BBM masih bisa berjaya ketika BlackBerry di ujung tanduk

Merdeka.com - Hari ini BlackBerry akhirnya kembali meluncurkan BlackBerry Messenger (BBM) mereka untuk Android dan iOS. Meskipun itu adalah sebuah berita baik untuk sebagian besar masyarakat Indonesia karena sekarang mereka bisa berkomunikasi melalui BBM menggunakan Android atau iOS, nasib handphone BlackBerry sendiri mungkin sedikit berbeda.

BBM bisa kembali menguasai pasar

Meskipun aplikasi multi-platform ini terkesan sangat terlambat dan juga beberapa kendala lainnya, saya masih yakin bahwa BBM bisa kembali menjadi raja aplikasi chatting di Indonesia karena tiga alasan sederhana ini:

Pertama, BBM masih menjadi aplikasi chatting nomor satu di negara ini, dan masih bisa mendapatkan pengguna baru dari ’network effect’. 1

Kedua, BBM digunakan oleh banyak vendor Indonesia untuk melakukan transaksi dengan ribuan kontak BBM mereka. Jadi, mereka mungkin tidak akan beranjak dari BBM.

Dan ketiga, produsen handphone lokal mulai melakukan pre-install aplikasi BBM di handphone Android sebelum dijual, yang berarti secara tidak langsung mendukung penggunaan BBM. Handphone terbaru dari Cyrus adalah salah satu contohnya. Handphone mereka yang bernama Cyrus Chat (gambar di kanan) yang berbasis Android memiliki tombol QWERTY dan menjadikan aplikasi BBM yang sudah ter-install sebagai salah satu kalimat promosi mereka.

Semua alasan di atas menunjukkan tanda munculnya kembali tren penggunaan BBM dalam waktu dekat.

Meskipun tanpa fitur utamanya, BBM tetap akan digunakan

BBM di Android dan iOS tentu saja tidak menawarkan fitur menarik seperti sticker, game sosial, telepon gratis, dan video call – tidak seperti WhatsApp, Line, KakaoTalk, dan banyak aplikasi serupa lainnya. Tapi masyarakat Indonesia rata-rata menggunakan banyak aplikasi chatting dalam waktu bersamaan. Meskipun bukan sebagai nomor satu, BBM masih akan menjadi salah satu aplikasi chatting utama di Indonesia.

Masa depan yang suram untuk handphone BlackBerry

Apapun yang terjadi pada BBM dalam jangka panjang bergantung pada BlackBerry dan nasibnya yang tak menentu. Meskipun layanan BBM akan kembali hidup di Indonesia, handphone BlackBerry sendiri masih berada dalam masa suram. Berikut adalah empat alasannya:

Masalah utama yang terdapat di BBM adalah konsistensi. Sampai saat artikel ini ditulis, masih banyak keluhan yang mengenai BBM yang error dan mati karena servernya tidak mampu menampung banyaknya pengguna baru.

1. Tidak ada lagi fitur eksklusif di handphone BlackBerry

Tiga hal yang membuat BlackBerry dulu sangat populer adalah fitur push email, tombol QWERTY, dan BBM. Tiga fitur tersebut sekarang tidak eksklusif lagi di BlackBerry.

Akan ada semakin banyak produsen handphone yang meniru Cyrus – menginstall BBM di handphone Android mereka sebelum dijual dan memasarkan produk tersebut sebagai pengganti BlackBerry. Ini tentu saja mendorong pengguna untuk move-on dari handphone BlackBerry mereka.

2. Pengalamaan penggunaan yang buruk

BlackBerry tidak punya daya tarik kemewahan yang pernah dimilikinya beberapa tahun lalu. Banyak orang yang sudah bisa membeli BlackBerry hanya dengan membayar Rp 2 juta. Bahkan BlackBerry terbaru, BlackBerry 9720, harganya hanya Rp 2,8 juta.

Tanpa cap mewahnya, BlackBerry sudah bukan apa-apa lagi.

Selain itu, BlackBerry sering mengalami lag/ngadat dan membuat banyak pengguna frustrasi. Hal tersebut memaksa banyak orang Indonesia memegang dua handphone: salah satunya adalah BlackBerry, dan salah satunya lagi handphone lain, biasanya mengusung Android. Dengan BBM yang tidak lagi eksklusif, hampir tidak ada alasan untuk tetap menggunakan BlackBerry.

3. Harga jual yang buruk

Handphone BlackBerry menghadapi masalah baru karena harga mereka di seluruh dunia terus merosot. Handphone BlackBerry Z10 saja harganya sudah turun jauh dari Rp 6,9 juta menjadi Rp 4,7 juta hanya dalam waktu enam bulan.

Hal tersebut adalah pukulan berat bagi pengguna Z10. Sekarang mereka pasti akan merugi jika mereka ingin menjual kembali handphone Z10 mereka. Orang-orang yang membeli Z10 adalah para early adopters untuk OS terbaru BlackBerry, dan mereka tentu tidak senang dengan penurunan harga ini.

Di lain pihak, harga model Q10 dan Q5 masih stabil.

4. Rasa pesimis terhadap OS Blackberry

BlackBerry betul-betul sedang berada dalam masa sulit. Perusahaan ini merugi USD 1 miliar di kuartal terakhir dan memecat 4.500 pegawainya beberapa hari setelah peluncuran BlackBerry Z30. Jangan lupa juga bahwa BlackBerry juga sudah mencapai kesepakatan awal untuk diakuisisi dengan harga USD 4,7 miliar.

BlackBerry mengatakan bahwa mereka tidak akan memecat pegawainya di Indonesia. Tapi, semua orang pasti penasaran apakah masih akan ada orang yang mengembangkan aplikasi untuk BlackBerry atau bahkan membeli handphone BlackBerry.

Meskipun BBM masih akan tetap hidup, BlackBerry OS mungkin tidak punya banyak waktu lagi. Pilihan terbaik untuk para developer – di Indonesia maupun di seluruh dunia – adalah untuk berpindah ke Android dan/atau iOS.

Jika BlackBerry tidak punya rencana apa-apa untuk menyelamatkan BlackBerry OS, maka perusahaan Kanada ini mungkin lebih baik fokus pada BBM dan layanan web lainnya. Apakah masih ada handphone BlackBerry yang akan dijual tahun depan? Mungkin Lenovo bisa menjelaskannya.

Artikel ini pertama kali muncul di Tech in Asia Indonesia