Indonesia punya peran sangat penting di ekosistem internet dunia
Merdeka.com - Setelah menepis kecurigaan Menkominfo Tifatul Sembiring tentang pandangan bahwa The Internet Corporation for Assigned Name and Number (ICANN) memiliki hubungan dengan Amerika Serikat, kali ini ICANN berikan pandangannya akan Indonesia.
Menurut Presiden dan CEO ICANN Fadi Chehade, Indonesia memiliki peran penting dalam peta internet dunia. Dikatakan penting karena di Tanah Air banyak developer dan inovator ICT yang handal dan berbakat. Dia juga mendukung kegiatan multistakeholder Indonesia dalam peran sertanya di IGF. Untuk itu dia berikan beberapa data terkait seberapa pentingnya peran Indonesia di dunia.
"Indonesia penting karena negara muslim terbesar, banyak inovator ICT -nya dan juga banyak aplikasi yang dihasilkan," kata Fadi pada delegasi Indonesia di acara International Governance Forum (IGF) di Istambul, Turki saat menemui delegasi ID-IGF yang terdiri APJII, Pandi, Kominfo, ICT Watch.
Selain itu, Fadi mengatakan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, banyaknya perangkat elektronik yang digunakan dan penetrasi internetnya yang bagus, maka hal itu sudah cukup menjadi dasar kenapa Tanah Air ini dikatakan penting.
Tidak hanya memberikan penilaian, Fadi juga memberikan saran bahwa sebagai negara berkembang dan pasar penting, sisi keamanan yang berhubungan dengan segala hal, khususnya bagian politik, ekonomi dan bisnis harus terus ditingkatkan dan dikembangkan.
"Karena alasan politik, bisa saja terjadi serangan ke pengguna internet Indonesia," kata Fadi.
Untuk itu, demi terlaksananya lintas internet yang aman, ICANN siap membantu pengguna internet Indonesia untuk cyber security dalam hal DNS-sec. Pihaknya sedang dalam progress memberikan support kepada Pandi (pengelola domain) dalam mengimplementasikan DNS-sec dalam single DNS (domain name system).
Pada masa datang, kata Fadi semua peralatan tak hanya alat telekomunikasi, kulkas pun bisa saling mengirimkan informasi lewat IP. Semua bisa dikontrol dan dimonitor penggunanya, dan bukan tak mungkin akan ada serangan kejahatan. Dalam hal ini, ICANN pun sudah mengantisipasi dan siap membantu pengguna internet dunia.
"Our goodwill internet is better," lanjutnya.
Selain ICANN, pihak APJII bersama komunitas lain dalam kesempatan IGF ini melakukan berbagai pertemuan dengan para pemain internet dunia, Google, APNIC (Asia Pasific), CNNIC (Cina), Diplo dan beberapa privat sektor lainnya.
Selain itu, APJII dan tim ID-IGF juga bertemu dengan IT Evangelist Vint Cerf yang merupakan salah satu penemu internet dunia, dengan APNIC langsung Chairman Paul Wilson dan dengan Diplo (organisasi nirlaba untuk internet governance) Jovan Kurbalija.
Menurut Sekjen APJII Sapto Anggoro, penghargaan dan harapan dari berbagai negara pada internet Indonesia merupakan tantangan tersendiri untuk membuktikan hal itu.
APJII tidak mau segala pujian meninabobokkan perkembangan dan internet kita. Untuk itu, peran pemerintah ke depan di bidang internet menjadi penting. Dan APJII akan berperan aktif untuk membantu baik secara dukungan maupun dengan cara kritis.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaDahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenjadi penting bagi masyarakat yang ingin menjaga privasinya.
Baca SelengkapnyaSiapa mereka? Berikut orang-orang yang menguasai internet Indonesia.
Baca SelengkapnyaLonjakan trafik yang telah diprediksi ini dikontribusikan oleh peningkatan penggunaan media sosial, aplikasi pesan singkat, hingga aplikasi mobile gaming.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnya