BeKraf harap pengusaha kreatif terus tingkatkan kualitas produk
Merdeka.com - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf), Triawan Munaf, mengatakan pengusaha kreatif harus terus meningkatkan kualitas produknya. Pasalnya, potensi pasar Industri kreatif masih begitu besar. Terlebih di era internet ini yang tidak terbatas.
"Apalagi dengan adanya Internet, semua jadi tidak terbatas. Semua orang bisa membeli barang dari luar negeri. Nah, ini yang sebetulnya perlu kita kuasai. Maka diperlukan kualitas juga," ujarnya saat acara konferensi pers launching The Big Start Indonesia di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (25/07).
Dirinya mengakui jika selama ini ekonomi kreatif di negeri ini masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Maka dari itu, pihaknya mengajak para pelaku kreatif untuk terus bekerja dan memiliki karya.
"Kita udah ketinggalan dan kita harus mengejarnya. Dan dengan slogan kerja, kerja, kerja, kita harapkan para praktisi kreatif Indonesia untuk segera bekerja jangan mencari ilham terus. Harus banyak kerja dan punya karya yang tidak berhenti begitu saja. Terus mempelajari perkembangan dunia internet dan digital," katanya.
Terpisah, menurut Deputi Infrastruktur BeKraf, Hari Sungkari, mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah tenaga kerja industri kreatif saat ini sebanyak 11 juta. Sementara untuk data pengusaha kreatif di Indonesia belum ada.
"Data pengusaha ekonomi kreatif belum ada. Yang ada data pengusaha secara keseluruhan 2015 sekitar 1,56 persen dari jumlah penduduk," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Menilik pendapat David C Mclelland dalam bukunya yang berjudul The Achieving Society, menuliskan bahwa paling tidak dibutuhkan dua persen pengusaha dari total jumlah penduduk agar sebuah negara menjadi sejahtera. Saat ini total penduduk Indonesia berdasarkan data BPS sudah mencapai angka 250 juta orang.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri Kreatif Temui Kemenparekraf Bahas Rencana Larangan Iklan Produk Tembakau, Ini Hasilnya
Pengetatan aturan rokok dalam RPP Kesehatan sebagai aturan turunan UU Kesehatan dinilai akan berdampak bagi masa depan industri kreatif nasional.
Baca SelengkapnyaInovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaSegini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang
Rencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kreativitas Warga Jateng Rayakan Hari Kemerdekaan, dari Peragaan Kostum Unik hingga Arak Bendera Raksasa
Mereka melakukan itu semua demi memperingati jasa para pahlawan
Baca SelengkapnyaAwal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaTidak Terpengaruh Survei, Kaum Muda Banten Optimis Kemenangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024
Gardu Ganjar dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Bea Cukai 2023 Tak Capai Target Gara-Gara Cukai Rokok Naik 10 Persen
"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca Selengkapnya