Merdeka.com - Apabila kubu Prabowo Subianto - Hatta Rajasa melakukan kampanye dan mencari dukungan dengan menggunakan pengiriman surat yang ditujukan kepada guru-guru, di kubu Joko Widodo - Jusuf Kalla juga melakukan hal yang sama namun dengan media yang berbeda.

Walaupun tim advokasi Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, Habiburokhman membantah perihal beredarnya surat pribadi Prabowo kepada para guru dan menegaskan bahwa surat tersebut bukan dari pihaknya, namun di opini masyarakat telah terbentuk bahwa kubu Prabowo yang mengirimkan surat-surat tersebut.

Kali ini, hampir mirip seperti yang dilakukan oleh kubu Prabowo, ada pengiriman pesan pendek SMS yang kemungkinan dikirimkan secara massal dan random dari pengirim yang mengatasnamakan dirinya adalah Jokowi.

Memang belum diketahui juga, seperti kasus surat yang dikirimkan ke guru-guru, apakah bentuk permintaan dukungan via SMS ini benar-benar dari kubu Jokowi atau bukan.

Dalam SMS itu menyebutkan bahwa Jokowi menginginkan dukungan dari yang menerima pesan elektronik itu dan diharapkan untuk mencoblos nomor 2 ketika Pilpres yang akan dilangsungkan pada tanggal 09 Juli 2014 nanti.

Apabila sedikit ditelusuri, apabila pengirimnya dari orang biasa atau orang umum, tentunya menjadi satu hal yang mustahil karena tidak ada nomor telepon yang muncul melainkan hanya nama Jokowi saja.

Secara regulasi di Indonesia, hanya beberapa pihak termasuk operator seluler yang bersangkutan dan juga pemerintah saja yang dapat menggunakan layanan pesan tanpa menunjukkan nomor pengirim dan hanya memperlihatkan nama saja.

Berita terkait Prabowo Subianto bisa diakses di Liputan6.com