Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Alasan Mengapa WhatsApp Wajibkan Pengguna Setujui Kebijakan Privasi

Ini Alasan Mengapa WhatsApp Wajibkan Pengguna Setujui Kebijakan Privasi Ilustrasi WhatsApp. ©2019 GadgetsNow

Merdeka.com - Mulai 15 Mei 2021 mendatang, WhatsApp bakal menggulirkan kebijakan privasi terbaru yang sempat ramai beberapa waktu yang lalu.

Disebut bahwa untuk terus menggunakan layanan WhatsApp pengguna harus menyetujui kebijakan privasi. WhatsApp sendiri meyakinkan tidak ada yang berubah setelah kebijakan privasi baru digulirkan.

Percakapan pribadi pengguna dengan teman, keluarga, dan bisnis kecil tetap dilindungi enkripsi end-to-end. Dengan begitu tidak ada orang lain yang bisa mengakses konten percakapan selain pengirim dan penerima pesan.

Satu-satunya yang berubah adalah ketika pengguna memutuskan untuk berbincang dengan bisnis besar yang menggunakan layanan hosting Facebook dan pihak ketiga. WhatsApp menganggap percakapan itu tidak dibekali enkripsi end-to-end.

Meski tidak semua pengguna WhatsApp berinteraksi dengan bisnis, mengapa perusahaan mewajibkan semua pengguna untuk menyetujui perubahan kebijakan privasi?

Director of Communication WhatsApp APAC, Sravanthi Dev, menyebutkan alasannya. Menurutnya, berdasarkan data perusahaan, saat ini ada lebih dari 175 juta pengguna di seluruh dunia yang berinteraksi dengan akun WhatsApp bisnis tiap harinya. Jumlah tersebut diperkirakan akan makin bertambah.

"Ada banyak pengguna yang mau berinteraksi dengan WhatsApp bisnis. Kami membangun WhatsApp sesuai dengan keinginan konsumen di mana, lebih dari 80 persen konsumen yang kami survei mau berbicara dengan WhatsApp bisnis," katanya.

Bukan Paksa Namun Pilihan

Untuk itulah, menurut Sravanthi, WhatsApp memberikan pilihan ke pengguna, karena masing-masing konsumen memiliki keinginan. Mau bicara dengan bisnis, tidak mau berinteraksi dengan bisnis, dan yang belum tahu apakah dirinya mau berinteraksi dengan bisnis atau tidak.

WhatsApp untuk bisnis pun memiliki skala yang berbeda. WhatsApp Business untuk bisnis kecil atau WhatsApp Business API untuk bisnis berskala besar, seperti yang digunakan Indosat Ooredoo dan Singapore Airlines.

Melihat tren makin banyak yang bergabung dengan WhatsApp bisnis, WhatsApp meningkatkan produk untuk WhatsApp Business.

"Ketika pengguna menyetujui kebijakan privasi, pengguna tersebut tidak harus berinteraksi dengan bisnis. Pengguna tetap memiliki pilihan untuk bicara dengan bisnis atau pun tidak," tutur Sravanthi.

Dirinya menyebut, WhatsApp selalu mengembangkan layanan dengan memikirkan pandangan dari berbagai pihak.

"Kami memberikan pengguna WhatsApp pilihan, sekarang mungkin tidak mau berbincang dengan bisnis, tetapi misalnya 6 bulan dari sekarang mungkin mau," tuturnya.

"Penting untuk dicatat, kami tidak memaksa orang untuk melakukan apa yang tidak mau mereka lakukan. (Meski menyetujui kebijakan privasi) kamu tetap bisa pakai WhatsApp seperti sebelumnya (tidak perlu interaksi dengan WhatsApp bisnis)," katanya.

Transparansi Pengguna

Sravanthi mengatakan, WhatsApp berupaya menghadirkan pilihan bagi 2 miliar penggunanya untuk menentukan sendiri bagaimana mereka akan menggunakan WhatsApp untuk berinteraksi.

Sreavanthi juga mengatakan, WhatsApp pada akhirnya tetap menggulirkan update kebijakan privasi untuk alasan keterbukaan ke pengguna terkait bagaimana cara kerja bisnis mengumpulkan data pengguna.

Menurutnya, WhatsApp bukan memaksa, tetapi justru memberikan transparansi tentang bagaimana cara kerja WhatsApp.

Kedua, Sravanti menyebut, WhatsApp ingin memastikan untuk menghadirkan pilihan ke pengguna untuk bicara dengan pelaku bisnis atau tidak.

Ketiga, WhatsApp ingin memastikan bahwa pengguna memiliki kontrol penuh mengenai apa yang ingin dilakukannya dengan WhatsApp. Apakah mau berbicara dengan bisnis atau tidak, semuanya ada di tangan pengguna.

"Selama beberapa waktu, bisnis banyak yang mengadopsi WhatsApp untuk berinteraksi dengan pelanggannya. Oleh karena itu WhatsApp berevolusi sesuai kebutuhan konsumen," tuturnya.

Sumber: Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani

(mdk/idc)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024

Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024

Berikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Menjaga Privasi di Internet, Makin Jadi Tuntutan

Menjaga Privasi di Internet, Makin Jadi Tuntutan

Menjadi penting bagi masyarakat yang ingin menjaga privasinya.

Baca Selengkapnya
Cara Menyembunyikan Status Online di WA agar Tak Diganggu, Berikut Langkah Mudahnya

Cara Menyembunyikan Status Online di WA agar Tak Diganggu, Berikut Langkah Mudahnya

Berikut langkah-langkah mudah untuk menyembunyikan stasus online di WhatsApp (WA).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Waspada! Modus Baru Penipuan: Ditagih Utang Rp1,6 Juta Lewat WhatsApp Meski Tak Pernah Ajukan Pinjaman

Waspada! Modus Baru Penipuan: Ditagih Utang Rp1,6 Juta Lewat WhatsApp Meski Tak Pernah Ajukan Pinjaman

Padahal wanita itu mengaku tak pernah melakukan peminjaman di platform tersebut.

Baca Selengkapnya
Usai Aksi Kampus Menggugat, Guru Besar UGM Mengaku Dapat Pesan Makian via Whatsapp

Usai Aksi Kampus Menggugat, Guru Besar UGM Mengaku Dapat Pesan Makian via Whatsapp

Dalam pesan Whatsapp itu, dosen Fakultas Psikologi UGM ini dituding sebagai pendukung salah satu paslon capres dan cawapres.

Baca Selengkapnya
Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang

Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang

Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.

Baca Selengkapnya
AVISI: Perlu Bersama-sama Temukan Solusi Melawan Pembajakan Konten Ilegal

AVISI: Perlu Bersama-sama Temukan Solusi Melawan Pembajakan Konten Ilegal

AVISI: Perlu Bersama-sama Temukan Solusi Melawan Pembajakan Konten Ilegal

Baca Selengkapnya
Bawaslu Selidiki Dugaan Pelanggaran Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Jemput Prabowo

Bawaslu Selidiki Dugaan Pelanggaran Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Jemput Prabowo

Nana Sudjana menyambut rombongan Prabowo dan tim kampanyenya terlihat dari foto yang beredar melalui aplikasi WhatsApp grup.

Baca Selengkapnya
Sempat Down, Instagram dan Facebook Kini Telah Pulih

Sempat Down, Instagram dan Facebook Kini Telah Pulih

Pengguna mengeluhkan tidak bisa mengakses Instagram untuk beberapa waktu.

Baca Selengkapnya