Akuisisi pelanggan operator akan marak di 2014

Merdeka.com - Jumlah pengguna telekomunikasi yang mendekati 260 juta nomor membuat penetrasinya di Indonesia bisa dikatakan jenuh. Meski disinyalir ada 30 persen pelanggan yang semu, namun tetap tak bisa menutupi fakta bahwa hampir semua populasi di Indonesia sudah memiliki ponsel.

Hal itu lah yang membuat strategi operator telekomunikasi berubah, dari semula gencar mencari pelanggan baru menjadi gencar mengakuisisi pelanggan operator lain.

Untuk hal ini, seorang direktur Telkomsel pernah berseloroh bahwa kalau Telkomsel menargetkan penambahan pelanggan sebanyak 5 juta orang tahun ini, berarti akan ada lima juta pelanggan operator lain yang hilang, bahkan bisa jadi ada satu operator yang hilang.

Semunya pelanggan terlihat dari lamanya masa tenggang nomor perdana, yaitu sampai setahun. Bahkan akhir-akhir ini ada operator seluler yang memberlakukan kadaluarsa nomor perdananya sampai 2018.

Selama nomor operator masih dalam masa tenggang, maka masih akan tercatat sebagai pelanggan operator yang bersangkutan, meskipun mungkin SIM card-nya sudah dibuang sekalipun.

Semunya pelanggan juga adanya kenyataan bahwa satu pelanggan seluler memiliki lebih dari satu bahkan ada yang sampai memiliki ponsel lebih dari tiga ponsel dengan nomor operator yang berbeda-beda.

Maraknya akuisisi pelanggan operator akan memicu operator melakukan perang tarif data, karena untuk layanan suara, meskipun tarifnya dimurahkan tetap saja kurang diminati masyarakat Indonesia yang cenderung lebih suka menulis pesan daripada bicara langsung.