Ini pemicu pendapatan Microsoft turun 12 persen
Merdeka.com - Sebagai raksasa software kelas dunia, Microsoft memang dipandang perusahaan yang sukses meraih untung. Namun, kini dikabarkan perusahaan itu sedang mengalami penurunan pendapatan.
Dikutip dari Business Spectactor (24/04), pendapatan perusahaan rintisan Bill Gate tersebut di Q1 2015 ini menurun 12 persen. Sebelumnya, Microsoft berhasil mendapatkan pendapatan USD 5,6 miliar menjadi USD 5 miliar (Rp 62 triliun).
Pihaknya melalui perwakilan Microsoft mengatakan penurunan ini disebabkan karena penguatan dollar yang memangkas gairah masyarakat untuk membeli.
Belum lagi, perusahaan pimpinan Satya Nadella ini harus membayar USD 190 juta (Rp 2,4 triliun) membiayai operasional bisnisnya selama kuartal I ini. Termasuk pula di dalamnya adalah pembiayaan integrasi dengan divisi mobile Nokia.
Kendati begitu, untungnya layanan cloud Microsoft membuahkan hasil yang signifikan. Terbukti, penjualannya meningkat drastis atau dua kali lipat dari target mereka.
Sekadar informasi, setahun belakangan Microsoft menunjukkan semangat bisnis membara. Di bawah kepemimpinan Nadella sejak Februari 2014, Microsoft melakukan ekspansi kemitraan dengan beberapa perusahaan teknologi. Hal tersebut, digadang-gadang sebagai upaya kedua perusahaan untuk menghalangi Google mendominasi sisi teknologi.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaCurhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnya