BukuKas Raih Pendanaan Awal dari Program Surge-Sequoia Capital India
Merdeka.com - BukuKas, aplikasi pengelola keuangan digital bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, mendapat pendanaan baru yang dipimpin oleh Surge, program percepatan perusahaan rintisan milik Sequoia Capital India. Credit Saison, Hustle Fund, Whiteboard Capital, 500 Startup, dan sejumlah angel investor turut berpartisipasi dalam pendanaan ini.
“Sebelum meluncurkan BukuKas, kami melakukan riset dengan mewawancara ribuan pedagang di Indonesia untuk memahami pain point (masalah) mereka. Kami percaya semua orang berhak mendapatkan servis dan produk finansial terbaik untuk setiap kebutuhan finansial dan aspirasi individu, terlepas dari kekayaan yang mereka miliki. Misi kami pada akhirnya adalah untuk memberdayakan 56 juta pedagang mikro lewat platform BukuKas, menjadikan mereka bagian dari kisah pertumbuhan yang menginspirasi yaitu Indonesia,” kata Krishnan M Menon, CEO dan Founder BukuKas, dalam rilisnya, kemarin.
Menurut Menon, BukuKas memiliki misi melakukan digitalisasi UMKM, yang disebut sebagai tulang punggung ekonomi Asia Tenggara. Kami sadar jika hal paling menyulitkan para pedagang adalah bagaimana mengatur uang mereka, memahami arus laba, dan rugi mereka. Usaha kecil ini bisa sangat diuntungkan dari digitalisasi keuangan mereka.
Aplikasi mobile BukuKas menyediakan solusi pembukuan yang sederhana dan inovatif bagi UMKM untuk memonitor penjualan, keuntungan, dan kredit. Bahkan mengirim pesan pengingat pembayaran lewat WhatsApp kepada para pelanggan, ketika kredit jatuh tempo agar pelunasan dapat dilakukan tepat waktu. Hal itu memungkinkan pemilik usaha kecil untuk menghemat 40 menit setiap hari dan Rp 76 ribu setiap bulan, sekaligus menghindari mereka dari proses kalkulasi manual dan penyelarasan saldo yang merepotkan.
Aplikasi ini telah digunakan oleh berbagai macam industri UMKM, termasuk fashion, F&B, elektronik, dan konter pulsa/handphone. Banyak dari mereka adalah pebisnis muda yang biasa menjual secara online di sejumlah platform media sosial seperti Whatsapp dan Instagram, selain lewat jalur tradisional secara offline.
Pengguna BukuKas 250 Ribu Pedagang
©2016 merdeka.com/istimewa
Pada periode Januari-Maret tahun ini, jumlah pedagang yang menggunakan BukuKas tumbuh 20 kali lipat dengan angka transaksi meningkat 60 kali. Sebagian besar pedagang menggunakan produk ini beberapa kali setiap harinya. Hingga April, BukuKas melayani lebih dari 250.000 pedagang yang mencatat transaksi senilai US$ 150 juta, setara Rp 2,26 triliun.
Dalam jangka panjang, perusahaan ini berencana mempercepat proses inklusi keuangan dan digitalisasi UMKM di Asia Tenggara, mulai dari Indonesia. Termasuk memperluas penawaran produk mereka dengan menghadirkan layanan neo-banking untuk membawa populasi tanpa akses perbankan besar ini di Asia Tenggara ke dalam ekosistem finansial melalui solusi perbankan digital yang inovatif dan berpusat kepada pelanggan (customer-centric).
“Saya telah mengenal Krishnan selama enam tahun sekarang sejak ia bekerja di Freecharge dan Fabelio dan sangat menikmati bekerja dengan dia. Kami rasa ini adalah salah satu kombinasi founder terbaik dalam portfolio kami dan kami harap Krishnan dan Lorenzo membawa BukuKas menjadi salah satu pemain terbesar di Indonesia. Senang bekerja dengan Menon sejak awal dan kami menantikan hal-hal besar dari mereka untuk ke depannya,” kata Sandeep Tandon, Managing Partner Whiteboard Capital.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Intip Cara Generasi Milenial Mengelola Keuangan tanpa Ribet, Satu Aplikasi untuk Segala Kebutuhan
Mereka menyukai aplikasi perbankan digital yang memiliki fitur lengkap serta bisa diakses kapan pun dan di mana pun
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaKembangkan PSI, Kaesang akan Libatkan Perusahaan Startup
Kaesang akan mengembangkan PSI dengan cara-cara baru yang dengan mengikuti perkembangan teknologi digital yang ada.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaRatusan Aplikasi Pemerintah Digabung Jadi Satu Portal, Target Selesai 4 Bulan
Anas menyebut sembilan layanan prioritas akan jadi fondasi utama.
Baca SelengkapnyaInovasi Produk dan Layanan Jadi Kunci Bank DKI dalam Penerapan Keuangan Berkelanjutan
Selain melalui berbagai laporan keterbukaan publik, Bank DKI turut mengintegrasikan prinsip ESG pada setiap program CSR perusahaan
Baca SelengkapnyaDeretan Nama Program Anies yang Diubah Heru Budi
Warganet menyoroti soal program Jakpreneur milik Anies yang ia ubah menjadi Jakarta Entreprenur.
Baca SelengkapnyaBegini Pentingnya Keterbukaan Informasi di Era Digitalistasi, Khususnya Bisnis Perbankan
Dalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca SelengkapnyaAplikasi Investasi Bibit Catat Penjualan Seri SBN Kategori Fintech Terbanyak, Ini Detailnya
Di tengah kondisi pasar keuangan global yang volatile, di pasar domestik terjadi outflow dalam periode Juli hingga Oktober 2023.
Baca Selengkapnya