Merdeka.com - Angin perubahan agar jejaring sosial tak dilarang di Iran berembus makin besar. Kini, Menteri urusan Kebudayaan dan Tuntunan Islam Iran, Ali Jannati, yang tengah mengupayakannya.

Seperti yang dilansir Mashable (6/11), Ali menyatakan pemerintah seharusnya mulai melegalkan penggunaan jejaring sosial termasuk Twitter dan Facebook. "Tak hanya Facebook, namun jejaring sosial lain juga harus bisa diakses dan kualifikasi bahwa mereka ilegal harus dihapus," katanya pada IRNA, kantor berita resmi Iran.

Saat ini sendiri sebenarnya larangan menggunakan jejaring sosial sudah tak seketat saat Presiden Ahmadinejad menjabat. Bahkan, dipelopori Presiden Rouhani, banyak institusi pemerintahan yang kemudian membuat akun jejaring sosial resmi.

Memang, sejak 2009 Iran melarang adanya penggunaan jejaring sosial di dalam negaranya. Selain itu, akses untuk konten internet dari dunia luar pun ditutup.

Hal ini dilakukan demi alasan keamanan mengingat pernah terjadi demonstrasi besar di sana akibat adanya isu berkembang di jejaring sosial. Pemerintah kala itu tak ingin jejaring sosial mampu meruntuhkan suatu negara seperti yang terjadi di Mesir.

Saat ini kebanyakan pengakses jejaring sosial di Iran masih menggunakan VPN. Hal ini dilakukan untuk mengakali sistem blokir yang ditetapkan oleh pemerintah.