Benarkah membunuh adalah sifat dasar manusia? (2)
Merdeka.com - [Sambungan dari halaman 1]
Pernyataan sejenis namun dalam tutur kata berbeda juga diungkapkan oleh seseorang di Yahoo!Answer wilayah Amerika Serikat. Konflik muncul karena manusia selalu menjunjung tinggi apa yang mereka lihat dan meyakini kebenaran yang mereka agungkan, serta melihat bahwa aktivitas dan segala hal milik orang lain itu adalah salah dan tidak rasional.
Rasa ingin mempertahankan diri sendiri (termasuk juga pemikiran dan ideologi) menyebabkan sering munculnya ketidakselarasan antara satu manusia dengan lainnya atau juga kelompok satu dengan lainnya.
Menurut seorang mantan tentara Amerika Serikat sekaligus penulis buku "On Killing: The Psychological Cost of Learning to Kill in War and Society" bernama Dave Grossman menuliskan bahwa pada dasarnya manusia memiliki sifat dasar seperti primata lainnya.
Dalam kerajaan primata lain seperti kera, mayoritas para kera tersebut tidak ingin membunuh spesiesnya sendiri kecuali muncul sesuatu hal yang mengganggu.
Apabila muncul suatu hal yang boleh dikatakan mengganggu, contohnya konfrontasi antar-jenis, maka pihak oponen akan dianggap sebagai inferior dan marabahaya yang harus dilenyapkan.
Oleh karenanya, perkelahian atau pertempuran kerap terjadi dan hasil dari perseteruan ini tidak menutup kemungkinan mengakibatkan hilangnya sebuah nyawa.
Namun, dalam Military-sf.com yang ditulis oleh William S Frisbee Jr menyebutkan bahwa ada pengecualian ketika dalam perang. Walaupun seorang tentara atau prajurit tidak menghendaki perang dan pertumpahan darah, karena dia pada waktu itu sudah berada di medan perang, maka mau atau tidak mau, aksi angkat senjata harus tetap terjadi karena dalam situasi tersebut ada satu istilah yang juga kerap digunakan oleh film-film bertemakan perang di Hollywood yaitu "Membunuh atau Dibunuh."
Bahkan menurut seorang psikolog sekaligus profesor dari University of Texas di Austin bernama Dr David M Buss, seperti dituliskan di Reviews Global (01/04) menyatakan bahwa secara mengejutkan sekitar 91 persen pria atau 84 persen wanita memiliki keinginan untuk membunuh makhluk hidup lain (manusia, hewan atau tumbuhan).
Selain Buss, penelitian lain sebelum-sebelumnya juga menyatakan bahwa aktivitas saling bunuh ini merupakan alur dari genetika manusia atau sociobiologi sampai alur evolusi manusia.
Memang tidak dapat memukul rata semua manusia di bumi ini memiliki sifat sebagai pembunuh, namun seorang neurolog bernama Dr Jonathan Pincus dalam bukunya Base Instincts: What Makes Killers Kill? menyatakan bahwa salah satu unsur terbesar dari aksi membunuh manusia lain adalah usaha untuk mempertahankan diri atau menyelamatkan nyawa sendiri.
Akan tetapi, penelitian paling baru justru menyebutkan bahwa selain dari sifat dasar manusia, perubahan iklim adalah salah satu unsur yang menyebabkan munculnya aksi saling bunuh, kekerasan dan perang.
Dikutip dari eConomist (06/08), karena perubahan iklim maka segala sesuatu seperti pangan akan berbeda dari waktu sebelumnya. Dari situlah, semua hal menjadi kacau karena yang kaya akan mendapatkan segala sesuatu dengan mudah sedangkan yang miskin akan berjuang mati-matian untuk sekadar mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Dari ketimpangan tersebut, upaya untuk mengupayakan agar tetap hidup mengakibatkan seseorang rela membunuh lainnya.
Sumber:
Sciforums.com Smellslikescience.com Intelligence, Coalitional Killing, and the Antecedents of War American Anthropologist (2007) Richard W Wrangham: Evolution of Coalitionary Killing, in Yearbook of Physical Anthropology (1999) Dave Grossman: On Killing: The Psychological Cost of Learning to Kill in War and Society (1995) Edge.org David Livingstone Smith: The Most Dangerous Animal Uk.answers.yahoo.com Reviewsglobal.org Steve Bareham: War, murder & human nature: why people kill (2013) Military-sf.com Economist.com (mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manfaat Luar Biasa Dibalik Pelukan Hangat dengan Orang Terkasih, Salah Satunya Redakan Stres
Pelukan tidak hanya mengurangi rasa sakit dan kecemasan, tetapi juga dapat mengurangi tingkat depresi dan perilaku agresif pada seseorang.
Baca SelengkapnyaSains Ungkap Cara ini Meningkatkan Peluang Hidup Manusia 90 Persen jika Tersambar Petir
Berikut cara agar manusia punya peluang hidup jika kepalanya tersambar petir.
Baca SelengkapnyaFungsi Lembaga Keluarga dan Karakteristiknya, Lembaga Sosial yang Memiliki Peran Penting
Keluarga adalah lembaga sosial terkecil yang berperan penting.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
6 Manfaat Pohon bagi Manusia dan Alam, Perlu Diketahui
Pohon memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia dan alam.
Baca SelengkapnyaPenyebab Penuaan Dini yang Jarang Kita Sadari, Ketahui Cara Mencegahnya
Penuaan dini adalah proses perubahan fisik dan mental yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
Baca Selengkapnya5 Manfaat Luar Biasa yang Dapat Diperoleh dari Liburan, Membantu Sehatkan Fisik dan Mental
Liburan juga memiliki potensi untuk menyegarkan kembali pikiran.
Baca SelengkapnyaAntropologi adalah Ilmu yang Mempelajari Perilaku Manusia, Berikut Penjelasannya
Disiplin ini berusaha untuk memahami manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat dan budaya tertentu.
Baca SelengkapnyaMengaku Merasa Kesepian Hingga Menangis Jalani Hidup Pasca Menjadi Duda, Desta: Namanya Manusia Ada Up And Down
Desta menceritakan soal kehidupannya yang kini menyandang status duda. Simak ceritanya berikut ini.
Baca SelengkapnyaHaruskah Kita Mencuci Wajah Setiap Pagi? Ini Faktanya
Orang yang memiliki masalah kulit, seperti jerawat atau kelebihan minyak, mencuci wajah dua kali sehari sangat bermanfaat.
Baca Selengkapnya