Menkominfo: Jangan berlebihan tanggapi isu penyadapan ini
Merdeka.com - Semakin ruwetnya kasus penyadapan oleh pihak Australia dan Amerika Serikat melalui 2 operator besar di Indonesia ini, membuat Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring kembali angkat bicara.
Kasus penyadapan oleh 2 negara kepada 2 operator selular tersebut terungkap melalui informasi yang diungkapkan oleh Edward Snowden.
Walaupun banyak yang mempercayai akan keterlibatan Telkomsel dan Indosat akan kasus tersebut, namun Tifatul menyarankan kepada siapa saja untuk tidak reaktif akan pemberitaan tersebut.
"Semua yang dikatakan Snowden itu belum tentu benar, jadi 'kan semacam reaktif begitu Snowden itu bongkar, (kita) tutup, (lalu kita) berantas, 'kan gak begitu," kata Tifatul di Gedung Parlemen, Jakarta, seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (26/02).
Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, terkait penyadapan merupakan tugas utama Kementerian Luar Negeri. Meski demikian, Kemenkominfo juga akan membuat tim pengawas baru untuk masalah penyadapan ini di lembaganya.
"Jadi kita tunggu sikap terakhir arahan Presiden ke Menlu Marty Natalegawa, bagaimana seharusnya kita bersikap dan nanti kita akan follow up," katanya.
Lebih lanjut, Tifatul mengaku akan menunggu penjelasan soal kebenaran informasi yang diungkap Snowden. Selain itu, ia juga mengatakan pihaknya menunggu Kemenlu membicarakan masalah tersebut dengan Amerika Serikat dan Australia.
"Toh Abbot (Perdana Menteri Australia) 'kan sudah berjanji tidak akan terulang lagi tapi kok ada data (penyadapan) baru. Itu urusan Kemenlu," katanya.
Terkait langkah yang dilakukan terhadap operator seluler tersebut, Tifatul mengaku tidak akan langsung memperketat aturan atau menjatuhkan hukuman. Apalagi ke 14 operator yang ada di Indonesia kebanyakan beroperasi di tanah air.
Namun, utamanya pihaknya akan terlebih dahulu mencari informasi soal penyadapan tersebut.
"(Soal penyadapan itu) Sebetulnya seperti apa. Ini 'kan baru lontaran saja oleh satu pihak," katanya.
Sebelumnya, Direktorat Intelijen Australia bekerjasama dengan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat melakukan penyadapan melalui dua operator telekomunikasi Indonesia, Telkomsel dan Indosat, yang menguasai 77 persen pelanggan seluler tanah air. Diduga sekitar 1,8 juta pelanggan seluler Indonesia menjadi korban sadapan kali ini.
Hal tersebut diungkap oleh Edward Snowden yang sebelumnya juga membongkar skandal penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri pada akhir tahun lalu.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkominfo Take Down 1.971 Berita Hoaks di Media Sosial Terkait Pemilu
Sisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaMasih Lengkapi Berkas, Polisi Bakal Periksa SYL Usai Pemilu 14 Februari 2024
Pemeriksaan diperlukan untuk melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menkominfo: 92 Persen Kebisingan di Ruang Digital Ulah Buzzer
Bahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca SelengkapnyaKisah Menegangkan Intel Polwan Beraksi, Menyamar Jadi Emak-Emak hingga PSK
Aksi penyamaran juga tidak luput harus dilakukan oleh seorang Polwan untuk mengungkapkan suatu kasus
Baca SelengkapnyaMenkominfo Soal Suap SAP: Kasus Lama, Skalanya Terlalu Kecil
Budi menjelaskan, hal ini terjadi sebelum nama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) berubah menjadi BAKTI.
Baca SelengkapnyaFakta-Fakta Briptu Mustakim, Polisi Tampan dengan 290 Ribu Pengikut di IG
Briptu Mustakim, polisi ganteng yang menarik perhatian di media sosial, menginspirasi dengan kesederhanaan dan prestasinya.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap
Pada 26 Februari lalu, partai yang diketuai oleh putra bungsu Presiden Jokowi itu hanya memperoleh 2.001.493 suara atau 2,68 persen.
Baca SelengkapnyaIni Kata Kominfo soal Akun Ganjar-Mahfud Lenyap di Pencarian Platform X
Kominfo pun buka suara terkait hal ini. Begini katanya.
Baca Selengkapnya