50 Kata-Kata Bijak Tan Malaka, Cocok Buat Peringati Hari Lahir Sang Pahlawan Nasional

Merdeka.com - Hari ini, 2 Juni merupakan peringatan hari kelahiran Tan Malaka. Beliau merupakan salah satu pahlawan Nasional yang mempunyai peranan penting bagi sejarah kemerdekaan Indonesia. Tan Malaka juga dikenal sebagai sosok seorang pemikir, bahkan memberikan sumbangsih besar bagi wawasan kebangsaan. Salah satu karya besarnya adalah Madilog.

Pria kelahiran Sumatera, 2 Juni 1897 dikenal juga memiliki sifat sosialis dan politis. Pada tahun 1921, Tan Malaka bertolak ke Semarang untuk memulai terjun di dunia politik. Kiprahnya dalam dunia politik pun tak diragukan lagi. Terlebih didukung oleh pemikiran Tan Malaka yang begitu berbobot.

Sang Pahlawan Nasional ini terbunuh pada 19 Februari 1949 di Kediri, jawa Timur. Sebagian besar hidupnya, Tan Malaka habisnya dalam pengusiran dan pembuangan di luar Indonesia. Pemerintah Indonesia lantas memberikan penghormatan kepada Tan Malaka sebagai pahlawan Nasional pada tanggal 23 Maret 1963 melalui Ketetapan Presiden RI No 53. Lantas bagaimana kata-kata bijak Tan Malaka yang cocok untuk memperingati hari lahir Sang Pahlawan?

Melansir dari berbagai sumber, Kamis (2/6), simak ulasan informasinya berikut ini.

Kata-Kata Bijak Tan Malaka I

1. Partai mesti berhubungan rapat dengan massa terutama dalam saat yang penting, dengan segala golongan Rakyat dari seluruh kepulauan Indonesia. Dengan tidak berhubungan seperti itu, tak akan ada pimpinan yang revolusioner.

2. Yang kuat perindustriannya, itulah pihak yang mesti menang.

3. Kemauan Rakyat itulah kemauan Tuhan.

4. Revolusi ialah yang disebabkan oleh pergaulan hidup, satu hakekat tertentu dari perbuatan-perbuatan masyarakat.

5. Marxisme itu bukanlah suatu dogma (apalan). Melainkan sesuatu pedoman untuk bertindak.

6. Sudah pernah pengarang buku di Amerika meramalkan, bahwa kalau satu negara seperti Amerika mau menguasai samudera dan dunia, dia mesti rebut Indonesia lebih dahulu buat sendi kekuasaan.

7. Kebaikan buat masyarakat itu bergantung kepada watak masyarakat, dan didikan masing-masing orang.

8. Bahwa kebiasaan menghafal itu tidak menambah kecerdasan, malah menjadikan saya bodoh, mekanis, seperti mesin.

9. Dalam soal revolusi nasional, apakah bangsa yang terjajah yang berjuang untuk membela kemerdekaannya itu sesungguhnya menjadi bangsa yang merdeka dalam segala lapangan hidupnya terhadap bangsa lain, atau kembali dijajah dengan cara lama atau cara baru.

10. Janganlah menjatuhkan diri ke dalam kesesatan dengan mengira, bahwa kebudayaan Timur yang dulu atau sekarang lebih tinggi dari kebudayaan Barat sekarang. Ini boleh kamu katakan, bilamana kamu sudah melebihi pengetahuan, kecakapan dan cara berpikir orang Barat.

Kata-Kata Bijak Tan Malaka II

11. Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.12. Satu dua diantara berbagai ukuran yang biasanya kita pakai terhadap seseorang yang terjun kedepan masyarakat sebagai pemimipin ialah, apakah pertama sekali ia dapat melihat kedepan, dan kedua apakah di cukup mempunyai watak konsekuen untuk memegang pandangannya kedepan itu.13. Pertahanan yang sebaik-baiknya adalah yang dilakukan dengan menyerang.14. Dengan jalan revolusi dan perang kemerdekaan nasionallah yang dapat dimasukkan ke dalam revolusi sosial!!!, maka sekalian negeri besar-besar yang modern, tidak ada kecualinya, dapat melepaskan diri dari kungkungan kelas dan penjajahan.15. Beritahukanlah kepada kami, bagaimana perhubungan ekonomi antara kedua bangsa dan kelas itu! Kami akan dapat pula membentuk Bingkai politik antara kedua bangsa atau kedua golongan itu.16. Jika sekiranya pulau Jawa mempunyai borjuasi nasional yang revolusioner dan Diponegoro dalam perjuangannya melawan Mataram dan Kumpeni pastilah ia akan berdiri di sisi borjuasi itu.17. Seorang Marxist yang mau mendapatkan sesuatu kesimpulan (conclusion) buat dijadikan obor dalam menentukan sikap dan tindakan di Indonesia sekarang, haruslah mempertimbangkan kesimpulan itu atas bahan berpikir (promises) yang diperoleh di Indonesia sekarang pula.18. Seseorang yang ingin menjadi murid Barat atau manusia, hendaklah ingin merdeka dengan memakai senjata Barat yang rasionil. Apabila sudah dapat barulah dapat ia menciptakan satu pergaulan hidup yang baru dan rasionil.19. Revolusi timbul dengan sendirinya sebagai hasil dari berbagai keadaan.20. Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.

