willy menuturkan, saat ini peluang PKS, Demokrat, NasDem untuk berkoalisi sudah mendekati kesepakatan.

"Peluangnya ya sejauh ini komunikasi bagus lah. (80 persen) Bisa jadi, kalau kesepakatan beberapa hal terpenuhi," ungkap Willy.

Dalam pembahasan koalisi, Willy mengatakan, partainya bukan hanya membicarakan visi, namun juga membahas permasalahan kebangsaan. Setelah menemukan titik persamaan, pembahasan calon akan berlanjut.

"Bukan hanya visi, berangkat dari problem, habis itu baru kita bersepakat apa yang harus kita lakukan, abis itu baru oh kalau begini siapa yang cocok," imbuhnya.

Nama Anies & AHY Masuk Radar PKS

ahy sambangi anies baswedan di balai kota

©2021 Liputan6.com/Faizal Fanani

Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkapkan, sejumlah tokoh potensial yang bakal diusung pada Pilpres 2024. Ini dilakukan setelah Musyawarah Majelis Syura (MMS) VII di Bandung pada 14-15 Agustus 2022.Tokoh tersebut memiliki tiga kriteria utama yakni memiliki karakter nasionalis-religius, berpeluang besar untuk menang, dan menjadi simbol perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.Ketua Bidang Humas DPP PKS Ahmad Mabruri mengungkapkan, tokoh tersebut memiliki Kriteria nasionalis-religius.Di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno hingga Ketua Umum Partai PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin."Nasionalis religius bisa Anies Baswedan, Sandiaga Uno, AHY, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto," kata Ahmad Mabruri, saat dihubungi merdeka.com, Minggu (18/9).Selain itu, PKS juga terus menjalin komunikasi dengan Partai Nasdem, Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) serta Partai Gerindra."Kita jalin komunikasi dengan semua kandidat dan partai. Membangun Indonesia perlu kolaborasi semua elemen bangsa. Partai tersebut yakni Nasdem, Demokrat, Golkar, PKB, PAN,PPP, Gerindra," ucapnya.

Demokrat Beri Sinyal Mau Duet Anies-AHY

Namanya masuk menjadi tokoh potensial yang bakal diusung pada Pilpres 2024, Anies Baswedan pun menyatakan kesiapannya menjadi calon Presiden. Selain itu, Partai Demokrat juga menilai, Anies memiliki kedekatan historis dengan Demokrat."Kami menghormati sepenuhnya pernyataan kesediaan Mas Anies jika dicalonkan sebagai Capres. Mas Anies dengan Partai Demokrat dan Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) memiliki kedekatan historis," kata Deputi Bappilu DPP Demokrat, Kamhar Lakumani lewat pesan tertulis, Jumat (16/9).Menurut Kamhar, Demokrat menjadi panggung pertama tampilnya Anies di panggung politik formal. Dia berkata, persahabatan antara AHY dan Anies telah terbangun jauh sebelum keduanya hijrah ke medan pengabdian baru melalui jalan politik."Mas Anies sebelumnya mengabdi sebagai Akademisi dan Mas AHY sebagai TNI. Nama Mas Anies sendiri sebelumnya telah dipresentasikan DPD Partai Demokrat DKI Jakarta untuk bisa berpasangan dengan Mas Ketum AHY," kata dia.Meski begitu, aspirasi dari segenap kader yang berkembang pada Rapimnas Partai Demokrat meminta agar AHY bisa tampil pada kontestasi Pilpres 2024 baik sebagai Capres atau Cawapres. Namun, hal itu bergantung pada kesepakatan bersama Parpol koalisi."Karenanya ikhtiar membangun koalisi menjadi salah satu agenda utama Partai Demokrat saat ini," jelas Kamhar.

