Untuk telepon saja, kita harus naik ke atas bukit
Merdeka.com - Ternyata apa yang banyak digaungkan oleh operator seluler di Indonesia tidak begitu sesuai dengan kenyataannya. Terbukti dengan keluhan yang disampaikan oleh masyarakat di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah ini.
Masyarakat pedalaman Kotawaringin Timur sampai saat ini selalu kesulitan untuk melakukan komunikasi via telepon atau juga perangkat mobile.
Hal tersebut dikarenakan sinyal dari para operator seluler tidak dapat diterima dan mereka mencari sinyal sampai harus naik ke atas bukit.
"Kalau mau nyari sinyal telepon selular, harus naik ke bukit. Tapi kan tidak mungkin kita bisa setiap hari naik ke bukit untuk berkomunikasi," kata Didi, salah seorang pegawai honor yang bertugas di Desa Tumbang Puan Kecamatan Telaga Antang saat berada di Sampit, seperti dikutip dari Antara, Jumat (11/02).
Tidak hanya Didi saja, banyak masyarakat atau pengguna telekomunikasi lain di daerah itu yang berharap agar para perusahaan operator peduli akan kebutuhan mereka dengan memasang menara agar aktivitas komunikasi dapat terlaksana dengan lancar.
Didi juga menambahkan bahwa 'sinyal terakhir' dari operator seluler hanya sampai di daerah Sangai. Ketika masuk Kotawaringin Timur apalagi sampai Tumbang Suang dan Tumbang Sawang, maka pengguna perangkat mobile harus bersusah payah dahulu untuk mendapatkan sinyal.
Masih terbatasnya akses komunikasi dan informasi ini memang menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kabupaten Kotim untuk dicarikan solusinya.
Penanganan masalah ini masuk dalam program penanggulangan kemiskinan dan pengentasan desa tertinggal yang sudah dialokasikan pendanaannya dalam APBD Kotim.
Saat ini komunikasi sangat penting untuk hubungan masyarakat setempat dengan warga di kawasan lain untuk urusan keluarga maupun pekerjaan. Jika komunikasi sudah mudah diakses, masyarakat akan sangat terbantu sehingga waktu mereka lebih efisien dan efektif.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Larangan penggunaan handphone merupakan upaya untuk meminimalisasi potensi kecurangan.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
Baca SelengkapnyaAiman menjalani pemeriksaan selama 12 jam sebagai saksi kasus dugaan penyebaran berita bohong.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Baca SelengkapnyaKampung ini menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap desa tempat tinggalnya
Baca SelengkapnyaRupanya alih-alih hanya video call karena gagal mudik, Nambunan memilih membawa orang tuanya ke perantauan.
Baca SelengkapnyaMereka harus bekerja keras karena akses jalan kendaraan belum tersedia.
Baca SelengkapnyaAliran sungainya juga tampak berwarna gelap, seolah menunjukkan kedalaman sungai ini
Baca SelengkapnyaEmpat pendaki yang sempat dikabarkan tersesat di Gunung Sanghyang, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Baca Selengkapnya