Merdeka.com - Di bulan Juni kemarin, BlackBerry resmi memperkenalkan beberapa smartphone baru mereka untuk tegaskan masih menyalanya komitmen perusahaan itu di kancah ponsel pintar. Namun, salah satu smartphone mereka, Passport, menuai tidak sedikit komplain karena desainnya yang tidak biasa.

Tidak hanya mengusung keyboard satu lapis tanpa tambahan keyboard virtual, Passport juga berbentuk persegi dengan rasio layar 1:1. Alhasil, smartphone yang diharapkan menaikkan kembali pamor BlackBerry malah terkesan kurang nyaman untuk digenggam.

Lewat blog resminya, BlackBerry menyatakan beberapa alasan dibalik pemilihan desain kotak dengan layar 4,5 inci itu. BlackBerry ingin memberikan layar yang lebih lebar (menyamping) agar Passport bisa menampilkan lebih banyak karakter, baik ketika digunakan untuk berkirim pesan melalui sosial media atau ketika melakukan browsing di internet. Sayangnya terdapat kemungkinan bila tampilan video yang dijalankan oleh Passport akan nampak kurang lega akibat layar persegi miliknya.

Selanjutnya, BlackBerry menginginkan smartphone dengan prosesor quad-core Snapdragon 8000 itu mampu digunakan dengan nyaman untuk kalangan bisnis yang membutuhkan layar lebar untuk melakukan tugas mereka, baik untuk mendesain atau melakukan perhitungan di tabel lewat Passport.

Menariknya, penghilangan keyboard virtual pada BlackBerry Passport diperkirakan bisa menambah kenyamanan pengguna ketika mengetik karena tidak ada konten yang akan tertutup layaknya yang biasa terjadi saat menggunakan keyboard virtual pada smartphone full-touchscreen. Apakah smartphone baru BlackBerry ini bisa diterima dengan baik saat penjualan awalnya di bulan September nanti?