Merdeka.com - Sudah 2 bulan hacker internasional meresahkan pengguna gadget Apple dengan aksinya mengunci perangkat iPhone korban via internet sebelum akhirnya meminta tebusan.

Untuk sementara ini sebagian besar korban mengaku jika iPhone mereka tidak bisa digunakan setelah menerima pesan dari "Find My Phone" yang menyatakan smartphone mereka telah diretas oleh hacker bernama "Oleg Pliss", nama ini pun masih dianggap sebagai nama samaran saja, Tuaw (9/6).

Tak ayal, Apple pun merasa cukup malu setelah banyak pihak menyalahkan sistem keamanan iCloud yang mudah diretas untuk mendapatkan akses total ke iPhone pengguna. Apple lantas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan jika aksi hack tersebut terjadi akibat kesalahan pengguna iPhone sendiri yang tidak segera mengganti password Apple ID serta menggunakan password dan username yang sama untuk semua akun internet.

Di tengah kekacauan dan saling tuduh tersebut, tersiar kabar baik yang menyatakan jika si hacker telah tertangkap di Rusia.

Rusia? Ya, ternyata pelaku peretasan iPhone tersebut adalah warga negara Beruang Merah. Ironisnya, salah satu hacker yang tertangkap itu hanyalah seorang remaja berumur 17 tahun, dan seorang lagi adalah pemuda berumur 23 tahun. 

Seperti yang dilansir oleh Ubergizmo (9/6), untuk sementara ini masih belum jelas apakah 2 orang tersebut yang mendalangi seluruh aksi peretasan iPhone di Australia dan Rusia, karena memang terdapat kemungkinan jika keduanya hanyalah peniru, bukan pelaku utamanya.

Akan tetapi, penangkapan dua peretas tersebut sedikit meringankan kecemasan pengguna iPhone di seluruh dunia. Sebab, jika terus dibiarkan akan lebih banyak orang yang terpaksa harus memberikan uang tebusan sebesar USD 100 atau Rp 1,2 juta ke para hacker untuk sekali menghidupkan iPhone yang telah terkunci.