Soal stiker gay, Facebook dkk harus tunduk aturan setempat
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan semua layanan Over The Top (OTT) global seperti Facebook, Path, Line, WhatsApp, Twitter, dan lain sebagainya, harus tunduk pada aturan setempat. Pernyataannya itu, mengacu mengenai hebohnya stiker Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di layanan perpesanan Line yang kemudian menyusul ditemukan di beberapa aplikasi sejenis.
"Ya memang ini kan fenomena yang saat ini masyarakat dan tokoh masyarakat terpecah, ada yang setuju dan banyak yang tidak setuju dengan LGBT. Tapi, penyedia OTT harus memperhatikan ketentuan dan aturan lokal, termasuk kearifan lokal, seperti dalam hal sikap masyarakat mengenai LGBT. Kalau mayoritas tidak setuju, baiknya konten-konten gambar-gambar seperti itu dihapus saja," ujarnya saat berbincang dengan Merdeka.com di Jakarta, Jumat (12/2).
Pemerintah pun, kata dia, harus cepat tanggap manakala ada isu-isu yang sedang ramai maupun masukan dari masyarakat. Pasalnya, diakuinya pemerintah selalu berfokus pada investasi termasuk OTT global, sehingga muncul kekhawatiran kaburnya investasi asing jika ada aturan yang terlalu ketat.
"Maksudnya khawatir kalau keras investasi asing kabur, meski investasi asing yang dimaksud (OTT global) juga bubble bahkan tidak jelas," kata dia.
Dia pun melihat jika pada dasarnya saluran masyarakat mengadu ke pemerintah sudah ada, akan tetapi kurang tersosialisasi dengan baik. Hal ini juga perlu diperhatikan jika pemerintah pun harus membuka saluran pengaduan lain selain lewat email.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melalui Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo, Ismail Cawidu, mengatakan ramainya OTT global mempublikasikan gambar-gambar bernuansakan LGBT menjadi perhatian khusus untuk mengundang pihak terkait duduk bersama membahas hal itu.
"Kemkominfo akan mengundang para perwakilan OTT yang beroperasi di Indonesia untuk membahas masalah tersebut dalam waktu dekat," ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, Facebook dan WhatsApp harus mengikuti norma-norma agama, budaya, dan adat yang ada di Indonesia terkait hal-hal seperti itu. Praktis, kedua OTT Global itu harus melakukan langkah serupa dengan Line untuk menarik stiker-stiker yang mengandung komunitas LGBT.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat Down, Instagram dan Facebook Kini Telah Pulih
Pengguna mengeluhkan tidak bisa mengakses Instagram untuk beberapa waktu.
Baca SelengkapnyaSelamatkan Gerobak saat Hujan Lebat, Aksi Pedagang Keliling Ini Banjir Simpati
Akun Instagram @suarasemangat menunjukkan bagaimana para pedagang rela basah kuyup demi menyelamatkan dagangannya
Baca SelengkapnyaIndef Sebut Langkah Pemerintah Pisahkan Izin Tiktok Shop dan Sosial Media Sudah Tepat
Media sosial TikTok dan TikTok Shop menggabungkan dua fitur tersebut, padahal secara aturan seharusnya memiliki izin operasi yang berbeda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tengah Jadi Sorotan, Simak Gaya Ibunda Lesti Kejora yang Kini Selalu Tampil Stylish
Penampilan Sukartini yang begitu necis juga jadi perbincangan. Banyak netizen menyebut ibunda Lesti ini sudah banyak berubah.
Baca SelengkapnyaAkun Instagram Mahfud Diretas, Ganjar Pertanyakan Keamanan Siber
Ganjar menyebut, kalau akun seorang Menko Polhukam saja dengan mudahnya diteras, bagaimana dengan akun orang lain.
Baca SelengkapnyaPolisi Ini Diuji Kesetiaannya dengan Pacar oleh Atasan, Aksinya Sukses Bikin Kekasih Klepek-klepek
Viral di media sosial sosok polisi yang duji kesetiannya dengan pacar oleh atasannya.
Baca SelengkapnyaNgeri, Ini Detik-Detik Pohon Besar Tumbang Hampir Timpa Pengendara di Tomang Jakbar
Seorang warga merekam detik-detik pohon besar jatuh hingga akhirnya menutup jalanan dan hampir menimpa pengendara di Jakarta Barat viral media sosial.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Biang Kerok Instagram dan Facebook 'Down' di Dunia, Termasuk Indonesia
Instagram dan Facebook mengalami gangguan akses layanan atau down di sejumlah negara di dunia.
Baca Selengkapnya