Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menelusuri misteri ritual kematian hingga lenyapnya bangsa Maya

Menelusuri misteri ritual kematian hingga lenyapnya bangsa Maya Ilustrasi bangsa Maya. © Alamy/BBC

Merdeka.com - Masyarakat Atlantis, benua yang hilang, mungkin sampai saat ini masih dianggap sebagai peradaban terhebat dalam sejarah manusia. Namun, kisah-kisah Atlantis hingga kini masih dianggap sebagai mitos saja. Dan peradaban bangsa Maya lah yang seharusnya dicatat sebagai yang paling hebat di masa lalu.

Sayangnya, peradaban Maya dilaporkan lenyap secara tiba-tiba. Ketika itu, di tahun 1517, bangsa Spanyol berlayar ke Amerika Tengah berniat menghancurkan peradaban yang terkenal akan ritual kematiannya itu. Akan tetapi, saat mereka tiba di sana, bangsa Maya telah hilang.

Rumah dan bangunan bangsa Maya yang terbuat dari batu-batu kapur sudah tertutupi tanaman liar. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Nah, lenyapnya bangsa Maya ini masih menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

Kelahiran bangsa petani pertama

Sebelum membahas lenyapnya bangsa Maya, tentu akan lebih baik bila kita melihat sejenak kapan peradaban maju ini lahir.

Bangsa Maya diketahui pertama muncul 1800 sebelum masehi, atau 3816 tahun lalu. Mereka adalah bangsa yang hidup dari pertanian, dengan tanaman pangan terkenal seperti jagung, ketela, hingga kacang-kacangan. Saat itu mereka menduduki kawasan semenanjung Yucatan di Guatemala, Belize, Meksiko, serta Honduras.

Berbeda dengan bangsa Aztec, bangsa Maya sudah memiliki kebudayaan tinggi dan sistem kepercayaan layaknya Agama.

Bangsa pembangun piramida

Jangan kira piramida hanya terdapat di Mesir saja. Sejak 3000 tahun lalu, bangsa Maya sudah berhasil membangun bangunan raksasa dengan bentuk piramida, meski jauh berbeda dari piramida di Mesir.

Piramida bangsa Maya mempunyai puncak berupa bangunan kecil berbentuk persegi. Ada dua jenis piramida yang dibuat, pertama untuk ritual pengorbanan dan upacara adat. Banyak piramida bangsa Maya yang dibangun di atas bukit agar bisa terlihat dari jauh, jadi penanda bila di kawasan itu ada pemukiman.

Di seluruh kawasan peradaban bangsa Maya, ditemukan setidaknya 600 piramida dengan berbagai ukuran. Piramida yang paling terkenal adalah 'Piramida Matahari' yang ditemukan tahun 1971. Ini adalah piramida terbesar di benua Amerika dengan tinggi 65,5 meter dan luas 50.600 meter persegi. Bangunan ini dibuat oleh suku Teotihuacan dan digunakan sebagai tempat pemujaan dewa.

Ritual kematian, pengorbanan darah untuk santapan dewa

Dari penetilian di 5 situs peninggalan bangsa maya di Guatemala, ditemukan sejenis panah spesial yang dipakai dalam ritual kematian. Ritual ini bertujuan untuk mengorbankan manusia untuk dewa.

Bagi bangsa Maya, mereka yang rela mati di altar pemujaan dianggap bisa langsung menuju surga. Mengingat kematian juga dianggap sebagai hal yang sangat sakral, tak aneh bila banyak yang rela melakukan ritual ini.

Selain itu, masih ada ritual lain yang tidak kalah berbahaya, memberi makan dewa. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bangsa Maya menggunakan anak panah khusus untuk melukai bagian tubuh tertentu, kemudian darah yang mengalir dikumpulkan untuk 'santapan' dewa.

Yang bikin ngeri, bagian tubuh yang dilukai itu antara lain, telinga, lidah, dan alat kelamin.