Kata-Kata Bijak Tan Malaka III

21. Lapar tak berarti kenyang buat si miskin. Si lapar yang kurus kering tak akan bisa kita kenyangkan dengan kata kenyang saja, walaupun kita ulangi 1001 kali.22. Jika kita dalam perjuangan revolusioner tidak mengambil inisiatif duluan, maka lawan mendapatkan keuntungan menguasai kemauan dan perbuatan ktia sehingga kita dipaksa dalam keadaan pasif melumpuhkan.23. Bahwasanya jika kelak Kapital Asing akan terus merajalela di Indonesia, seperti sebelum tahun 1942, maka politik Imperialisme pula yang akan merajalela di Indonesia di hari kemudian.24. Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.25. Berapapun cepatnya kebohongan itu, namun kebenaran akan mengejarnya juga.26. Di dalam masa revolusilah tercapainya puncak kekuatan moril, terjadinya kecerdasan pikiran dan memperoleh segenap kemampuan untuk pendirian masyarakat baru.27. Pengupasan yang cocok betul atas masyarakat Indonesia syarat terutama untuk mendapat perkakas revolusi, dan itu pulalah yang menjadi syarat pertama yang mendatangkan kemenangan revolusi kita.28. Para ahli filsafat sudah memberi bermacam-macam pemandangan tentang dunia itu. Yang perlu lagi ialah merubah dunia itu.29. Bahwa mereka pekerjalah, yang menduduki lantai ekonomi perekonomian Indonesia.30. Selama orang percaya bahwa kemerdekaan akan tercapai dengan jalan putch atau anarchisme hanyalah impian seorang yang lagi demam.

Kata-Kata Bijak Tan Malaka IV

31. Jika kita mau mengumpulkan dan memusatkan tenaga-tenaga revolusioner di Indonesia dengan jalan massa aksi yang tersusun buat merantapkan kemerdekaan nasional, tentulah kita mesti mempunyai satu partai yang revolusioner.32. Pada pukulan terakhir yang menentukan, kita hanya bisa mendapat kemenangan, jika kita juga mengambil inisiatif bertahan. Agar supaya pukulan terakhir yang menentukan itu dapat mewujudkan tujuan kita.33. Tetapi, jika pemerintah Indonesia kembali dipegang oleh kaki tangan kapitalis asing walaupun bangsa Indonesia sendiri, dan 100% perusahaan modern berada ditangan kapitalis asing, seperti di zaman "Hindia Belanda" maka Revolusi Nasional itu berarti membatalkan Proklamasi dan kemerdekaan Nasional dan mengembalikan kapitalisme dan imperialisme internasional.34. Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya.35. Bahwa benda itu adalah satu rantai, satu karma yang merantai hidup kita, hidup sengsara ini.36. Sebelum bangsa Indonesia mengerti dan mempergunakan segala kepandaian dan pengetahuan Barat, belumlah ia tamat dari sekolah Barat.37. Sedangkan sebetulnya cara mendapatkan hasil itulah yang lebih penting daripada hasil sendiri.38. Revolusi Indonesia sebagian kecil menentang sisa-sisa feodalisme dan sebagian yang terbesar menentang imperialisme Barat yang lalim ditambah lagi oleh dorongan kebencian bangsa Timur terhadap bangsa Barat yang menggencet dan menghinakan mereka.39. Marx mendefinisikan negara itu dengan "Negara itu adalah hasil dari pernyataan perjuangan kelas yang tidak bisa diperdamaikan.40. Seorang mengeluarkan tenaga yang sama untuk mendapatkan hasil yang sama.

Kata-Kata Bijak Tan Malaka V

41. Pertukaran bentuk demi bentuk negara didorong oleh perubahan ekonomi.42. Sekurang-kurangnya masyarakat kamu sudah mengeluarkan orang yang lebih dari seorang Darwin, Newton, Marx dan Lenin, barulah kamu boleh bangga.43. Satu kelas atas satu bangsa yang tidak mampu melemparkan peraturan-peraturan kolot serta perbudakan dengan perantaraan revolusi, niscaya musnah atau ditakdirkan menjadi budak buat selama-lamanya.44. Presiden Soekarno sambil menunjuk, berkata kepada saya lebih kurang seperti berikut: "Kalau saya tiada berdaya lagi, maka kelak pimpinan revolusi akan saya serahkan kepada saudara.45. Tidak, tak ada sesuatu program revolusioner yang berarti, jika tak ada pergerakan revolusioner.46. Seperti seekor semut hanyut bergantung pada sepotong rumput yang diayun-ayunkan gelombang.47. Yang tajam balik bertimbal, kalau tak ujung pangkal mengena.48. Ingatlah! Bahwa dari dalam kubur, suara saya akan lebih keras daripada dari atas bumi.49. Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.50. Manusia ialah hewan yang berpikir.