Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Benarkah plastik 'biodegradable' cepat terurai oleh lingkungan?

Benarkah plastik 'biodegradable' cepat terurai oleh lingkungan? Botol biodegradable. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Jika Anda sering menyambangi mini market, tentu Anda sudah mengerti konsep 'diet kantong plastik' yang sudah diterapkan di berbagai ritel di seluruh Indonesia. Hal ini berhubungan dengan kekhawatiran terhadap sampah kantong plastik yang sulit diuraikan oleh tanah dan akan menyebabkan penumpukan kantong plastik. Namun banyak yang menolak konsep ini karena di setiap kantong plastik terdapat tanda 'biodegradable' yang merupakan kantong plastik lebih ramah lingkungan.

Hal ini memang benar, di mana plastik biodegradable disebut-sebut sebagai teknologi yang lebih hijau. Namun apakah tetap 'ngotot' untuk menggunakan plastik merupakan hal yang benar? Ternyata tidak. Karena menurut laporan terbaru dari PBB melalui UNEP (United Nations Environment Programme), penggunaan plastik biodegradable berpengaruh sangat kecil dalam memproteksi planet Bumi, terutama biota laut. Dalam laporan UNEP, tertulis bahwa "Plastik yang ditandai 'biodegradable,' tidak terurai secara cepat di laut."

Bahkan menurut prediksi dari World Economic Forum dan Ellen MacArthur Foundation, laut di dunia akan dipenuhi lebih banyak sampah ketimbang ikan pada 2050 mendatang.

Jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin plastik adalah penyebab utama rusaknya lingkungan. Terlebih lagi plastik sangat mudah ditemukan di laut. Menurut laporan UNEP, plastik dapat ditemukan di setiap garis pantai dan lautan. Mulai dari Arktik, lautan tropis, hingga Antartika.

Plastik yang banyak sekali digunakan untuk tas belanja, botol air mineral, dan berbagai tempat untuk mewadahi makanan, memang kini di desain untuk lebih cepat diuraikan oleh lingkungan. Namun hal ini ternyata tak berlaku di lautan. Laporan tersebut menyebutkan bahwa teknologi biodegradable adalah "penemuan yang baik namun salah." hal ini dikarenakan plastik biodegradable akan terurai di temperatur 50 derajat Celcius, dan tentu lautan tak akan mencapai temperatur tersebut. Lebih buruk lagi, plastik tidak akan mengapung, sehingga mereka akan terbenam selamanya di laut dan tak bisa terurai oleh sinar UV.

Tanpa pencegahan, UNEP mengestimasi bahwa produksi plastik global akan naik 311 juta metrik ton tiap tahunnya. Sementara menurut World Economic Forum, akan ada 8 juta metrik ton plastik yang terbuang setiap tahunnya. Angka ini sama dengan satu truk sampah plastik terbuang tiap menitnya.

UNEP merekomendasikan kepada kita semua agar mengurangi sampah plastik, dan meningkatkan kesadaran untuk tidak membuang sampah ke sungai atau ke lautan. Tak cuma itu, lebih jauh kita juga tak boleh puas dengan hanya menggunakan plastik biodegradable. Untuk berbelanja dan berbagai kebutuhan lain, gunakan tas kanvas yang tentu lebih kuat dan bisa digunakan berkali-kali. Kontribusi kecil Anda terhadap lingkungan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan di masa mendatang.

(mdk/idc)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Hilangkan Bau Tanah Ikan Patin Saat Dimasak dengan Mudah, Cuma Butuh 2 Bahan Dapur

Cara Hilangkan Bau Tanah Ikan Patin Saat Dimasak dengan Mudah, Cuma Butuh 2 Bahan Dapur

Cuma dengan 2 bahan ini, bau tanah menyengat pada ikan patin dapat dinetralisir secara sempurna. Ini dia langkah-langkahnya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kapak Persegi: Fungsi, Jenis, dan Ciri-cirinya

Mengenal Kapak Persegi: Fungsi, Jenis, dan Ciri-cirinya

Kapak persegi dibuat dari batu yang dikikis hingga membentuk persegi dengan bagian tepi yang lebih tipis. Umumnya kapak ini dibuat untuk berburu.

Baca Selengkapnya
Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Langkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mulai Ramadan 2024, Garuda Indonesia Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan dalam Layanan Penerbangan

Mulai Ramadan 2024, Garuda Indonesia Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan dalam Layanan Penerbangan

Dengan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan ini, diharapkan dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya
Manfaat Bioteknologi dalam Kehidupan, Kenali Jenis dan Cirinya

Manfaat Bioteknologi dalam Kehidupan, Kenali Jenis dan Cirinya

Dengan memanfaatkan kekuatan organisme hidup dan proses biologis, bioteknologi memiliki potensi untuk merevolusi berbagai bidang agar semakin baik.

Baca Selengkapnya
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton

PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton

Masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.

Baca Selengkapnya
Cara Menghilangkan Bekas Jerawat secara Alami, 15 Bahan Ini Ampuh Hilangkan Jerawat dalam Semalam

Cara Menghilangkan Bekas Jerawat secara Alami, 15 Bahan Ini Ampuh Hilangkan Jerawat dalam Semalam

Jerawat bukan hanya masalah kulit, tetapi juga masalah percaya diri. Ternyata, ada banyak cara alami untuk mengatasi bekas jerawat dengan bahan alami.

Baca Selengkapnya
Kisah Buruh Plastik yang Kini Sukses jadi Konglomerat di Hongkong

Kisah Buruh Plastik yang Kini Sukses jadi Konglomerat di Hongkong

Bekas buruh pabrik plastik yang sukses merangkak menjadi orang terkaya di Hongkong.

Baca Selengkapnya