Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Ngebuyu, Tradisi 'Membumikan' Bayi Baru Lahir di Lampung

Mengenal Ngebuyu, Tradisi 'Membumikan' Bayi Baru Lahir di Lampung Ngebuyu, Tradisi Asal Lampung Untuk 'Membumikan' Sang Buah Hati. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Kelahiran sosok buah hati menjadi momen yang membahagiakan untuk keluarga, terutama bagi orang tua yang telah lama mendambakan kehadirannya. Seorang bayi akan menjadi generasi penerus yang membawa harapan dan impian kedua orang tuanya, sebab itu kelahirannya patut dirayakan dengan penuh syukur dan kebahagiaan.

Di Indonesia sendiri terdapat sebuah tradisi yang menjembatani rasa syukur terhadap Tuhan atas kelahiran sang bayi, tradisi itu disebut dengan Ngebuyu. Tradisi Ngebuyu hingga saat ini masih dilaksanakan turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya di Lampung.

Simak informasi terkait Tradisi Ngebuyu di Lampung yang telah merdeka.com rangkum berikut ini.

Tradisi Ngebuyu Dilakukan saat Bayi Baru Lahir

Setiap daerah memiliki budaya masing-masing untuk merayakan kelahiran generasi penerusnya. Tak terkecuali Lampung yang memiliki banyak tradisi untuk menyambut kelahiran sang buah hati, salah satunya yakni tradisi Ngebuyu.

Melansir dari kebudayaan.kemendikbud.go.id, masyarakat Lampung Pesisir di wilayah Kalianda Kabupaten Lampung Selatan atau yang biasa disebut dalam bahasa lokal dengan istilah ‘Ulun Lampung Saibatin’ memiliki ritual dalam menyambut kelahiran bayi, ritual atau tradisi tersebut disebut dengan Ngebuyu. Selain Ngebuyu, tradisi ini juga kerap disebut dengan nama Ngabuyu, Kabuyon, Diduayon, Tabur Uang, atau Saweran.

Ngebuyu merupakan tradisi yang dilakukan pada bayi yang baru lahir, yakni paling lama dalam waktu 9 sampai 10 hari setelah kelahirannya. Selama periode tersebut, bayi harus tetap berada di dalam rumah dan tidak boleh dibawa keluar sampai berumur 9 hari, dengan kata lain semua aktivitas bayi harus dilakukan di dalam rumah. Setelah melewati periode 9 hari tersebut, bayi diperbolehkan dibawa keluar dan dapat dibawa mandi ke sungai yang disebut dengan Kabuyon atau Diduayon.

Makna Tradisi Ngebuyu

Tradisi Ngebuyu mengandung makna sebagai proses ‘membumikan’ seorang anak agar memberikan pemahaman pada bayi mengenai lingkungannya, sehingga kelak dapat mengenal dan mencintai tanah kelahirannya.

Mengenal tanah kelahiran merupakan hal yang penting bagi etnis Lampung. Sebab, tanah kelahiran menjadi lambang bagi kejayaan suatu marga atau dalam bahasa Lampung disebut dengan istilah buay. Bagi etnik Lampung Saibatin yang tinggal di wilayah Kalianda, bumi menjadi komponen utama karena merupakan sumber kehidupan bagi manusia.

Tujuan diselenggarakannya tradisi Ngebuyu juga sebagai sarana untuk memberikan kabar kepada seluruh kerabat bahwa ada anggota keluarga baru yang lahir.

Peralatan Tradisi Ngebuyu

Sehari sebelum pelaksanaan tradisi Ngebuyu, persiapan harus dilakukan dengan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk upacara tersebut. Alat-alat upacara meliputi beras kuning, kemiri, uang (baik kertas maupun logam), dan permen.

Dalam prosesi Ngebuyu, diperlukan kumbang teluy atau dalam bahasa Indonesia disebut kembang telur. Untuk membuat kumbang teluy, tuan rumah akan menyiapkan kertas hias berwarna (umumnya merah dan putih), hawi atau bambu, dan lem. Bagian ujung dari kumbang teluy akan ditempatkan dengan foto dan nama bayi yang akan menjalani proses Ngebuyu.

Beras kuning, kemiri, dan uang (baik kertas maupun logam) akan ditempatkan dalam sebuah pasu atau baskom yang sudah dialasi sehelai kain.

