Telkomsel tak gentar hadapi perusahaan merger XL-Axis

Merdeka.com - Telkomsel percaya diri menghadapi persaingan di industri seluler Indonesia dan menyatakan tidak gentar menghadapi gabungan perusahaan PT XL Axiata dan PT Axis Telekom.

"Tidak takut, kita kan paling Indonesia, masa takut?" tegas Mas'ud Khamid, Direktur Sales Telkomsel ketika ditanya mengenai kesiapannya menghadapi lawan tangguh, perusahaan hasil merger antara XL dan Axis, Selasa (3/12).

Seperti diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika baru saja menyetujui aksi merger-akuisisi XL dan Axis dan sebagai konsekuensinya, sebanyak 10 MHz pita operator gabungan itu diambil Kominfo di pita 2,1 GHz untuk kemudian dilelang kembali.

Mas'ud pun mengungkapkan strategi pemasarannya dalam menghadapi industri seluler di antaranya dengan meningkatkan akses data, mengakuisisi pelanggan operator lain, dan meningkatkan penetrasi produk ke komunitas. Telkomsel juga aktif menggarap pasar mobile yang sebelumnya kurang tergarap melalui peluncuran Mobile Grapari, belum lama ini.

Menurut dia, Telkomsel tidak takut pada siapapun, mengingat dari sisi penetrasi, infrastruktur, dan pangsa pasar masih nomor satu. "Pangsa pasar kita tetap, masih di atas 50 persen. Pangsa pasar pesaing lah yang naik," tuturnya.

Menurut Mas'ud, saat ini Telkomsel memiliki total jumlah pelanggan sebanyak 128 juta atau naik 3 juta pelanggan dari akhir tahun lalu dan ditargetkan pada tahun depan telah mencapai 135 juta orang.

Dari total jumlah pelanggan tersebut, 60 juta di antaranya merupakan pelanggan data, atau naik 40 persen dari akhir tahun lalu. "Telkomsel sudah selesai dengan 2G, dan kini melangkah ke layanan data atau 3G," ujarnya.

Telkomsel saat ini telah memiliki lebih dari 8 ribu unit BTS yang mana sekitar 80 persen di antaranya merupakan BTS 3G. Tahun ini anak usaha Telkom itu membangun 15 ribu BTS, dan tahun depan pun kurang lebih sama, termasuk di wilayah terluar seperti Papua.