NasDem Beri Sinyal Belum Cocok jika AHY jadi Cawapres

waketum nasdem ahmad ali

©2019 Merdeka.com

Di lain pihak, Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali mengakui, saat ini NasDem, Demokrat dan PKS memang melakukan komunikasi intens untuk mencari kesamaan visi dan misi menuju Pemilu 2024."Tapi kalau NasDem, PKS dan Demokrat emang komunikasi intens, tapi kemudian kita belum mengatakan kita segera berkoalisi. Banyak hal yang harus dibahas, bahwa intensitas pertemuan itu bukan untuk mencari perbedaan tapi persamaan yang terus-menerus dicari NasDem, PKS dan Demokrat," ucapnya.Dia menyampaikan, untuk capres dan cawapres NasDem sendiri berharap sosok yang akan diusung tidak terafiliasi dengan partai politik. Sehingga, sosok tersebut bisa mengayomi seluruh masyarakat Indonesia.Harapan tersebut, tengah dibahas dan dikomunikasikan dengan Demokrat dan PKS. Sebab, setiap partai politik memiliki syarat tersendiri seperti Demokrat, kata Ahmad Ali, hingga kini masih mensyaratkan sosok internal Demokrat sebagai calon wakil presiden."Kalau kemudian Demokrat mengajukan syarat yang sulit diterima oleh parpol lain atau sebuah partai mengajukan sebuah syarat-syarat yang sulit diterima oleh parpol lain contoh sebuah partai sepakat tidak mempersyaratkan kader menjadi calon presiden," ucap Ahmad Ali."NasDem ingin menyatukan pikiran itu apakah kemudian NasDem, Demokrat sepakat enggak untuk capres tidak berangkat dari internal partai kemudian kalau internal Demokrat mempersyaratkan wakil presiden dari internalnya terus pertanyaannya NasDem dan PKS gimana?," sambungnya."Artinya kemungkinan jadi itu iya (koalisi), kemungkinan tidak jadi juga iya. Ya kita semakin intens ketemu semakin intens kesamaan bahwa memang menuju kepada Anies (capres), kenapa Anies? karena Anies bukan partisan," ujarnya."Jadi kita berharap nanti kalau umpama Anies yang dicalonkan Nasdem dan Demokrat, PKS kita juga berharap Anies tetap profesional, tetap non-partisan tidak berafiliasi politik dan itu bisa diterapkan wakilnya agar bisa mengayomi semuanya," imbuh Ahmad Ali. Ia juga angkat bicara mengenai foto bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sebuah acara pernikahan.Dikatakan, foto bersama itu terjadi saat tokoh-tokoh tersebut menghadiri pernikahan dari anak salah satu kader NasDem dan pertemuan tidak disengaja."Bahwa pertemuan semalam itu bukan bahas politik, pertemuan semalam itu pertemuan yang kebetulan di pernikahan putri Pak Sugeng kader Partai NasDem," kata Ahmad Ali, saat dihubungi merdeka.com, Senin (19/9).

(mdk/tan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Usai NasDem, Giliran PKS Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran

Usai NasDem, Giliran PKS Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran

PKS menilai kemenangan ataupun kekalahan merupakan suatu keniscayaan dalam kontestasi pilpres.

Baca Selengkapnya
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Awal Mula Pendukung 01 dan 03 Nobar Debat Capres: Kesamaan Tujuan Antisipasi Ancaman Demokrasi

Awal Mula Pendukung 01 dan 03 Nobar Debat Capres: Kesamaan Tujuan Antisipasi Ancaman Demokrasi

Pendukung paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud yang tergabung dalam Progresif nonton bareng debat Capres dengan pendukung paslon 01 Anies-Cak Imin.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Potret Elektabilitas Capres-Cawapres Jelang Debat Terakhir Pilpres 2024

Potret Elektabilitas Capres-Cawapres Jelang Debat Terakhir Pilpres 2024

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan menggelar debat terkahir Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Debat Politisi Suasananya Panas, tapi Rakyat Santai Saja

Jokowi: Debat Politisi Suasananya Panas, tapi Rakyat Santai Saja

Menurut Jokowi, masyarakat di desa dan daerah justru santai-santai saja menghadapi Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
NasDem Buka Peluang Lanjutkan Koalisi dengan PKS dan PKB untuk Pilgub DKI

NasDem Buka Peluang Lanjutkan Koalisi dengan PKS dan PKB untuk Pilgub DKI

NasDem tidak menutup apabila ada partai lain yang ingin gabung ke koalisi untuk Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya
NasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik

NasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik

Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).

Baca Selengkapnya
Debat Kelima Pilpres, PSI Minta Tidak Ada Lagi Pemberian Nilai Capres

Debat Kelima Pilpres, PSI Minta Tidak Ada Lagi Pemberian Nilai Capres

"Tidakperlu terulang lagi pemberian nilai antar-capres di atas panggung dengan maksud buruk mendagrasi kandidat lain," kata Sekjen PSI

Baca Selengkapnya