Jumlah kemiri yang ditempatkan dalam pasu atau baskom akan berbeda tergantung pada jenis kelamin bayi yang akan menjalani proses Ngebuyu. Untuk bayi perempuan, kemiri yang ditempatkan akan berjumlah 25 buah, sedangkan untuk bayi laki-laki, kemiri yang ditempatkan akan berjumlah 30 buah.

Prosesi Acara Tradisi Ngebuyu

ngebuyu tradisi asal lampung untuk 039membumikan039 sang buah hati

©2023 Merdeka.com/Youtube Malinda Osel

Dikutip dari jurnal “Pendidikan Karakter melalui Tradisi Ngebuyu sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Lampung Pesisir” karya Rinaldo Adi Pratama dkk, sebelum melaksanakan tradisi Ngebuyu, para keluarga, kerabat, dan tetangga terdekat akan diberi kabar terlebih dahulu.

Pelaksanaan Tradisi Ngebuyu biasanya dilakukan pada pagi hari di halaman atau pekarangan tuan rumah yang akan melakukan prosesi tersebut. Prosesi dimulai dengan keluarnya tuan rumah beserta dengan bayinya dari pintu depan rumahnya, kemudian tuan rumah akan memberikan kata sambutan secara singkat untuk mengumumkan nama sekaligus memperkenalkan buah hati mereka kepada masyarakat sekitar.

Ngegabokh

Acara berikutnya adalah Ngegabokh yang dipandu oleh saudara tertua dari anggota keluarga ayah bayi untuk membawa pasu atau baskom berisi beras kuning, kemiri, uang (baik logam dan kertas), serta permen yang sedikit demi sedikit ditaburkan. Ngegabokh biasanya menjadi sesi yang paling ditunggu oleh para tetangga dan kerabat untuk saling berebut mengambil uang yang ditaburkan. 

Sesi terakhir adalah pembagian kumbang teluy kepada tetangga sekitar dilanjut dengan memandikan bayi di sungai  (kabuyon atau diduayon). Namun, kini kabuyon biasanha dilakukan dihalaman rumah dengan memandikan bayi di dalam bak saja.

Bagi masyarakat Lampung Pesisir yang mampu, biasanya dilanjutkan dengan kegiatan marhaban yang juga menggunakan berbagai ornamen khas Lampung, seperti tapis yang dikenakan oleh tetua adat pada saat penggendong bayi akan dibacakan doa oleh penghulu, dan siger yang digunakan sebagai hiasan untuk meletakkan kelaa yang digunakan untuk meletakkan rambut bayi yang telah dicukur.

Ngebuyu mengandung banyak nilai-nilai luhur sehingga perlu dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus bangsa.

(mdk/jen)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.

Baca Selengkapnya
Mengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan

Mengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan

Dari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mandi Kasai, Tradisi Memandikan Sepasang Kekasih Jelang Menikah dari Lubuk Linggau

Mengenal Mandi Kasai, Tradisi Memandikan Sepasang Kekasih Jelang Menikah dari Lubuk Linggau

Ritual mandi sepasang kekasih menjelang pernikahan ini disaksikan langsung oleh kerabat dan teman mereka.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ucapan Selamat Datang Bayi Baru Lahir Bahasa Inggris, Penuh Rasa Syukur

Ucapan Selamat Datang Bayi Baru Lahir Bahasa Inggris, Penuh Rasa Syukur

Menjenguk dan memberi ucapan selamat atas kelahiran bayi sudah jadi tradisi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ngidang-Ngobeng, Tradisi Memuliakan Tamu ala Orang Palembang

Mengenal Ngidang-Ngobeng, Tradisi Memuliakan Tamu ala Orang Palembang

Adab menghormati serta memuliakan tamu itu sudah melekat pada diri orang di Indonesia, mereka dianggap sebagai 'raja'.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Ngamplop saat Jenguk Tetangga Sakit di Sumedang, Uang yang Terkumpul Bisa untuk Beli Kendaraan

Uniknya Tradisi Ngamplop saat Jenguk Tetangga Sakit di Sumedang, Uang yang Terkumpul Bisa untuk Beli Kendaraan

Tradisi ini unik, karena uang sumbangan jenguk bisa untuk membeli kendaraan

Baca Selengkapnya
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.

Baca Selengkapnya
9 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menggendong Bayi Baru Lahir demi Keamanan dan Kenyamanan

9 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menggendong Bayi Baru Lahir demi Keamanan dan Kenyamanan

Menggendong bayi baru lahir membutuhkan perhatian ekstra agar bayi tetap aman dan nyaman di dalam pelukan.

Baca Selengkapnya