Merdeka.com - Para ahli teknologi selalu menyarankan agar pengguna gadget tidak memakai perangkat mobile mereka saat tengah berkendara, menyetir misalnya. Kini, imbauan tersebut disematkan pada Google Glass.

Menurut penelitian dari Universitas Central Florida, mengendarai sebuah mobil atau kendaraan bermotor lainnya jauh lebih aman bila tidak dilakukan sambil SMSan via Google Glass. Bahkan, resiko berkomunikasi lewat Google Glass saat menyetir setara dengan menyetir sambil memakai smartphone.

Penelitian tersebut mengikutsertakan 40 peserta penelitian dengan umur rata-rata 20 tahunan. Mereka diuji dengan melakukan simulasi menyetir sambil berdiskusi untuk memecahkan persoalan tertentu lewat Google Glass. Di sinilah peneliti akan mengamati reaksi mereka saat harus mengerem dengan tiba-tiba, termasuk respon mereka terhadap hambatan yang ada di jalan.

Hasilnya, peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan terhadap berkendara dengan mengenakan Google Glass atau memegang smartphone. Dua-duanya sama-sama berbahaya bagi pengendara karena dapat menurunkan respon mereka terhadap hambatan-hambatan yang ada di jalan.

Ben Sawyer selaku ketua dari penelitian tersebut menambahkan bila pemakai Google Glass dapat segera pulih dari keterkejutan setelah sebuah insiden di jalan. Sementara itu, pengguna smartphone diketahui lebih lambat pulih tetapi cenderung menjadi lebih awas setelah insiden atau kecelakaan di jalan, Engadget (26/09).

Sawyer dan timnya mengusulkan pada produsen teknologi dunia, termasuk Google tentunya, untuk bisa menghadirkan teknologi kacamata pintar yang dapat memberikan notifikasi yang jauh lebih aman saat penggunanya tengah berkendara. Apabila tidak segera dilakukan, maka pengguna Google Glass tetap disarankan untuk tidak memakai Google Glass saat menyetir.