Singapura Siapkan Wearable Device Lacak Sebaran Covid-19
Merdeka.com - Singapura dilaporkan tengah menyiapkan wearable device yang dapat digunakan untuk melacak penyebaran Covid-19 di negara tersebut. Menurut otoritas setempat, fungsi perangkat ini akan mirip dengan aplikasi TraceTogether yang lebih dulu diperkenalkan.
"Kami sedang mengembangkan dan akan segera merilis wearable device portabel yang memiliki tujuan serupa Trace Together, tapi tidak bergantung pada smartphone," tutur Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, seperti dikutip dari Forbes, Senin (8/6).
Menurut Vivian, apabila perangkat ini mampu bekerja dengan baik, pemerintah akan mendistribusikannya ke masyarakat Singapura. Di sisi lain, ada harapan perangkat ini dapat menjadi alat pelacak yang lebih efektif ketimbang TraceTogether.
Sebagai informasi, aplikasi TraceTogether yang berfungsi untuk melacak penyebaran dan kontak Covid-19 di Singapura baru diunduh sekitar 20 persen populasi negara tersebut. Terlebih, aplikasi itu ternyata tidak optimal di iOS.
Alasannya, Apple tidak mengizinkan sebuah aplikasi mengaktifkan bluetooth saat tidak dibuka dan dianggap melanggar aturan privasi. Sementara aplikasi TraceTogether membutuhkan bluetooth tetap menyala termasuk saat aplikasi tidak dibuka agar tetap berjalan optimal.
Oleh sebab itu, pemerintah Singapura memilih untuk mengembangkan alat pelacak sendiri. Nantinya, alat ini dibuat portabel, sehingga dapat disangkutkan di kunci atau aksesoris lain.
Alat ini juga dapat diisi ulang, dan tetap perlu terhubung dengan aplikasi di smartphone untuk mengunggah informasi soal orang di sekitar penggunannya. Dengan cara itu, proses pelacakan dapat berjalan di Singapura.
"Saya percaya ini akan lebih inklusif dan akan dipastikan lebih aman," tutur Vivian. Untuk itu, dia juga mengatakan perangkat ini akan mengikuti panduan privasi dan keamanan dari Apple maupun Google.
TraceTogether
Sebelumnya, Singapura meluncurkan aplikasi yang diberi nama TraceTogether pekan lalu. Aplikasi ini hadir untuk mendukung upaya pelacakan dan penyebaran Covid-19 di negara tersebut.
Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (26/3), aplikasi ini dikembangkan oleh Government Technology Agency yang berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Singapura selama delapan minggu.
Aplikasi ini dapat digunakan oleh siapapun yang memiliki nomor telepon Singapura dan menggunakan smartphone dengan bluetooth.
Aplikasi TraceTogether bekerja dengan saling mengirimkan sinyal bluetooth antar perangkat dalam radius dekat, yakni dua meter.
Sebelum memakai, pengguna harus mengaktifkan bluetooth di perangkatnya, lalu menyalakan push notification termasuk mengizinkan aplikasi ini melacak lokasi.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustinus Mario Damar
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Penularan Flu Singapura, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.
Baca SelengkapnyaSeperangkat Teknologi Keren Wajib Diboyong saat Mudik Lebaran Bikin Orang Kampung Melongo
Berikut adalah deretan teknologi terbaru yang cocok dibawa ke kampung halaman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPentingnya Peran Perempuan dalam Keluarga Mencegah Kejahatan Digital
Mencegah pencurian data pribadi dengan meningkatkan pengamanan mulai dari gadget sendiri.
Baca Selengkapnya