Terkenal Paling Aman, Telegram Punya Celah Keamanan?
Merdeka.com - Aplikasi WhatsApp belakangan sedang diterpa berbagai permasalahan keamanan siber. Salah satu yang paling ramai adalah berhasilnya peretasan aplikasi perpesanan tersebut menggunakan spyware Pegasus besutan NSO Group yang berbasis di Israel.
Menurut informasi, ada sekitar 1.400 pengguna yang merupakan tokoh publik, jurnalis, dan akademisi yang menjadi korban peretasan WhatsApp. Karena hal ini, mungkin sebagian orang memilih untuk memakai aplikasi perpesanan lainnya yang dinilai lebih aman dengan enkripsi tambahan seperti Telegram dan Signal.
Namun, kehadiran enkripsi tak bisa seratus persen menjamin aplikasi itu aman dari ulah peretas. Ketika ada kerentanan di enkripsi dan peretas berhasil mengetahui dan mengaksesnya, peretas dapat menyelinap ke sistem operasi smartphone dan data pribadi pengguna.
Adapun Telegram menerapkan enkripsi untuk fitur Secret Chat mereka. Fitur ini dienkripsi dengan lapisan keamanan ekstra, meski tidak seratus persen aman.
Hasil Penelitian Tim MIT
Celah keamanan Telegram ini muncul berdasarkan pada sebuah laporan riset dari peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Sebagaimana dikutip dari LiveMint via Tekno Liputan6.com, peneliti tersebut menemukan Telegram menggunakan protokol keamanan bernama MTProto yang tidak diawasi oleh kriptografer dari luar.
Telegram selanjutnya menggunakan penyimpanan berbasis komputasi awan untuk data mereka.
"Artinya, jika ada pihak yang bisa mendapatkan akses ke sistem peladen Telegram, mereka bisa mengakses pesan yang tidak terenkripsi dan seluruh metadata," tutur peneliti MIT Hayk Saribekyan dan Akaki Margvelashvili.
Bisa Akses Data Pengguna
Telegram sendiri meminta izin ke pengguna untuk mengakses daftar kontak di smartphone dan menyimpannya di peladen.
"Hal ini memberikan informasi jaringan sosial yang dapat diserang di peladen mereka dan dapat dijual ke otoritas tanpa persetujuan pengguna," kata peneliti.
Menurut keduanya, ketika pengguna memakai fitur Secret Chat Telegram untuk berkomunikasi, aplikasi mobile Telegram memungkinkan bagi pihak ketiga untuk melihat informasi metadata.
"Misalnya, peretas bisa mempelajari, kapan pengguna online atau offline. Telegram tidak menerapkan persetujuan dari kedua pihak untuk mengatur komunikasi. Karena alasan ini, penyerang bisa terhubung ke pengguna dan mendapatkan informasi metadata tanpa diketahui pengguna," ungkap tim peneliti MIT.
Sumber: Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selamatkan Gerobak saat Hujan Lebat, Aksi Pedagang Keliling Ini Banjir Simpati
Akun Instagram @suarasemangat menunjukkan bagaimana para pedagang rela basah kuyup demi menyelamatkan dagangannya
Baca SelengkapnyaTak Banyak yang Tahu, Cara Simpel Ini Ampuh Cegah Koper Hilang Saat Bepergian
Potensi kehilangan koper atau bahkan isi koper sangat mungkin terjadi dalam perjalanan apapun.
Baca SelengkapnyaDaftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024
Berikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lagi, Snapchat Pecat 500 Karyawan Awal 2024
Kabar ini pun langsung membuat saham pengelola platform Snapchat turun hampir 3 persen.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Penjaringan, Ini Isi Handphone Korban
Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
Baca SelengkapnyaApa Saja Tahapan Pemilu 2024? Ini Jadwal dan Alurnya
Merdeka.com merangkum informasi tentang apa saja tahapan pemilu 2024, berikut jadwal serta alurnya.
Baca SelengkapnyaHandphone Disita Penyidik, Aiman Ketar-Ketir Pemberi Info Netralitas Aparat Terbongkar
Aiman menjalani pemeriksaan selama 12 jam sebagai saksi kasus dugaan penyebaran berita bohong.
Baca SelengkapnyaPenyebab Telinga Cepat Kotor, Ketahui Cara Membersihkannya
Kotoran telinga merupakan masalah yang umum terjadi pada telinga. Dan jika dibiarkan dapat menimbulkan dampak buruk.
Baca Selengkapnya9 Cara Ampuh untuk Menenangkan Kecemasan
Beberapa orang mengalami kecemasan yang mungkin menjadi berlebihan dan mengganggu. Lantas, bagaimana cara mengatasi kecemasan tersebut? Yuk, simak caranya!
Baca Selengkapnya