Google, Facebook, dan Twitter Hentikan Permintaan Data Dari Pemerintah Hong Kong
Merdeka.com - Deretan raksasa teknologi global seperti Google, Facebook, dan Twitter kini tengah menghentikan proses permintaan data dari pemerintah Hong Kong.
Melansir laporan dari The Verge yang dikutip dari New York Times, permintaan data ini berdasarkan undang-undang keamanan baru yang mulai berlaku pada 1 Juli lalu. Google langsung memberlakukan jeda seketika hukum tersebut baru berjalan minggu lalu.
Hal ini juga berlaku untuk Twitter dan Facebook, di mana Twitter menghentikannya di 1 Juli, sementara Facebook pada 6 Juli kemarin.
Deretan platform media sosial kerap memberikan informasi pribadi dari pengguna jika diperintahkan secara resmi oleh hukum atau pengadilan yang valid, sesuai dengan proses hukum di berbagai negara. Namun di hukum Hong Kong ini, permintaan resmi tersebut diabaikan.
Aksi dari deretan raksasa teknologi ini adalah tanggapan dari undang-undang keamanan nasional baru Hong Kong yang dirumuskan oleh Tiongkok. Undang-undang ini pertama kali diusulkan pada bulan Mei lalu.
Hong Kong sendiri yang kini dianggap dimerdekakan oleh Tiongkok, mulai diatur dan diperketat pembatasan berbicaranya dalam beberapa bulan terakhir. Konsep "satu negara dua sistem" yang selama ini dianut, nampaknya ingin dihapus oleh Tiongkok.
Hal ini yang membuat unjuk rasa besar terjadi di Hong Kong sejak tahun lalu, hingga saat ini meski di tengah pandemi.
Soal isi undang-undangnya, secara khusus Tiongkok ingin membatasi siapapun yang berbeda pendapat politik dengan Partai Komunis. Membuat siapapun pihak yang mengungkap bahwa "ingin memisahkan diri, memberontak kepada struktur negara, tergabung organisasi teroris, serta kolusi dengan negara asing dan unsur eksternal lain yang membahayakan," maka mereka bisa dikriminalisasi. Inilah mengapa data pribadi (dari luar Tiongkok) dari Google, Facebook, dan Twitter ingin ditengok oleh Tiongkok.
Google, Facebook, dan Twitter sendiri diblokir di Tiongkok lewat program Great Firewall, di mana pemerintah bisa melacak aktivitas online tiap penggunanya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengguna mengeluhkan tidak bisa mengakses Instagram untuk beberapa waktu.
Baca SelengkapnyaMencegah pencurian data pribadi dengan meningkatkan pengamanan mulai dari gadget sendiri.
Baca SelengkapnyaTampilan pesan bertuliskan "Something went wrong" di laman utama disertai dengan tombol "Reload page".
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Google terus melakukan efisiensi karyuawan karena ingin mengubah arah perusahaan.
Baca SelengkapnyaSejak awal tahun, CEO Google telah mengabarkan akan terjadi PHK lebih banyak tahun ini.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaMenjadi penting bagi masyarakat yang ingin menjaga privasinya.
Baca SelengkapnyaKementerian Komunikasi dan Informatika telah melayangkan surat peringatan kepada 6 Online Travel Agent
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnya