Demi Hidupi Keluarga, Pinkan Mambo Kini Jualan Makanan & Cuci Pakaian

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang signifikan di berbagai sendi kehidupan. Tak cuma kesehatan, segi sosial, hingga ekonomi juga ikut terpengaruh.

Semua orang kini tengah berjuang untuk bangkit dari keterpurukan. Termasuk bagi penyanyi kenamaan Pinkan Mambo. Pandemi Covid-19 diakuinya cukup berakibat fatal bagi kondisi ekonominya. Tak ada job yang datang padanya.

Alhasil, demi menghidupi keenam buah hatinya, kini dia mulai menjual makanan dan menyediakan jasa cuci pakaian. Tak tanggung-tanggung, dia juga mengantar langsung pesanan para pelanggannya.

Ingin tahu keseharian Pinkan Mambo yang kini sibuk menjual makanan dan mencuci pakaian pelanggan? Berikut ulasannya.

Belanja Sendiri ke Pasar Pagi-Pagi Buta

Setiap harinya, Pinkan Mambo harus berbelanja ke pasar untuk membeli seluruh bahan mentah. Waktu masih menunjukkan pukul 4.45 WIB pagi. Membawa kereta plastik belanja, Pinkan mulai berkeliling di pasar BSD, Tangerang.

Channel YouTube Cumicumi ©2020 Merdeka.com

"Pagi-pagi buta gini sudah harus stok makanan, eh sudah harus belanja. Ke pasar biasanya tergantung, kalau buru-buru nggak bisa bawa peralatan gini," kata Pinkan dilansir dari Channel youTube Cumicumi.

Tak Ada Job Panggilan Nyanyi

Semenjak pandemi Covid-19 merebak, mantan vokalis Ratu dan pelantun lagu 'Cinta Takkan Usai' karya Glenn Fredly itu tak lagi menerima panggilan bernyanyi. Baik untuk acara off air maupun on air, hingga tak ada panggilan untuk Pinkan jadi bintang tamu di acara televisi.

Channel YouTube Cumicumi ©2020 Merdeka.com

"Sejak Covid, enggak ada nyanyi, enggak ada apa. Jadi saya, awalnya sih karena kepepet jadi terpaksa," ujar Pinkan.

Terpaksa dan Kepepet

Pinkan yang merasa terjepit ekonominya akibat pandemi, berusaha untuk memutar otak. Mulai bangkit dengan menjual makanan dan jasa cuci pakaian.

Awalnya sempat ragu, hanya punya satu orang pelanggan. Namun Pinkan berusaha meyakinkan diri, demi bisa menghidupi anak-anak, dan menutup segala cicilan.

"Memang sudah lama ingin bikin restoran, ingin bikin laundry. Jadi akhirnya karena kepepet ini jadi akhirnya aku move on dan aku catering," kata Pinkan.

"Dari Covid ini karena kejepit, harus bayar mobil, bayar cicilan, ya otomatis kita harus puter otak gimana caranya. Tapi ini membawa kebaikan, jadi punya bisnis lain," jelasnya.

Ikut Masak Makanan dan Jadi Kurir

Semakin lama, bisnis baru yang tengah digelutinya semakin menunjukkan titik terang. Sejak awal Pinkan yang turun langsung, dari mulai berbelanja, memasak, dan mengantar ke konsumen.

Channel YouTube Cumicumi ©2020 Merdeka.com

Baru selanjutnya Pinkan memiliki jasa kurir sendiri yang siap mengantar sampai Bekasi, dan berbagai wilayah jauh. Pengemasannya masih terhitung sederhana. Dia menggunakan label kertas polos bertuliskan namanya, serta menggunakan selotip transparan.

Terima Jasa Cuci Pakaian

Jasa mencuci pakaian yang ditawarkan oleh Pinkan dibanderol dengan harga Rp45 ribu untuk 5 kilogramnya, khusus cuci kering dan lipat saja.

Sedangkan harga untuk mencuci hingga setrika, sebesar Rp55 ribu. Pinkan mengambil harga standar yang sudah ada di sekitar tempat tinggalnya. Hingga kini masih memiliki pelanggan tetap yang setia dengan jasa cucinya.

Channel YouTube Cumicumi ©2020 Merdeka.com

"Harga di BSD sini memang rata-rata segitu, jangan disamain sama Ciputat atau Parung. Tapi memang segitu, jadi aku normal price," papar Pinkan.

Omzet Bisa Lebih Besar dari Nyanyi

Tak disangka, penyanyi jebolan grup duo Ratu bersama Maia Estianty ini bisa meraup keuntungan yang besar. Terus fokus dan bertahan, serta memuaskan pelanggan menjadi prinsip Pinkan.

Channel YouTube Cumicumi ©2020 Merdeka.com

Dia mengaku bahwa keuntungan yang diperolehnya kini, terhitung bisa lebih besar daripada menjadi penyanyi.

"Pokoknya besarlah omzetnya. Bisa lebih besar dari nyanyi juga bahkan," jelasnya.

Video Keseharian Pinkan Mambo Demi Hidupi Keluarga

Berikut video keseharian Pinkan Mambo terbaru, yang kini jualan makanan dan membuka jasa mencuci pakaian demi bertahan di masa pandemi Covid-19.