Lenyapnya suku Maya

Bangsa Maya mencapai masa keemasannya sekitar tahun 900 Masehi. Tetapi, setelah itu, satu per satu kota besar bangsa Maya secara misterius ditinggalkan. Padahal, awalnya satu kota besar bisa dihuni sampai 2 juta orang!

Ada teori ilmuwan yang memperkirakan bila bangsa Maya secara berlebihan mengeskploitasi kawasan sekitar tempat tinggal mereka. Akibatnya, kawasan itu tidak bisa lagi dimanfaatkan oleh populasi suku yang jumlahnya terus bertambah.

Eksplotasi ini juga yang diklaim menimbulkan kekeringan hebat yang memaksa bangsa Maya meninggalkan kota besar seperti Tikal, yang pasokan airnya mengandalkan air hujan.

Di sisi lain, ada teori lain yang menyatakan bila peperangan dan berbagai ritual 'penyiksaan' yang akhirnya menciptakan pertikaian dan perang saudara antar suku di bangsa Maya. Hal ini yang lantas memaksa bangsa Maya meninggalkan rumah mereka dan memilih tinggal di hutan dengan aman.

Kota-kota besar seperti Chichen Itza, Uxmal, dan Mayapan diketahui tetap ada hingga tahun 1500 Masehi. Namun sekali lagi, saat bangsa Spanyol datang di tahun 1517, semua kota Maya sudah tertutup rimbunnya hutan.

Sumber: BBC Earth, History.com, USA Today, Wikipedia

(mdk/bbo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penemuan Topeng Super Langka di Makam Raja Maya Berusia 1.700 Tahun Lalu

Penemuan Topeng Super Langka di Makam Raja Maya Berusia 1.700 Tahun Lalu

Dilansir dari Newsweek, pada bulan Juni 2022, sebuah penemuan arkeologi yang mengagumkan menghiasi sejarah kuno di kota Chochkitam, wilayah timur laut Guatemala

Baca Selengkapnya
Mengenal Mandi Gading, Upacara Ritual Meminta Hujan dari Masyarakat Gunung Kerinci

Mengenal Mandi Gading, Upacara Ritual Meminta Hujan dari Masyarakat Gunung Kerinci

Bukan hanya gunungnya saja yang menyimpan misteri dan legenda, namun masyarakatnya juga memiliki ritual yang begitu unik.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.

Baca Selengkapnya
Menguak Misteri Makam Tunggal di Pekarangan Warga Salatiga, Bentuknya Mirip Makam Yahudi di Semarang

Menguak Misteri Makam Tunggal di Pekarangan Warga Salatiga, Bentuknya Mirip Makam Yahudi di Semarang

Makam itu merupakan milik seorang pengusaha era Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya
Dalamnya Makna Tradisi Hajat Uar, Cara Orang Sumedang Memahami Alam Pasca Bencana

Dalamnya Makna Tradisi Hajat Uar, Cara Orang Sumedang Memahami Alam Pasca Bencana

Ini merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.

Baca Selengkapnya
Mitos Telinga Berdenging Menurut Primbon Jawa, Bisa Jadi Pertanda Baik

Mitos Telinga Berdenging Menurut Primbon Jawa, Bisa Jadi Pertanda Baik

Mitos telinga berdenging dalam primbon Jawa mencerminkan suatu kepercayaan tradisional yang melekat dalam masyarakat Jawa.

Baca Selengkapnya
Mengulik Tradisi Bersyukur dengan Bubur Sumsum, Ternyata Punya Makna dan Filosofi Mendalam

Mengulik Tradisi Bersyukur dengan Bubur Sumsum, Ternyata Punya Makna dan Filosofi Mendalam

Bubur ini bukan sekadar makanan untuk dimakan secara biasa, tetapi memiliki makna yang mendalam dalam konteks tradisi Jawa.

Baca Selengkapnya